Beberapa waktu lalu, tim kami berbagi artikel berjudul Apa yang Perlu Anda Ketahui Tentang Desain Pencahayaan berdasarkan wawasan dari rekan-rekan di Yiqi Industrial Design. Tanggapan para pembaca sangat luar biasa banyak yang merasa terbuka pikirannya dan ingin mengetahui lebih banyak lagi.


Menanggapi antusiasme tersebut, kali ini tim kami menggali lebih dalam tentang kreativitas dalam desain produk. Dari lebih dari 30 teknik desain, kami memilih 8 metode paling menarik dan inspiratif. Mari kita jelajahi bersama satu per satu!


1. Desain Berbasis Tema


Sebelum memulai proses desain, sering kali kami memilih beberapa kata kunci abstrak sebagai fondasi awal, seperti “modis,” “elegan,” “berani,” atau “minimalis.” Kata-kata ini membantu mengarahkan proses brainstorming atau penyusunan mind map yang memperluas cakrawala berpikir kreatif.


Sebagai contoh, dalam seri lampu Bamboo Copter untuk ING oleh Huayi Lighting, kami memilih kata-kata seperti “langit,” “terbang,” “masa kecil,” dan “angin.” Ini langsung mengingatkan pada karakter Doraemon yang kerap mengeluarkan baling-baling bambu dari kantong ajaibnya, mainan yang membawa kita terbang ke langit dan penuh kenangan indah masa kecil.


Dengan mengangkat kenangan emosional tersebut ke dalam bentuk produk pencahayaan, kami menciptakan desain yang tidak hanya estetik dengan bahan premium, tetapi juga sarat emosi dan nostalgia.


2. Desain Emosional


Desain emosional bertujuan membangun koneksi perasaan antara pengguna dan produk, baik melalui fungsi, tampilan, maupun cara kerja produk tersebut. Jika pengguna merasa terhubung secara emosional, produk itu akan meninggalkan kesan mendalam.


Contohnya, lampu lantai IC Lights karya Michael Anastassiades untuk FLOS. Terdiri dari batang logam ramping dan bola bercahaya putih, desainnya sederhana namun puitis. Bola bercahaya menyerupai bulan purnama yang melayang di alam semesta, membangkitkan rasa damai dan kehangatan dalam ruangan.


3. Mutasi Atribut


Metode ini mengubah atribut produk seperti bentuk, warna, tekstur, material, atau proporsi untuk menciptakan sesuatu yang menonjol.


Contohnya, Xiaomi 1s Desk Lamp. Apa yang paling mencolok? Kabel daya merah cerah yang kontras dengan bodi putih polosnya! Kontras ini menciptakan pusat perhatian visual yang unik. Selain itu, tombol kontrolnya dirancang intuitif, cukup tekan atau putar dial untuk menyalakan, meredupkan, atau mengubah suhu warna.


Contoh lainnya adalah lampu BELT dari FLOS yang dipamerkan di Milan. Desain ini menggunakan sabuk kulit asli bukan hanya sebagai penyangga, tetapi juga sebagai penghantar listrik dan tempat sumber cahaya. Sangat inovatif!


4. Desain Berbasis Masalah


Inovasi juga bisa lahir dari mencari masalah dalam produk sehari-hari dan menyelesaikannya secara kreatif.


Bayangkan tirai horizontal (venetian blinds) yang sering dipenuhi debu. Membersihkan setiap bilah satu per satu bisa sangat melelahkan. Namun karena bilahnya seragam dan sejajar, mengapa tidak membuat alat yang bisa membersihkan beberapa sekaligus?


Dengan menggandakan kepala sikat menjadi beberapa baris sejajar, proses membersihkan jadi jauh lebih efisien dan menyenangkan.


5. Fitur Interaktif


Menambahkan unsur interaktif membuat produk terasa hidup dan lebih menarik digunakan.


Ambil contoh lampu Eclisse yang dirancang oleh Vico Magistretti tahun 1965. Terinspirasi dari bentuk helm astronot, lampu ini memiliki dua bola, satu luar dan satu dalam yang dapat diputar. Saat bagian dalam diputar, cahaya yang dipancarkan berubah, menyerupai fenomena gerhana bulan. Inilah keseimbangan antara fungsi dan cerita visual yang memenangkan penghargaan Compasso d’Oro pada tahun 1967.


Ada pula ECLIPSE Lamp yang bentuknya menyerupai kerang laut. Kelopaknya dapat dibuka-tutup untuk mengatur arah dan intensitas cahaya. Kaki logamnya pun bisa diatur ulang, menciptakan suasana berbeda sesuai keinginan pengguna.


6. Umpan Balik yang Intuitif


Umpan balik visual atau taktil membuat produk terasa lebih responsif dan memberi pengguna rasa kontrol.


Contohnya, wastafel futuristik yang menggunakan bola kecil sebagai pengontrol suhu air. Ketika air dingin, warnanya biru; saat panas, warnanya berubah merah. Umpan balik visual ini sangat sederhana namun efektif.


7. Eksperimen Material


Desain hebat tak selalu terpaku pada material konvensional. Kadang, keunikan muncul dari keberanian bereksperimen.


Sebagian besar kap lampu biasanya terbuat dari kaca, akrilik, atau logam. Tapi bagaimana jika kita mencoba bahan yang lebih lembut? Salah satu koleksi kami menggunakan kertas sebagai kap lampu, menciptakan kesan ringan dan puitis. Lampu lainnya memakai kain serat tahan panas yang memberi tekstur seperti tekstil, menghadirkan kesan hangat dan alami.


8. Berpikir Terbalik


Kadang, untuk benar-benar inovatif, kita harus berani mempertanyakan asumsi dasar.


Apa itu sebenarnya lampu meja? Biasanya memiliki alas, lengan, dan kepala lampu. Tapi jika melupakan semua itu dan fokus pada tujuannya, memberi cahaya maka kemungkinan desain menjadi lebih terbuka.


Teknologi OLED fleksibel, misalnya, memungkinkan lampu dibentuk sesuai keinginan: digulung, dilipat, bahkan dibentuk ulang arah cahayanya. Pengguna bebas menentukan intensitas, bentuk, dan arah pencahayaan.


Nah, dari delapan metode di atas, mana yang paling menggugah inspirasi Anda? Apakah Anda tertarik mencoba brainstorming berbasis tema, atau justru ingin melanggar pakem dengan berpikir terbalik?