Lykers, siapa yang nggak terpesona dengan Bulan? Siang malam, dia selalu setia menemani langit kita, memancarkan cahaya yang menenangkan, sekaligus menyimpan banyak misteri.


Sudah lebih dari setengah abad sejak manusia terakhir kali menginjakkan kaki di permukaan Bulan, namun pesona dan daya tariknya belum pudar sedikit pun. Bahkan sekarang, dunia sedang diselimuti oleh semangat baru untuk kembali menginjakkan kaki di sana.


Bayangkan aja, semakin banyak negara dan perusahaan swasta yang berlomba-lomba untuk jadi yang pertama atau yang berikutnya mendarat di Bulan. Yup, balapan ke Bulan kini benar-benar dimulai lagi! Penasaran, siapa yang bakal jadi negara atau perusahaan pertama yang mencatatkan sejarah baru ini? Yuk, kita simak siapa saja yang ikut serta dalam perlombaan luar angkasa ini.


Kembali ke Bulan: Siapa yang Unggul?


Setelah NASA berhasil mengirimkan astronotnya pada misi Apollo 11 tahun 1969, dunia seolah terhenti sejenak untuk merayakan pencapaian luar biasa itu. Namun, setelah itu, misi ke Bulan menjadi lebih jarang. Nah, sekarang ini, teknologi dan semangat eksplorasi manusia sudah berkembang pesat. Bahkan, beberapa negara seperti Tiongkok, India, dan negara-negara Eropa sudah mulai mempersiapkan diri untuk misi Bulan mereka sendiri.



NASA dan Artemis: Kembali ke Bulan


Jelas, Amerika Serikat melalui NASA masih jadi salah satu pemain utama dalam perlombaan ini. Dengan program Artemis, NASA berencana mengirimkan astronot ke Bulan lagi, bahkan lebih dari itu, mereka ingin membangun basis permanen di sana. Artemis I, yang diluncurkan pada 2022, adalah langkah pertama dari misi besar ini. Dalam beberapa tahun ke depan, NASA berencana untuk mengirimkan astronot wanita pertama dan pria pertama berkulit hitam ke permukaan Bulan. Kalau ini berhasil, mereka bakal membuka babak baru dalam eksplorasi luar angkasa!


Tiongkok: Kekuatan Baru dalam Eksplorasi Luar Angkasa


Tiongkok juga nggak mau ketinggalan. Setelah sukses mendaratkan rover Chang'e-4 di sisi gelap Bulan pada 2019, negara tirai bambu ini menunjukkan kalau mereka serius dengan ambisi luar angkasa mereka. Rencananya, Tiongkok akan meluncurkan misi Chang'e-6 yang akan membawa sampel Bulan kembali ke Bumi pada 2024. Namun, tidak hanya sampai situ, mereka juga menargetkan untuk mendirikan stasiun luar angkasa dan kemungkinan misi berawak ke Bulan dalam dekade berikutnya.



India: Misi Ambisius dengan Chandrayaan


India juga tak mau kalah dalam perlombaan ini. Setelah misi Chandrayaan-2 mereka yang sempat menghadapi kendala saat pendaratan di tahun 2019, India tetap optimis dan melanjutkan ambisi mereka untuk mengeksplorasi Bulan. Pada 2023, mereka berhasil mendaratkan rover Vikram di sisi selatan Bulan, yang menjadi pencapaian luar biasa bagi India. Kini, mereka sedang merencanakan misi Chandrayaan-3 yang lebih ambisius, dengan harapan bisa melanjutkan eksplorasi di permukaan Bulan yang lebih jauh.


Perusahaan Swasta: Mengguncang Dunia Luar Angkasa


Nggak hanya negara-negara besar, perusahaan swasta juga mulai terlibat aktif dalam perlombaan ke Bulan. SpaceX, yang dipimpin oleh Elon Musk, sudah banyak dikenal berkat proyek-proyek luar angkasa yang luar biasa. Mereka berencana untuk mengirimkan manusia ke Bulan lewat misi yang disebut "Dear Moon," yang menggunakan pesawat ruang angkasa Starship. Misi ini akan melibatkan seniman dari seluruh dunia untuk mengelilingi Bulan sebelum kembali ke Bumi. Jadi, SpaceX bukan hanya berbicara soal mendaratkan manusia di Bulan, tetapi juga membangun masa depan eksplorasi yang lebih inklusif dan kreatif.


Selain SpaceX, ada juga Blue Origin milik Jeff Bezos yang ingin ambil bagian dalam eksplorasi luar angkasa, dengan pesawat luar angkasa New Shepard yang sudah digunakan untuk wisata luar angkasa suborbital. Walaupun saat ini lebih fokus ke penerbangan suborbital, tidak menutup kemungkinan mereka juga akan terlibat dalam misi Bulan.


Jadi, Siapa yang Akan Menjadi Yang Pertama?


Jika melihat perkembangan yang ada, jawabannya nggak mudah. Banyak faktor yang menentukan siapa yang akan berhasil mendaratkan manusia di Bulan. Teknologi yang lebih canggih, pemilihan astronot yang tepat, dan tentu saja, keberhasilan dalam tahap-tahap sebelumnya adalah hal-hal yang sangat penting. Yang jelas, balapan ke Bulan sudah dimulai, dan kita hanya perlu bersabar untuk melihat siapa yang akan mengukir sejarah selanjutnya.


Apakah itu NASA dengan program Artemis-nya? China yang semakin kuat dengan program Chang'e? Atau mungkin India yang terus maju dengan Chandrayaan-nya? Atau mungkin sebuah perusahaan swasta yang membuat kejutan besar? Satu hal yang pasti, kita sedang hidup di zaman yang penuh dengan kemungkinan luar biasa. Jadi, siapa yang akan jadi yang pertama? Hanya waktu yang akan menjawab!