Dengan perubahan zaman, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi maka semakin banyak transportasi di sekitar kita telah membawa kenyamanan besar bagi kehidupan semua orang.
Seperti mobil di darat, kapal di laut, Pesawat terbang di udara, roket dan pesawat ruang angkasa.
Hari ini, kami telah membuka perjalanan menjelajahi ruang baru melalui transportasi.
Sejarah penggunaan kapal oleh manusia sebagai transportasi hampir sepanjang sejarah peradaban manusia. Dari kano kuno hingga kapal transportasi modern, umumnya telah melalui empat era: era rakit, era berlayar, era kapal mesin uap, dan kapal mesin diesel.
Jika kano kuno adalah tes pendahuluan di lautan, maka saat ini kapal pesiar telah berlayar di lautan. Dalam perubahan historis puluhan ribu tahun ini, manusia secara bertahap menggunakan kebijaksanaan membuat pencapaiannya yang indah.
Semua orang mungkin telah memperhatikan bahwa meskipun kapal terbuat dari baja, namun kapal itu memiliki lubang, dengan demikian kapal dapat mengapung di atas air. Misalnya, toples kosong yang bisa mengapung di atas air.
Benda apa pun akan menerima dua gaya dalam air, yakni satu adalah gravitasinya sendiri, dan yang lainnya adalah daya apung air.
Semakin besar ukuran suatu benda, semakin besar daya apung. Kapal memiliki tubuh besar, tetapi jauh lebih ringan daripada benda padat dengan volume yang sama. Oleh karena itu, daya apung kapal sama dengan gravitasinya sendiri dan secara alami dapat mengapung di atas air.
Kapal dibagi menjadi kapal besar dan kapal kecil. Tapi tidak peduli apa jenis kapal, kapal harus memiliki dek. Dek juga dibagi menjadi lapisan lebih. Umumnya, dek dibagi menjadi tiga lapisan.
Ketiga geladak ini memastikan bahwa terdapat ruang besar di bagian bawah kapal. Bagian ruang ini merupakan rahasia bahwa kapal tidak akan tenggelam.
Kita semua tahu rumus perhitungan daya apung.
Daya apung sama dengan gravitasi ekskresi cairan benda. Ketika kapal memasuki air, berat cairan lebih besar dari beratnya sendiri, yang berarti daya apung lebih besar dari gravitasi.
Selama berat badan kapal tidak melebihi daya apung, maka kapal tidak akan pernah tenggelam.
Lapisan geladak yang kosong mengurangi berat kapal, dan juga cadangan bagian dari daya apung untuk memastikan bahwa setelah kapal dimuat dengan kargo, itu tidak akan menenggelamkan bagian bawah hanya karena terjadinnya perubahan gravitasi.
Alasan mengapa kapal tidak bisa tenggelam di permukaan adalah efek umum dari gravitasi dan daya apung. Arah gravitasi turun, dan arah daya apung ke atas.
Badan kapal juga disebut " jantung mengambang", yang merupakan titik di mana daya apung semua badan dikumpulkan. Kapal yang stabil umumnya berada di bawah pusat gravitasi, dan keduanya berada pada garis horizontal vertikal yang sama.
Namun, Mengapa perahu tidak tenggelam saat ketika permukaan laut tidak tenang dan diterpa oleh ombak yang membuat kapal miring ke samping? ini dikarenakan volume, bentuk, pusat gravitasi pada kapal tidak berubah.
Saat kapal dimiringkan ke samping, pusat daya apung kapal akan berbeda yang mengakibatkannya berbelok ke samping.
Pada saat ini, pusat gravitasi dan pusat daya apung tidak berada pada garis horizontal vertikal yang sama. Gravitasi dan daya apung akan bersama kapal berada pada kemiringan. Inilah sebabnya mengapa kapal-kapal bergetar, tetapi mereka tidak akan pernah jatuh.