Kopenhagen, yang baru-baru ini dianugerahi gelar Ibukota Arsitektur Dunia 2023 oleh UNESCO, kini berdiri sebagai contoh utama desain urban yang berkelanjutan dan inovatif.


Dikenal dengan kualitas hidup yang tinggi dan perencanaan kota yang ramah lingkungan, kota ini telah berkembang menjadi pusat global bagi arsitektur dan inovasi.


Sebagai tuan rumah Kongres Arsitek UIA World, Kopenhagen semakin memperkokoh posisinya sebagai pusat keunggulan desain dunia. Namun, apa yang membuat Kopenhagen begitu istimewa? Mari kita lihat lebih dekat perjalanan transformasi kota ini, mulai dari perencanaan urban visioner hingga ruang publik ikonik.


Transformasi Urban yang Berfokus pada Manusia


Kisah arsitektur Kopenhagen adalah cerita tentang perubahan dan penyesuaian. Pada pertengahan abad ke-20, seperti banyak kota Eropa lainnya, Kopenhagen memprioritaskan pembangunan jalan raya dan desain urban modernis. Namun, keterbatasan anggaran dan perubahan prioritas kota mengarah pada fokus baru: perencanaan urban yang berfokus pada manusia.


Perubahan besar terjadi pada 1962, ketika Kopenhagen mengubah jalan utama yang terkenal, Strøget, menjadi zona pejalan kaki. Meskipun banyak yang meragukan keberhasilan konsep ini, mengingat cuaca dingin yang sering melanda kota, keputusan ini justru memicu perubahan signifikan. Dalam setahun, jumlah pejalan kaki meningkat 35%. Pada 2005, area pejalan kaki di Kopenhagen berkembang tujuh kali lipat. Pendekatan ini, yang dipimpin oleh arsitek Jan Gehl, menekankan pentingnya menciptakan ruang yang mendukung interaksi sosial dan kehidupan kota sehari-hari.


Ruang Publik: Tempat Berkembangnya Komunitas


Ruang publik di Kopenhagen memainkan peran penting dalam kehidupan kota. Jalanan, taman, dan alun-alun bukan hanya tempat transit, tetapi juga ruang bagi orang untuk berkumpul, berinteraksi, dan merayakan keberagaman. Bersepeda, misalnya, telah menjadi bagian dari identitas kota ini, berkat jaringan jalur sepeda yang luas dan terhubung. Sekitar 40% penduduk Kopenhagen menggunakan sepeda setiap hari, menjadikan transportasi yang lebih sehat dan ramah lingkungan sebagai bagian dari budaya kota. Fenomena ini mendukung apa yang disebut urbanis Jane Jacobs sebagai "mata di jalan," di mana pejalan kaki dan pengendara sepeda menciptakan lingkungan yang lebih aman dan hidup. Kopenhagen dengan cermat merancang ruang untuk mendukung interaksi sosial, menciptakan atmosfer yang lebih inklusif dan menyenangkan.


Pemulihan Waterfront yang Mengagumkan


Salah satu contoh paling menarik dari inovasi urban Kopenhagen adalah pemulihan pelabuhan kota. Dulu kawasan industri, kini kawasan waterfront Kopenhagen telah diubah menjadi ruang publik yang menarik dan ramah lingkungan. Proyek-proyek seperti Kopenhagen Harbor Bath, yang dirancang oleh BIG+JDS, dan Kalvebod Waves, yang berbentuk papan jalan patung, menunjukkan bagaimana kawasan yang dulunya terabaikan kini menjadi tempat yang dapat dinikmati oleh penduduk dan pengunjung. Proyek-proyek ini tidak hanya mendefinisikan estetika kota, tetapi juga menghubungkan masyarakat dengan alam, menciptakan ruang rekreasi baru di tengah perkotaan yang sibuk.


Alun-Alun yang Merepresentasikan Pembaharuan


Alun-alun di Kopenhagen juga mencerminkan perhatian besar terhadap ruang publik. Israels Plads, misalnya, telah mengalami transformasi besar. Dulunya merupakan pasar terbuka bersejarah, kemudian berubah menjadi area parkir yang sepi, dan akhirnya diremajakan pada 2014. Kini, alun-alun ini menjadi ruang hidup dengan fasilitas parkir bawah tanah, playground, dan zona aktivitas yang ramai. Superkilen, sebuah taman yang dibangun untuk merayakan multikulturalisme kota, juga merupakan contoh lain. Taman ini menggabungkan elemen-elemen dari seluruh dunia—dari objek, tekstur, hingga warna, sebagai simbol keberagaman dan inklusivitas yang menjadi ciri khas Kopenhagen.


Ruang Komunitas dengan Fungsionalitas Unik


Kopenhagen juga menunjukkan bagaimana fungsi dan komunitas bisa digabungkan melalui proyek-proyek seperti Park 'n' Play dari JAJA Architects. Sebuah struktur parkir dengan fasad hijau dan playground di atap, menjadikan ruang publik ini lebih dari sekadar tempat parkir. Proyek lain yang menonjol adalah CopenHill oleh BIG Architects, sebuah pabrik pembangkit listrik yang diubah menjadi tempat bermain ski dan dinding panjat. Proyek ini menantang konsep keberlanjutan dan rekreasi, menawarkan pandangan baru tentang bagaimana infrastruktur dapat mengintegrasikan kehidupan sehari-hari dengan aktivitas yang menyenangkan.


Sorotan Arsitektur 2023


Penunjukan Kopenhagen sebagai Ibukota Arsitektur Dunia 2023 memicu sejumlah kegiatan penting sepanjang tahun. Kongres Arsitek UIA World menarik ribuan profesional global untuk mendiskusikan masa depan desain yang berkelanjutan dan inklusif. Festival Arsitektur Kopenhagen dan DAC Architecture Run mengeksplorasi tema-tema penting melalui tur dan acara budaya, sementara Pusat Arsitektur Denmark meluncurkan pameran permanen yang menelusuri sejarah arsitektur Denmark, dari era Viking hingga karya-karya kontemporer.


Kopenhagen menunjukkan bahwa sebuah kota tidak perlu memiliki jalan raya yang luas atau gedung pencakar langit yang megah untuk menjadi luar biasa. Dengan fokus pada perencanaan yang berfokus pada manusia, keberlanjutan, dan ruang publik yang inovatif, Kopenhagen telah menjadi contoh utama bagi kota-kota lain yang ingin mencapai masa depan yang lebih seimbang dan inklusif.