Meskipun lingkungan kita sangat berbeda, orang tertarik pada lumba-lumba , berenang bersama mereka dan mempelajari tentang mereka. Koneksi ini mungkin berasal dari banyak kesamaan kita. Lumba-lumba, seperti manusia, memiliki otak yang besar relative dengan ukuran tubuh mereka dan membentuk kelompok sosial dengan ikatan kuat yang langgeng. Mereka dikenal karena perilaku kerjasama mereka dan kemampuan bekerja bersama sebagai sebuah tim. Untuk lebih memahami mengapa lumba-lumba berperilaku seperti itu, kami berkonsultasi dengan para ahli dan melakukan penelitian mengenai wawasan terbaru. Teruskan membaca untuk mengungkap alasan-alasan menarik di balik tindakan mereka.


1. Lumba-lumba Kemungkinan Saling Memanggil dengan Nama


Lumba-lumba dikenal memiliki “whistle tanda tangan” suara unik yang dibuat setiap individu untuk mengidentifikasi dirinya sendiri. Whistle ini berbeda satu sama lain, dan lumba-lumba lain bisa mengenali dan meresponsnya. Penelitian dari Laela Sayigh, seorang spesialis komunikasi lumba-lumba di Institusi Oceanografi Woods Hole, menunjukkan bahwa ketika lumba-lumba botol-liar liar liar mendengar sebuah whistle dari teman dekat, mereka lebih cenderung untuk meresponsnya. Whistle tanda tangan ini mulai terbentuk sekitar enam bulan usia, dan yang menarik, lumba-lumba juga dapat meniru whistle satu sama lain untuk berkomunikasi atau memperoleh perhatian individu tertentu. Karena lumba-lumba hidup dalam kelompok besar dan terhubung, kemampuan untuk mengenali individu sangat penting untuk menjaga hubungan sosial jangka panjang. Penelitian menunjukkan bahwa lumba-lumba bahkan dapat mengingat whistle tanda tangan mantan teman mereka puluhan tahun setelah pertemuan terakhir mereka.


2. Lumba-lumba Memiliki Kepribadian Unik


Lumba-lumba, seperti manusia, menampilkan berbagai kepribadian. Individu yang lebih berani cenderung memainkan peran yang lebih sentral dalam kelompok sosial mereka, membentuk hubungan yang lebih kuat dibandingkan dengan lawan mereka yang lebih pemalu. Selain itu, sebuah studi tentang lumba-lumba botol-liar liar liar menunjukkan bahwa sifat-sifat kepribadian ini tetap stabil sepanjang hidup lumba-lumba. Baik itu pemalu atau ekstrovert, lumba-lumba mempertahankan sifat-sifat ini dari bayi hingga dewasa. Perilaku yang konsisten ini membantu lumba-lumba menavigasi struktur sosial yang kompleks dengan memahami bagaimana berbagai kepribadian berinteraksi dan membentuk hubungan.


3. Lumba-lumba Berkomunikasi Melalui Sentuhan


Lumba-lumba bergantung pada lebih dari sekadar suara untuk berkomunikasi. Mereka tidak menghasilkan vokalisasi melalui mulut mereka, tetapi melalui blowhole mereka menggunakan kantung udara yang saling terhubung. Yang menarik, lumba-lumba tidak mengandalkan telinga mereka untuk mendengar di bawah air. Sebaliknya, mereka mendengarkan melalui getaran di rahang mereka, yang mentransmisikan informasi ke otak mereka.


4. Lumba-lumba Menggunakan Alat Bantu


Lumba-lumba tidak hanya cerdas. mereka adalah penyelesaian masalah yang inovatif, menggunakan alat bantu untuk membantu mereka dalam lingkungan alam mereka. Satu contoh menarik dari penggunaan alat bantu lumba-lumba berasal dari sekelompok lumba-lumba di Australia yang mempraktikkan menypon. Lumba-lumba ini mengenakan spons laut di paruh mereka untuk melindungi diri saat mencari makan di dasar laut. Dalam satu contoh penggunaan alat bantu lainnya, lumba-lumba telah diamati menggunakan cangkang siput laut untuk menjebak mangsa. Mereka menyelipkan paruh mereka ke dalam bukaan cangkang, lalu mengangkatnya di atas air untuk mengocok isinya, menunjukkan kreativitas dan daya adaptasi mereka. Perilaku ini merupakan bukti bahwa lumba-lumba memiliki kemampuan untuk berinovasi dan beradaptasi dengan cara yang seringkali unik bagi individu dalam sebuah kelompok, memperlihatkan kecerdasan dan keterampilan pemecahan masalah mereka yang mengesankan.


5. Lumba-lumba Berkolaborasi dengan Manusia


Lumba-lumba di berbagai belahan dunia telah belajar bekerja dengan manusia, terutama dalam kegiatan penangkapan ikan. Di wilayah seperti Spanyol dan Italia, lumba-lumba berenang di sekitar peternakan ikan, membantu menggiring ikan yang berkumpul di dekat rakit kerang atau kerang laut terapung. Mereka juga bekerja sama satu sama lain untuk mencuri ikan dari jaring, dan sepertinya lebih suka berhubungan dengan lumba-lumba lain yang menggunakan teknik pemberian makan yang serupa. Perilaku pembelajaran sosial ini memungkinkan lumba-lumba untuk berbagi strategi sukses dengan teman-teman mereka. Lumba-lumba menyelam untuk menunjukkan di mana ikan berada, membantu manusia mengetahui di mana melempar jaring mereka. Begitu jaring dilemparkan, lumba-lumba memanfaatkan ikan yang bingung yang mampu melarikan diri, memperoleh manfaat dari tangkapan tersebut juga.