Pentingnya kawasan konservasi alam dan area-area yang dilindungi dalam melestarikan keragaman hayati tidak bisa dianggap remeh.


Sebuah laporan yang dirilis oleh Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) dan Persatuan Konservasi Dunia (IUCN) menyoroti kemajuan signifikan dalam perluasan kawasan konservasi, namun masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk memastikan efektivitas dan keberlanjutannya.


Laporan tersebut mencatat bahwa, selama dekade terakhir, komunitas internasional telah berhasil menambahkan 42% area yang dilindungi baru. Meskipun ini memenuhi target global terkait luas area yang dilindungi, masih banyak tantangan yang harus diatasi, terutama terkait dengan kualitas kawasan-kawasan tersebut. Saat ini, sekitar 22,5 juta kilometer persegi (16,64%) dari total kawasan konservasi alam yang tercatat di dunia mencakup ekosistem daratan dan perairan dalam, sementara 28,1 juta kilometer persegi (7,74%) terdiri dari perairan pantai dan lautan.


Secara global, sekitar 65,5% dari area-area kritis untuk keanekaragaman hayati daratan dan laut sudah sebagian atau sepenuhnya ditetapkan sebagai kawasan konservasi alam dan area perlindungan. Rata-rata, sekitar 62,6% dari area kritis keanekaragaman hayati di negara atau daerah tertentu sudah dilindungi secara penuh atau sebagian. Namun, meskipun jumlah kawasan yang dilindungi terus meningkat, laporan tersebut mengungkapkan bahwa masih kurang momentum untuk menetapkan lebih banyak kawasan yang dilindungi.


Sejak 2010, jaringan kawasan konservasi alam dan area perlindungan telah semakin mencakup berbagai tipe ekosistem di seluruh dunia. Dari 821 ecoregion daratan, 44,5% telah memenuhi target 17%, sementara 47,4% dari 232 ecoregion laut telah memenuhi target 10%. Meskipun ini adalah pencapaian yang patut diapresiasi, masih banyak yang harus dilakukan untuk memastikan bahwa kawasan-kawasan ini dikelola secara efektif dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat dan planet ini.Salah satu tantangan utama adalah meningkatkan kualitas kawasan yang dilindungi. Banyak area yang telah ditetapkan sebagai kawasan konservasi membutuhkan pengelolaan yang lebih baik dan lebih adil agar dapat berfungsi secara optimal. Laporan ini menyoroti pentingnya melindungi area yang masih utuh dan mengembalikan ekosistem yang terdegradasi, sehingga dapat menciptakan jaringan alam yang lebih kuat. Jaringan ini tidak hanya dapat membantu menghentikan dan membalikkan kerugian keragaman hayati, tetapi juga menjaga layanan ekosistem yang penting, membantu masyarakat beradaptasi dengan perubahan iklim, dan mengurangi risiko wabah pandemi di masa depan.


Inisiatif Dekade Restorasi Ekosistem Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang dimulai pada Hari Lingkungan Hidup Sedunia pada 5 Juni 2021, bertujuan untuk memperkuat upaya yang telah dicapai dalam memperluas jaringan kawasan konservasi alam dan area perlindungan. Area-area yang sedang dalam tahap restorasi kemungkinan akan ditambahkan ke dalam jaringan ini, memastikan bahwa manfaat restorasi dapat dipertahankan dalam jangka panjang.


Data IUCN menunjukkan bahwa sekitar 15% dari total area lahan di dunia dianggap sebagai lahan yang dilindungi, sementara 10% dari total perairan dunia juga telah dilindungi. Meskipun angka-angka ini menunjukkan kemajuan, beberapa area yang sangat penting untuk keragaman hayati masih tidak termasuk dalam kawasan yang dilindungi. Oleh karena itu, diperlukan tindakan mendesak untuk melindungi area-area ini.


Negara-negara perlu bekerja sama untuk menetapkan lebih banyak kawasan yang dilindungi, dan yang tidak kalah penting adalah memastikan kawasan-kawasan tersebut dikelola dengan cara yang efektif dan adil. Kolaborasi antara pemerintah, komunitas lokal, dan pemangku kepentingan lainnya sangat diperlukan untuk mengatasi penyebab-penyebab mendasar dari kerugian keragaman hayati dan mendukung mata pencaharian yang berkelanjutan.


Meskipun ada kemajuan dalam memperluas jaringan kawasan konservasi alam dan area yang dilindungi di seluruh dunia, masih banyak yang perlu dilakukan untuk memastikan bahwa kawasan-kawasan ini dapat berfungsi secara efektif. Negara-negara harus bekerja sama untuk menetapkan lebih banyak area yang dilindungi, mengelolanya dengan efektif, dan memastikan keberlanjutan jangka panjang dari upaya-upaya konservasi ini. Hanya dengan cara ini kita dapat melindungi keanekaragaman hayati dan memastikan masa depan yang lebih baik bagi seluruh planet ini.