Menyesuaikan penyiraman selama masa dormansi sangat penting untuk memastikan tanaman tumbuh subur dan mencegah pembusukan akar saat musim berikutnya. Masa dormansi adalah fase adaptasi alami bagi tanaman untuk mengatasi perubahan lingkungan, terutama perubahan suhu dan cahaya.


Pada periode ini, metabolisme tanaman melambat, pertumbuhannya hampir berhenti, dan tanaman memasuki fase mirip dengan "istirahat."


Memahami masa dormansi tanaman dan menyesuaikan frekuensi penyiraman sangat penting agar tanaman dapat tumbuh dengan baik di musim berikutnya. Dormansi terkait erat dengan perubahan fisiologis tanaman, yang dipicu oleh kondisi lingkungan seperti musim dingin yang dingin atau musim kering. Banyak tanaman secara alami memasuki fase ini untuk melindungi diri dari stres lingkungan. Pada saat ini, aktivitas akar tanaman menurun, kemampuan mereka untuk menyerap air berkurang, dan pertumbuhan daun atau cabang melambat.


Melanjutkan penyiraman seperti biasa saat tanaman dalam masa dormansi tidak akan mempercepat pertumbuhan, malah dapat menyebabkan masalah seperti pembusukan akar. Hal ini berlaku terutama untuk tanaman sukulen dan kaktus, yang mampu menyimpan banyak air di daun dan batang mereka, cukup untuk mendukung mereka melalui periode kering yang panjang. Selama masa dormansi atau semi-dormansi, penyiraman yang berlebihan justru mengganggu metabolisme air mereka. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengurangi frekuensi penyiraman atau bahkan menghentikan penyiraman sama sekali untuk mencegah akar tertekan oleh air berlebih.


Beberapa tanaman, seperti tanaman yang menjatuhkan dedaunan, juga memasuki masa dormansi. Proses ini membantu mereka mengurangi penguapan air dan menghemat energi. Tanaman semacam ini tidak lagi membutuhkan banyak air karena mereka tidak lagi melakukan transpirasi. Akibatnya, permintaan terhadap air juga menurun secara signifikan. Di iklim dingin, di mana kelembapan tanah menguap lebih lambat, penyiraman terus-menerus justru dapat menyebabkan penumpukan air. Hal ini membuat akar tanaman berada dalam kondisi terlalu lembap, yang dapat menyebabkan kerusakan akibat pembekuan atau pembusukan.


Oleh karena itu, mengurangi penyiraman atau menjaga tanah tetap kering selama masa dormansi sangat penting untuk menjaga tanaman tetap sehat. Tanaman hijau abadi, meskipun tidak menjatuhkan dedaunannya seperti tanaman gugur, juga perlu mengatur kebutuhan air mereka selama dormansi atau semi-dormansi. Meskipun mereka terus mempertahankan daunnya, pertumbuhannya tetap melambat. Penyiraman yang berlebihan dapat menghalangi tanaman untuk bertukar oksigen dengan normal, terutama di musim dingin ketika suhu rendah memperlambat penguapan air dari tanah. Akibatnya, penumpukan air di sekitar akar dapat menyebabkan akar sesak dan berisiko mati.


Untuk tanaman dalam ruangan, dormansi musiman dan manajemen air juga sangat penting. Sebagian besar tanaman dalam ruangan memasuki masa dormansi pada musim gugur dan musim dingin, ketika cahaya berkurang dan suhu turun. Pada masa ini, frekuensi penyiraman perlu disesuaikan agar tidak terjadi penyiraman berlebihan akibat lingkungan dalam ruangan yang stabil. Banyak tanaman berhenti tumbuh hampir sepenuhnya selama dormansi, sehingga akar mereka menyerap lebih sedikit air. Jika Anda terus menyiram tanaman dengan banyak air, tanah akan tetap lembab terlalu lama, yang meningkatkan risiko pembusukan akar atau infeksi jamur.


Dormansi bukan hanya respons terhadap stres lingkungan, tetapi juga merupakan fase di mana tanaman menyimpan energi untuk tahap pertumbuhan selanjutnya. Mengurangi pasokan air selama masa dormansi membantu mencegah stres akibat air berlebih, memungkinkan tanaman untuk memperbaiki akar mereka, menyesuaikan keadaan fisiologis mereka, dan mempersiapkan pertumbuhan yang lebih cepat di musim semi.


Saat dormansi berakhir dan suhu meningkat, metabolisme tanaman secara bertahap kembali normal. Pada saat itu, Anda dapat mulai meningkatkan jumlah penyiraman secara perlahan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan tanaman. Namun, peningkatan penyiraman ini harus dilakukan secara bertahap. Penyiraman yang tiba-tiba dalam jumlah besar dapat mengguncang akar tanaman, menyebabkan kerusakan. Oleh karena itu, pemulihan penyiraman harus dikendalikan dengan hati-hati agar tidak mengganggu adaptasi tanaman terhadap perubahan kadar air.