Misi untuk menilai populasi beruang kutub di tenggara Greenland dimulai dengan harapan yang sederhana. Tujuan awalnya adalah untuk memonitor keberadaan beruang kutub yang telah dikenal di sepanjang pantai pulau tersebut.
Namun, ekspedisi Laidre malah menghasilkan penemuan yang luar biasa: sebuah subpopulasi beruang kutub yang sepenuhnya baru, berkembang di fjord-fjord terpencil di tenggara Greenland.
Penemuan ini sangat mengejutkan, mengingat selama ini daerah tersebut tidak dianggap sebagai habitat beruang kutub. Keberadaan beruang kutub di wilayah tersebut pertama kali diungkapkan oleh para pemburu pribumi lokal. Meskipun mereka sering melaporkan melihat beruang kutub di daerah itu, informasi tersebut sebagian besar diabaikan oleh para pemburu dan ilmuwan. Namun, berkat kerjasama dengan masyarakat lokal, Dr. Laidre dan timnya berhasil menelusuri dan memverifikasi temuan tersebut.
Habitat Tak Biasa di Fjord-Fjord
Beruang kutub yang ditemukan di tenggara Greenland ini hidup di fjord-fjord yang dalam dan sempit, yang dikelilingi oleh gunung-gunung yang menjulang tinggi. Ini sangat berbeda dengan gambaran habitat beruang kutub yang sering diasosiasikan dengan es laut yang luas di kawasan Arktik. Tanpa adanya es laut yang stabil di wilayah ini, beruang kutub di tenggara Greenland terpaksa beradaptasi dengan lingkungan yang sangat berbeda. Mereka bergantung pada es gletser yang terbentuk di atas air tawar, dan berburu anjing laut yang hidup di area tersebut.
Meskipun wilayah ini memiliki medan yang terjal dan es laut yang sangat terbatas, beruang kutub ini berhasil bertahan hidup. Keberadaan mereka yang tergantung pada gletser dan lingkungan yang sangat khas ini menunjukkan betapa fleksibelnya spesies ini dalam menghadapi perubahan iklim yang mempengaruhi habitat tradisional mereka.
Jejak Perilaku Beruang Kutub
Melacak perilaku beruang kutub di wilayah ini mengungkapkan lebih banyak kejutan. Beruang kutub yang hidup di tenggara Greenland cenderung sangat terlokalisasi, bergerak di dalam fjord-fjord tempat tinggal mereka atau berpindah di antara fjord-fjord terdekat. Dengan bantuan kerah radio, Dr. Laidre dan timnya dapat memantau pergerakan beruang-beruang ini. Mereka menyaksikan beruang mendaki gletser dan gunung, bergerak melintasi lapisan es dengan kecepatan yang mengagumkan. Beberapa beruang bahkan melangkah keluar ke es timbulan yang membentuk lapisan di sekitar fjord, meskipun perjalanan semacam ini berisiko karena es tersebut bergerak dengan cepat dan tidak stabil.
Perilaku ini menunjukkan adaptasi luar biasa yang memungkinkan beruang kutub ini untuk bertahan hidup meski lingkungan mereka sangat berbeda dengan wilayah lain yang mereka huni. Walau begitu, tantangan tetap ada. Es yang terbentuk di gletser ini sering kali tidak stabil, dan beruang kutub harus menghadapinya dengan hati-hati dan keterampilan luar biasa.
Isolasi Genetik dan Keunikan
Analisis genetik mengungkapkan temuan yang paling menakjubkan dari semua: beruang kutub yang hidup di tenggara Greenland ini memiliki pola genetik yang sangat terisolasi dari populasi beruang kutub lainnya. Hasil pengujian DNA menunjukkan bahwa kelompok ini telah berkembang terpisah selama lebih dari 200 tahun, menjadikan mereka sebagai subpopulasi beruang kutub yang paling genetik berbeda di dunia. Temuan ini sangat signifikan, karena menunjukkan adanya spesiasi yang sangat terbatas, di mana subpopulasi beruang kutub di wilayah ini telah beradaptasi dengan lingkungan yang sangat spesifik.
Pada tahun 2024, Kelompok Spesialis Beruang Kutub mengonfirmasi status ini dan menetapkan bahwa beruang kutub di tenggara Greenland merupakan subpopulasi ke-20 beruang kutub di dunia. Pengakuan ini tidak hanya penting untuk ilmu pengetahuan, tetapi juga memiliki dampak besar terhadap upaya konservasi beruang kutub, mengingat status unik mereka di dunia satwa liar.
Dampak Penemuan ini
Penemuan baru ini memberikan wawasan penting tentang kemampuan adaptasi beruang kutub. Meskipun penemuan ini sangat menarik, Dr. Laidre memperingatkan bahwa keberadaan subpopulasi ini bukanlah solusi terhadap tantangan yang dihadapi oleh beruang kutub akibat perubahan iklim. Es laut yang terus mencair akibat pemanasan global masih menjadi ancaman utama bagi kelangsungan hidup spesies ini. Meskipun habitat gletser yang unik di tenggara Greenland mungkin dapat memberikan petunjuk tentang wilayah-wilayah lain yang dapat didiami oleh beruang kutub dalam jangka panjang, hal tersebut bukanlah solusi permanen bagi kelangsungan hidup mereka.
Penemuan ini menyoroti betapa banyak yang masih harus kita pelajari tentang dunia alam dan pentingnya menjaga kelestarian habitat satwa liar. Penemuan yang tak terduga ini mengingatkan kita akan pentingnya upaya konservasi yang lebih luas untuk melindungi beruang kutub dan habitat mereka. Para ilmuwan berharap, dengan terus menjaga pikiran terbuka dan melakukan eksplorasi yang lebih mendalam, kita dapat menemukan lebih banyak lagi keajaiban alam yang akan memperdalam pemahaman kita tentang spesies-spesies yang terancam punah ini.