Bulan Purnama terjadi ketika Bumi berada tepat di antara Matahari dan Bulan, sehingga seluruh permukaan Bulan yang menghadap kita akan disinari cahaya Matahari. Saat Bulan mengorbit Bumi, sudut cahaya yang mengenai permukaannya berubah, menciptakan berbagai fase bulan.


Bulan Purnama pertama pada tahun 2025 akan terjadi pada Senin, 13 Januari 2025, dan akan mencapai puncaknya pada pukul 17:27 WIB. Artikel ini akan diperbarui secara rutin dengan informasi terbaru tentang waktu terbit, terbenamnya bulan, dan jadwal Bulan Purnama, serta fenomena langit yang dapat disaksikan setiap minggunya.


Berikut adalah daftar lengkap Bulan Purnama untuk tahun 2025 beserta nama tradisionalnya.


Jadwal Bulan Purnama 2025


Senin, 13 Januari — 17:27 WIB — Wolf Moon


Rabu, 12 Februari — 08:53 WIB — Snow Moon


Jumat, 14 Maret — 02:55 WIB — Worm Moon


Sabtu, 12 April — 20:22 WIB — Pink Moon


Senin, 12 Mei — 12:56 WIB — Flower Moon


Rabu, 11 Juni — 03:44 WIB — Strawberry Moon


Kamis, 10 Juli — 16:37 WIB — Buck Moon


Sabtu, 9 Agustus — 03:55 WIB — Sturgeon Moon


Minggu, 7 September — 14:09 WIB — Corn Moon


Senin, 6 Oktober — 23:48 WIB — Hunter’s Moon


Rabu, 5 November — 08:19 WIB — Otter Moon


Kamis, 4 Desember — 18:14 WIB — Cold Moon


Fase Bulan untuk Januari 2025


Berikut ini adalah gambar yang menunjukkan fase Bulan secara harian pada bulan Januari. Bulan Purnama bulan ini akan terjadi pada Senin, 13 Januari.


Catatan: Fase-fase Bulan berbeda ukuran karena jaraknya dari Bumi, dan fase tersebut ditampilkan dalam waktu UTC (Universal Time).



Fase-Fase Bulan


Bulan melalui delapan fase utama: New Moon (Bulan Baru), Waxing Crescent (Celah Meninggi), First Quarter (Kuartal Pertama), Waxing Gibbous (Cembung Meninggi), Full Moon (Bulan Purnama), Waning Gibbous (Cembung Menurun), Last Quarter (Kuartal Terakhir), dan Waning Crescent (Celah Menurun). Satu siklus lengkap dari satu Bulan Purnama ke Bulan Purnama berikutnya disebut bulan sinodik atau bulan lunar, yang berlangsung sekitar 29,5 hari. Meskipun Bulan Purnama hanya terjadi ketika Bumi, Bulan, dan Matahari sejajar sempurna, bagi kita, Bulan terlihat Purnama selama sekitar tiga hari.


Nama-Nama Bulan Purnama


Bulan Purnama sering kali diberi nama yang unik, yang berasal dari tradisi budaya, pertanian, dan musim. Nama-nama ini membantu orang melacak waktu dan mempersiapkan perubahan musim. Banyak nama tersebut berasal dari tradisi Suku Indian Amerika. Berikut adalah daftar nama Bulan Purnama yang paling dikenal:


- Wolf Moon (Januari): Dinamai karena teriakan serigala yang kelaparan di bulan-bulan cuaca dingin.


- Snow Moon (Februari): Mengacu pada salju lebat yang biasanya turun pada bulan ini.


- Worm Moon (Maret): Menggambarkan cacing tanah yang muncul saat tanah mulai mencair di musim semi.


- Pink Moon (April): Merayakan mekarnya bunga liar berwarna pink yang cerah.


- Flower Moon (Mei): Menghormati mekarnya bunga-bunga di akhir musim semi.


- Strawberry Moon (Juni): Menandai dimulainya musim panen stroberi.


- Buck Moon (Juli): Menghormati waktu ketika rusa jantan (buck) mulai tumbuh tanduk baru.


- Sturgeon Moon (Agustus): Dinamai berdasarkan ikan sturgeon besar yang ditemukan di danau dan sungai selama musim panas.


- Corn Moon (September): Menandakan musim panen jagung yang biasanya terjadi pada waktu ini.


- Hunter’s Moon (Oktober): Dinamai karena musim berburu yang dimulai sebelum cuaca dingin.


- Otter Moon (November): Mengacu pada periode sibuk bagi berang-berang yang sedang membangun bendungan untuk musim dingin.


- Cold Moon (Desember): Menggambarkan cuaca dingin dan malam yang lebih panjang di musim dingin.


Nama-Nama Lain Bulan Purnama yang Menarik


Ada beberapa istilah lain terkait Bulan Purnama yang sering kali menjadi sorotan media:


- Super Moon: Istilah ini diberikan kepada Bulan Purnama yang terjadi saat Bulan berada pada titik terdekatnya dengan Bumi (perigee). Super Moon terlihat lebih besar dan lebih terang dari biasanya. Agar dapat disebut sebagai Super Moon, Bulan harus berada dalam jarak sekitar 90 persen dari titik terdekatnya dengan Bumi.


- Blue Moon: Blue Moon adalah Bulan Purnama kedua dalam satu bulan kalender. Fenomena langka ini terjadi sekitar setiap 2,7 tahun. Meski namanya "Blue", Bulan ini sebenarnya tidak berwarna biru, meskipun kondisi atmosfer seperti letusan vulkanik bisa memberikan sedikit nuansa kebiruan pada Bulan.


- Harvest Moon: Ini adalah Bulan Purnama yang paling dekat dengan titik ekuinoks musim gugur (biasanya pada bulan September). Harvest Moon sering kali terlihat dengan warna oranye yang khas dan terbit tepat setelah matahari terbenam, memberikan cahaya bulan yang lebih lama yang dulunya membantu petani saat memanen hasil pertanian.


Jangan lewatkan keindahan fenomena langit ini pada tahun 2025! Setiap Bulan Purnama membawa cerita dan makna khusus, baik untuk para pengamat langit maupun budaya lokal. Dengan mengetahui tanggal dan nama Bulan Purnama serta fenomena langit lainnya, Anda dapat mempersiapkan diri untuk menikmati keajaiban alam ini.