Lykkers pasti pernah mendengar tentang hewan purba yang telah punah, seperti dinosaurus yang hanya dapat kita lihat melalui film atau buku sejarah.


Namun, tahukah Anda bahwa ada hewan purba yang masih bertahan hingga sekarang dan bahkan hidup di Indonesia? Ya, hewan tersebut adalah trenggiling, atau dikenal secara ilmiah sebagai "Manis javanica."


Meski telah ada sejak ratusan juta tahun lalu, trenggiling masih bisa ditemukan di beberapa wilayah di Indonesia.


Kenalan dengan Trenggiling, Si "Pemakan Serangga"


Trenggiling mungkin bukan hewan yang sering terlihat, tetapi bentuknya yang unik membuatnya menarik untuk dikenali. Tubuhnya dilapisi sisik keras yang berfungsi sebagai pelindung alami. Saat merasa terancam, trenggiling akan menggulung tubuhnya seperti bola untuk melindungi bagian-bagian tubuh yang rentan dari serangan predator. Tak heran jika hewan ini sering dijuluki "hewan bola" karena kemampuannya menggulung diri dengan sangat rapat.


Trenggiling merupakan hewan pemalu dan aktif di malam hari. Mereka adalah pemakan serangga, terutama semut dan rayap, yang menjadi makanan favoritnya. Dengan cakar panjang dan kuat, trenggiling dapat dengan mudah menggali tanah untuk mencari makanan. Jenis trenggiling di Indonesia, seperti "Manis javanica," memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem hutan tropis karena membantu mengendalikan populasi semut dan rayap yang bisa merusak vegetasi.


Trenggiling di Indonesia yang Masih Bertahan dan Terancam Punah


Di Indonesia, trenggiling dapat ditemukan di pulau Jawa, Sumatra, dan Kalimantan. Meski tersebar di berbagai wilayah, populasinya terus menurun. Penyebab utamanya adalah perburuan liar. Sisik trenggiling yang keras sering digunakan untuk bahan kerajinan atau produk kosmetik. Selain itu, daging trenggiling dianggap sebagai makanan eksotis dengan nilai jual tinggi.


Populasi trenggiling di Indonesia masuk dalam kategori spesies yang terancam punah, bahkan sebagian telah dinyatakan kritis. Meskipun hewan ini dilindungi oleh hukum, perburuan ilegal masih marak terjadi. Pemerintah dan pihak berwenang telah berupaya memberantas perdagangan satwa liar ini, tetapi tantangannya tetap besar. Selain perburuan, kerusakan habitat akibat deforestasi dan alih fungsi lahan juga menjadi ancaman serius bagi keberlangsungan spesies ini.


Fakta Unik Trenggiling yang Wajib Lykkers Ketahui


1. Kulit Sisik yang Kuat


Trenggiling memiliki sisik keras yang terbuat dari keratin, mirip dengan kuku manusia. Sisik ini berfungsi sebagai perlindungan tubuh dari serangan predator. Ketika terancam, trenggiling akan menggulung diri hingga hanya sisik kerasnya yang terlihat.


2. Pengendali Populasi Rayap


Trenggiling memiliki lidah panjang dan lengket yang digunakan untuk mencari semut atau rayap di dalam tanah. Kemampuan ini membuat mereka menjadi pengendali serangga yang efektif, sehingga berperan dalam menjaga keseimbangan ekosistem.


3. Reproduksi yang Lambat


Trenggiling hanya melahirkan satu anak setiap dua tahun sekali. Proses reproduksi yang lambat ini membuat populasi mereka rentan terhadap ancaman kepunahan.


4. Peran Ekologis yang Vital


Dengan menggali tanah untuk mencari makanan, trenggiling membantu aerasi tanah dan meningkatkan kualitas ekosistem. Kontribusi ini penting untuk menjaga kesehatan hutan tropis di habitatnya.


5. Kemampuan Menggali yang Luar Biasa


Trenggiling dapat menggali tanah dalam waktu singkat menggunakan cakarnya yang tajam dan kuat. Kemampuan ini tidak hanya membantu mereka mencari makanan, tetapi juga melindungi diri dari predator.


Upaya Konservasi Trenggiling


Berbagai langkah telah dilakukan untuk melindungi trenggiling, termasuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya melestarikan satwa ini. Pemerintah dan organisasi konservasi juga menciptakan kawasan perlindungan untuk menjaga habitat trenggiling, meski tantangan tetap besar. Sebagai individu, Lykkers dapat berperan dalam konservasi dengan tidak membeli produk berbahan dasar trenggiling dan menyebarkan informasi tentang pentingnya melindungi hewan ini. Dengan langkah-langkah kecil, kita dapat memastikan keberlangsungan trenggiling untuk generasi mendatang.


Trenggiling mungkin jarang menjadi sorotan, tetapi perannya dalam ekosistem sangat penting. Hewan purba ini, yang telah hidup sejak ratusan juta tahun lalu, masih bertahan di hutan tropis Indonesia meski terancam punah. Mari kita bersama menjaga kelestarian trenggiling agar tetap bisa menggulung diri dalam pelindung alaminya yang unik, bukan dalam ancaman kepunahan.