Kehidupan manusia di Mars selalu menarik minat manusia sama seperti di Bumi. Sebagian besar manusia selalu menganggap Mars sebagai planet kedua yang bisa dihuni. Sebagai planet yang paling mirip dengan Bumi di tata surya, Mars memiliki banyak kesamaan dengan Bumi, termasuk volume, massa, kerapatan, dan berbagai aspek lainnya yang serupa, sehingga manusia sangat yakin bahwa Mars bisa dihuni. Namun, seiring pemahaman manusia tentang Mars yang terus berkembang, para ilmuwan mulai mengubah sikap mereka. Mungkin Mars sama sekali tidak cocok untuk dihuni manusia, dan bukan sebagai rumah kedua bagi manusia.
Selain gunung dan sungai, sebagian besar permukaan Mars adalah gurun dengan sumber daya alam yang terbatas, termasuk kurangnya ketersediaan makanan, air, dan udara yang bisa dihirup dengan mudah. Kekurangan ini membuat sulit untuk menjaga kehidupan manusia tanpa infrastruktur yang kuat dan pasokan sumber daya dari Bumi. Meskipun ada bukti es air di Mars, sebagian besar berada di kapsul es kutub atau di bawah tanah. Atmosfer tipis juga membuat sulit bagi air cair untuk ada di permukaan karena cepat menguap.
Mars mengalami suhu ekstrim, dengan suhu permukaan rata-rata berkisar antara -80 derajat Fahrenheit (-62 derajat Celsius) pada musim dingin hingga -200 derajat Fahrenheit (-129 derajat Celsius) pada musim panas. Suhu ini terlalu keras untuk kehidupan manusia tanpa perlindungan yang memadai. Selain itu, Mars memiliki atmosfer yang tipis, terdiri sebagian besar dari karbon dioksida, dengan sedikit oksigen. Hal ini membuat sulit bagi manusia untuk bernapas dan bertahan hidup tanpa peralatan khusus. Mars memiliki atmosfer yang jauh lebih tipis dibandingkan Bumi, yang artinya memberikan perlindungan yang lebih sedikit terhadap radiasi berbahaya dari luar angkasa. Hal ini bisa menimbulkan risiko kesehatan yang signifikan bagi manusia dalam jangka waktu yang lama tanpa perisai yang memadai.
Selain itu, Mars memiliki banyak perchlorates. Begitu kulit manusia terpapar zat-zat ini, akan mudah menyebabkan penyakit kulit, dan bahkan lebih berbahaya jika tanpa sengaja masuk ke saluran pernapasan. Tempat yang berbahaya ini belum cocok untuk dijadikan tempat tinggal saat ini. Meskipun demikian, para ilmuwan sedang aktif mengeksplorasi cara membuat Mars lebih dapat dihuni di masa depan, termasuk proyek-proyek terraforming potensial dan pengembangan teknologi yang dapat memberikan perlindungan dan keberlanjutan yang lebih baik bagi kolonisasi manusia. Mungkin, di masa depan yang jauh, kita akan bisa menyelesaikan masalah-masalah ini, dan pada saat itu Mars mungkin akan dihuni oleh manusia.