Sungai Kuning, yang sering disebut sebagai "Sungai Ibu" Tiongkok, telah menjadi saksi perjalanan panjang peradaban manusia. Sungai ini tidak hanya menjadi tempat lahirnya banyak masyarakat purba, tetapi juga menjadi kekuatan alam yang sangat merusak.
Selama berabad-abad, Sungai Kuning menyuburkan masyarakat awal dengan tanah subur, tetapi juga membawa kehancuran dengan banjir besar dan perubahan alirannya yang sering. Berikut adalah 9 fakta menarik yang mungkin belum Anda ketahui tentang Sungai Kuning!
1. Sungai Kelima Terpanjang di Dunia — Dari Arus Deras hingga Aliran Keruh
Sungai Kuning adalah sungai terpanjang kedua di Tiongkok dan urutan keenam di dunia, dengan panjang mencapai 5.464 kilometer (3.398 mil). Meskipun panjangnya luar biasa, Sungai Kuning memiliki aliran yang relatif kecil dibandingkan dengan sungai besar lainnya, menduduki peringkat di bawah seratus besar dunia dalam hal debit air. Yang unik dari Sungai Kuning adalah alirannya yang menurun drastis seiring perjalanannya, dari arus yang kuat menjadi aliran yang keruh dan lambat.
2. Tempat Lahir Peradaban Tiongkok
Sungai Kuning dikenal sebagai Sungai Ibu dan Tempat Lahir Peradaban Tiongkok karena telah lama menjadi pusat masyarakat Tiongkok kuno. Bukti arkeologi menunjukkan bahwa lembah Sungai Kuning bagian bawah adalah tempat berkembangnya peradaban Tiongkok awal. Komunitas kuno berkembang di sekitar Zhoukoudian (dekat Beijing) dan Sanmenxia (di sepanjang Sungai Kuning). Di sekitar Zhengzhou, dinasti pertama Tiongkok, yakni Dinasti Xia (2100–1600 SM) dan Dinasti Shang (1600–1046 SM), pertama kali muncul, dengan ibu kota di Luoyang dan Anyang. Xi'an, yang terletak strategis di anak Sungai Kuning, menjadi ibu kota berbagai dinasti besar dari Dinasti Qin (221–206 SM) hingga Dinasti Tang (618–907). Selama lebih dari 3.000 tahun, Lembah Sungai Kuning menjadi pusat politik, ekonomi, dan budaya Tiongkok.
3. Sungai Dengan Lumpur Tertinggi di Dunia
Sungai Kuning terkenal dengan warna kuning khasnya, yang berasal dari kandungan lumpur yang sangat tinggi. Setiap tahun, Sungai Kuning membawa 1,6 miliar ton loess (tanah berdebu) dari Dataran Loess, menjadikannya sungai dengan kandungan sedimen terbanyak di dunia. Penumpukan lumpur ini membuatnya dijuluki Zhuohe atau Sungai Berair Keruh.
4. Air Terjun Terbesar "Kuning" di Dunia — Air Terjun Hukou
Air Terjun Hukou, yang terletak di hulu Sungai Kuning, adalah air terjun kuning terbesar di dunia. Ini juga merupakan air terjun terbesar kedua di Tiongkok setelah Air Terjun Huangguoshu. Air terjun ini dinamakan Hukou, yang berarti Mulut Ketel, karena bentuk dasar sungai yang mirip dengan ceret. Air terjun ini memiliki ketinggian 15 meter (50 kaki) dan lebar 30–50 meter (100–160 kaki), yang bervariasi tergantung pada musim.
5. Kapal yang Berlayar di Atas Tanah — Sungai yang Menentang Hukum Alam
Berbeda dengan kebanyakan sungai lainnya, Sungai Kuning memiliki fenomena unik di mana sungai ini mengalir lebih tinggi daripada daratan sekitarnya. Selama berabad-abad, penumpukan sedimen di sepanjang tepian sungai dan pembangunan tanggul berturut-turut telah mengangkat dasar sungai hingga 10 meter (33 kaki) di atas kota dan lahan pertanian di sekitarnya. Fenomena ini membuat Sungai Kuning dijuluki Sungai Menggantung, dan menjadi satu-satunya sungai di dunia tempat kapal bisa berlayar di atas tanah.
6. "Duka Tiongkok" — Sungai yang Menghancurkan
Sungai Kuning telah lama dijuluki Duka Tiongkok karena banjirnya yang sering dan menghancurkan. Penumpukan sedimen di dasar sungai menyebabkan sungai ini terus naik, sering menyebabkan banjir besar. Antara 602 SM hingga 1946, Sungai Kuning meluap sebanyak 1.593 kali, yang menyebabkan jutaan orang meninggal akibat tenggelam, penyakit, dan kelaparan.
7. Lebih Dari 20 Kali Pergantian Aliran — Dari Tianjin ke Shanghai
Sepanjang sejarahnya yang panjang, Sungai Kuning telah berubah alirannya lebih dari 20 kali. Dulunya sungai ini bermuara di Laut Bo dekat Tianjin dan Beijing, namun dalam 1.000 tahun terakhir, mulut sungai ini bergeser 200 kilometer ke selatan. Kadang-kadang, sungai ini bahkan mengalir ke anak-anak Sungai Yangtze, seperti yang terjadi pada tahun 1947 ketika sungai ini mengalir ke Laut Tiongkok Timur dekat Shanghai, 600 kilometer lebih selatan dari muara sungai saat ini. Pergeseran aliran yang dramatis ini sering kali menyebabkan kehancuran besar.
8. Mulai Mengering Setiap Tahun Sejak 1972
Sejak tahun 1972, bagian hilir Sungai Kuning mulai mengering sepenuhnya untuk pertama kalinya, akibat turunnya curah hujan di daerah tangkapan air sungai dan meningkatnya permintaan untuk irigasi dan penggunaan air. Sejak saat itu, sungai ini hampir tidak pernah mencapai muaranya setiap tahun. Pengeringan tahunan ini berdampak pada lebih dari 140 juta orang dan sekitar 74.000 km² lahan pertanian.
9. Investasi Miliaran untuk Pengendalian Banjir
Untuk mengelola aliran yang tidak menentu dan melindungi daerah sekitarnya dari banjir, Tiongkok telah menginvestasikan banyak uang dalam infrastruktur pengendalian banjir:
- Perkuatan Tanggul dan Penggalian: Tanggul yang lebih tinggi dan diperkuat, bersama dengan upaya penggalian, membantu menahan kenaikan sungai dan melindungi tanah.
- Proyek Konservasi Air: Waduk besar dan bendungan, seperti Waduk Sanmenxia dan Bendungan Xiaolangdi, menjadi kunci dalam mengatur aliran sungai, menangkap air berlebih selama periode aliran tinggi, dan mengelola sedimen ke hilir.
- Pencegahan Erosi: Penanaman pohon yang luas di daerah tangkapan air membantu mengurangi erosi tanah dan membatasi sedimentasi, memperbaiki kualitas air dan pengendalian limpasan.
- Bendungan Anak Sungai: Pembangunan bendungan di anak-anak Sungai Kuning memperlambat aliran sungai, membantu mengatur distribusi air dan mengurangi risiko banjir.