Pakis adalah tumbuhan yang telah ada sejak lebih dari 300 juta tahun yang lalu, jauh sebelum dinosaurus muncul. Tanaman purba ini hidup di hutan gelap dan sepanjang tepi sungai, berdampingan dengan tanaman lain seperti lumut klub dan ekor kuda di rawa-rawa yang masih muda.


Mengungkap asal-usul pakis tidak hanya mengungkap sejarah panjang bumi, tetapi juga dapat memecahkan misteri tersembunyi mengenai kehidupan di planet kita. Dengan pengetahuan dan penelitian yang terus berkembang, mungkin suatu saat kita akan mengetahui lebih dalam lagi tentang hubungan kita dengan dunia alami yang telah ada sejak zaman prasejarah.


Pakis: Tumbuhan Penghasil Spora Tertua di Bumi


Pakis adalah salah satu tanaman penghasil spora pertama yang pernah ada di Bumi. Sebagian besar pakis bersifat herba, meskipun ada juga yang tumbuh sebagai tanaman kayu. Dalam evolusi tanaman, pakis berperan sebagai penghubung antara tanaman berbentuk lebih sederhana dengan tanaman yang lebih kompleks. Di masa lalu, pohon pakis dan ekor kuda tumbuh tinggi di alam, berkontribusi besar dalam pembentukan batu bara yang menjadi sumber daya alam yang penting hingga hari ini.


Pakis yang masih ada di dunia modern, kecuali satu jenis pohon pakis yang masih bertahan, yaitu Cyathea, kebanyakan adalah tanaman herba. Tanaman ini tidak memiliki bunga, buah, atau biji, melainkan berkembang biak dengan cara menghasilkan spora. Pakis dibagi dalam beberapa kelas, seperti Equisetopsida (ekor kuda), Psilotopsida (paku sikat), Marattiopsida (paku mattoid), dan Polypodiopsida (paku sejati).


Pohon Pakis: Sisa-sisa Tanaman Purba yang Masih Ada


Pohon pakis atau Cyathea adalah satu-satunya jenis pohon pakis yang masih bertahan hingga sekarang, dan merupakan sisa dari pohon pakis purba yang pernah mendominasi dunia tumbuhan. Pohon pakis purba ini berperan besar dalam pembentukan batubara dan minyak bumi yang kita manfaatkan saat ini. Cyathea juga menjadi simbol dari klan tanaman yang misterius, yaitu “Cyatheales”, yang masih menjadi bagian dari garis keturunan tanaman yang sulit untuk ditentukan.



Pakis adalah salah satu tanaman penjajah daratan pertama yang dapat bertahan hidup selama lebih dari 300 juta tahun. Mereka menjadi sumber utama makanan bagi dinosaurus dan mampu bertahan jauh lebih lama dari kepunahan makhluk purba tersebut. Pakis bahkan mendahului gymnospermae (tanaman berbiji terbuka) yang kini semakin langka, sementara beberapa spesies pakis yang ada hari ini tetap berkembang dengan baik. Pakis juga menjadi nenek moyang dari angiospermae (tanaman berbunga), dan meskipun dunia saat ini penuh dengan bunga yang indah, pakis tetap hidup dan berkembang.


Siklus Hidup Pakis: Dua Tahap yang Menakjubkan


Siklus hidup pakis terdiri dari dua fase utama, yaitu fase sporofit dan gametofit. Pada tahap sporofit, kita mengenal daun pakis yang tumbuh di hutan atau taman. Pakis memiliki batang bawah tanah yang disebut rizoma, yang tertutup oleh sisik halus. Tanaman ini bersifat perenial, yang berarti dapat bertahan hidup selama beberapa tahun.


Di daerah dengan cuaca yang berbeda, daun pakis akan layu saat musim gugur, namun pada musim semi, daun baru akan tumbuh kembali dari rizoma yang ada di bawah tanah. Pakis hutan seperti pakis perisai dan pakis betina akan layu pada cuaca dingin, namun daun-daun kering tersebut melindungi titik tumbuh tanaman di rizoma, memungkinkan pakis untuk bertahan hidup meskipun cuaca ekstrem.



Beberapa jenis pakis juga memiliki kemampuan untuk menghasilkan bulbils, yaitu tunas kecil yang menyerupai bola lampu di bawah daun-daun mereka. Setelah matang, bulbils ini jatuh ke tanah dan akan tumbuh menjadi tanaman baru. Pakis pedang, misalnya, memiliki kemampuan untuk menghasilkan tanaman baru dari ujung daun yang menyerupai tombak. Ketika ujung daun tersebut melengkung dan menyentuh tanah, akar akan tumbuh dan tanaman baru akan “berjalan” di atas permukaan tanah.


Manfaat Pakis: Tak Hanya untuk Keindahan, Tapi Juga untuk Kesehatan


Selain peran ekologisnya yang sangat besar, pakis juga memiliki manfaat yang sangat bernilai dalam bidang kuliner, medis, dan kosmetik. Hampir semua jenis pakis kaya akan flavonoid dan hampir tidak mengandung alkaloid beracun, yang menjadikannya bahan makanan yang sehat dan bergizi. Beberapa jenis pakis bahkan kaya akan asam amino yang esensial dan memiliki kandungan minyak yang rendah, membuatnya sangat cocok untuk dijadikan bagian dari pola makan sehat.


Di bidang medis, banyak jenis pakis yang mampu menghasilkan hormon alami untuk pergantian kulit, yang menjadikannya kandidat potensial untuk pengembangan produk kosmetik. Dengan kandungan senyawa alami yang bermanfaat, pakis bisa menjadi sumber daya baru untuk industri kecantikan yang lebih alami dan ramah lingkungan.


Pakis dan Potensinya dalam Kehidupan Sehari-hari


Pakis juga bisa dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya sebagai tanaman hias yang indah, tetapi juga sebagai bagian dari lanskap rumah atau taman. Banyak orang yang menanam pakis di dinding vertikal atau kebun hutan mini untuk memberikan kesan alami dan sejuk. Pakis memiliki kemampuan untuk tumbuh dengan baik dalam berbagai kondisi lingkungan, termasuk di tempat yang agak teduh, sehingga sangat cocok sebagai tanaman penghias ruangan yang tidak banyak terkena sinar matahari langsung.


Selain itu, pakis juga banyak digunakan dalam masakan tradisional di berbagai belahan dunia. Di beberapa negara di Asia dan Afrika, pakis merupakan bahan pangan yang penting dan kaya gizi.


Pakis adalah tanaman purba yang telah ada sejak lebih dari 300 juta tahun yang lalu, dan hingga kini, mereka tetap bertahan hidup dan memiliki banyak manfaat. Keberadaannya yang dapat bertahan begitu lama adalah bukti dari ketahanan hidupnya yang luar biasa. Dengan beragam manfaat yang dimilikinya, pakis bukan hanya tumbuhan yang memiliki nilai ekologis tinggi, tetapi juga memiliki potensi besar untuk digunakan dalam berbagai bidang seperti kesehatan, kuliner, dan kosmetik.