Cokelat memang camilan yang sulit ditolak, bukan? dengan rasa nya yang lezat.
Tapi pernahkah Anda penasaran bagaimana proses dari kacang kakao yang tumbuh di pohon hingga menjadi cokelat yang lezat? Mari kita bongkar rahasia di balik pembuatan cokelat ini!
Asal Mula Cokelat
Segala kelezatan cokelat ini bermula dari pohon kakao yang tumbuh subur di daerah tropis dekat khatulistiwa. Pohon kakao menghasilkan polong berisi kacang kakao, yang merupakan bahan dasar dari cokelat favorit kita.
Pemetikan dan Fermentasi
Saat polong kakao sudah matang, mereka dipetik dengan hati-hati menggunakan tangan. Kacang-kacangnya kemudian dikeluarkan dan ditempatkan dalam wadah dangkal. Di sinilah proses fermentasi dimulai. Selama beberapa hari, kacang-kacang ini akan mengalami perubahan kimiawi yang mengembangkan rasa dan menghilangkan rasa pahit alami dari kacang kakao.
Pengeringan di Bawah Sinar Matahari
Setelah fermentasi selesai, kacang-kacang tersebut perlu dikeringkan untuk menghilangkan sisa kelembaban. Biasanya, mereka dijemur di bawah sinar matahari, diletakkan di atas papan kayu atau tikar bambu selama 7 hingga 14 hari. Agar kering sempurna, kacang-kacang ini diaduk secara berkala. Setelah kering, barulah kacang-kacang tersebut disortir berdasarkan kualitasnya dan dikirim ke pabrik cokelat.
Panggangan dan Pengelupasan
Di pabrik cokelat, kacang-kacang kering tersebut dipanggang. Langkah ini krusial karena akan memperkuat rasa dan mengubah warna kacang menjadi cokelat gelap yang kita kenal. Proses pemanggangan berlangsung antara 30 menit hingga dua jam pada suhu tinggi (sekitar 121°C). Setelah dipanggang, kacang-kacang tersebut didinginkan dan kulit kerasnya dikupas untuk mendapatkan biji kakao yang siap diolah.
Penggilingan dan Pencampuran
Selanjutnya, kacang kakao ini digiling hingga menjadi pasta tebal yang disebut massa kakao. Di sinilah semuanya mulai menjadi cokelat! Massa kakao ini bisa diolah lebih lanjut menjadi bubuk kakao atau mentega kakao. Untuk menghasilkan cokelat, massa kakao dicampur dengan mentega kakao, gula, dan untuk cokelat susu di campur dengan bubuk susu. Proses conching, yakni pencampuran dan aerasi terus-menerus, memastikan cokelat yang dihasilkan memiliki tekstur yang halus dan creamy.
Penyajian dan Pencetakan
Sebelum cokelat siap disantap, ada satu langkah penting, yaitu tempering. Proses ini melibatkan pemanasan dan pendinginan cokelat ke suhu tertentu, sehingga cokelat memiliki kilau yang indah dan “snap” yang memuaskan saat dipatahkan. Setelah itu, cokelat dicetak sesuai bentuk, mulai dari batangan, koin, hingga bentuk artistik lainnya. Setelah mengeras, cokelat siap dikemas dan dinikmati.
Jenis-Jenis Cokelat
Berdasarkan bahan-bahan yang digunakan, cokelat hadir dalam berbagai varian:
1. Cokelat Hitam: Terbuat dari massa kakao, mentega kakao, dan gula. Semakin tinggi kandungan kakao, semakin pahit rasanya.
2. Cokelat Susu: Mengandung massa kakao, mentega kakao, gula, dan bubuk susu, menjadikannya lebih creamy dan manis.
3. Cokelat Putih: Sebenarnya tidak mengandung padatan kakao, hanya mentega kakao, gula, dan susu. Karena itu, beberapa orang tidak menganggapnya sebagai “cokelat sejati”.
Dari proses panjang yang dimulai dari biji kakao hingga menjadi cokelat yang lezat, ini memang perjalanan menarik, bukan? Jadi, saat Anda menikmati sebatang cokelat, ingatlah bahwa di balik kelezatannya, ada proses panjang dan penuh perhatian yang menjadikannya salah satu camilan paling populer di dunia!