Rabindranath Tagore pernah berkata, "Cinta adalah mercusuar yang telah bersinar sejak zaman kuno, ia mengamati badai namun tidak bergerak." Sebuah mercusuar berfungsi sebagai panduan penting bagi kapal-kapal yang tersesat di lautan, dan ini adalah tanggung jawab besar bagi mereka yang bernavigasi di perairan tersebut. Meskipun memiliki peran penting dalam membimbing kapal, mercusuar tetap berdiri sendiri, diam, mengawasi kapal-kapal yang datang dan pergi, menemani mereka tanpa mengharapkan balasan.
Secara historis, mercusuar sangat vital dalam membimbing kapal-kapal nelayan yang tidak dilengkapi radar, yang beratnya berkisar antara beberapa ton hingga belasan ton, sejauh 10-20 mil laut dari garis pantai. Tergantung pada ketinggian kapal dan ketinggian menara, cahaya mercusuar dapat terlihat hingga sejauh 10 mil laut. Namun, dengan penyebaran teknologi radar, peran mercusuar dalam navigasi laut semakin berkurang.
Di Amerika Serikat, terutama di pelabuhan-pelabuhan South Carolina, banyak kapal-kapal nelayan kecil tanpa radar yang berlayar di dekat pelabuhan, menciptakan bahaya bagi kapal-kapal besar pada hari-hari berkabut. Di sisi lain, kapal-kapal Jerman dapat berlayar dengan lancar di tengah kabut. Ketimpangan ini menyoroti pentingnya mercusuar dan bagaimana efektivitasnya berbeda-beda tergantung pada wilayah dan kemajuan teknologi.
Mercusuar pertama yang tercatat dalam sejarah dibangun pada tahun 283 SM oleh Sostratus dari Cnidus selama pemerintahan Ptolemaios II di Mesir. Mercusuar Alexandria yang tingginya sekitar 130 meter ini hancur akibat dua gempa bumi pada tahun 1303 dan 1323. Pada tahun 1480, Sultan Mamluk Mesir membangun Benteng Quebec menggunakan batu-batu yang tersisa untuk menahan invasi, sementara Mercusuar Alexandria telah hilang.
Torre de Hércules yang terletak di La Coruña, Spanyol utara, yang dibangun sekitar tahun 1900 pada masa Kekaisaran Romawi, merupakan mercusuar tertua yang masih bertahan hingga saat ini dengan ketinggian 55 meter. Setelah itu, pengembangan mercusuar berhenti pada periode abad pertengahan yang berlangsung selama seribu tahun di Eropa. Pada tahun 1611, Prancis membangun Phare de Cordouan (Rumah Mercusuar) di muara Sungai Gironde, sebuah menara setinggi 68 meter yang interiornya dihiasi dengan ukiran-ukiran indah dan portikus elegan. Ini adalah karya agung Renaisans dan pencapaian tertinggi mercusuar kuno.
Namun, mercusuar awalnya dibangun hanya sebagai tanda di pantai benua, yang dapat terlihat dari jauh pada malam hari dengan membakar kayu atau menyalakan lilin, jauh berbeda dengan mercusuar modern yang ada sekarang. Struktur pesisir bervariasi jauh antar negara, dengan beberapa lokasi yang memiliki bukit yang terhalang atau terumbu karang yang tebal, membuatnya tidak aman untuk bernavigasi meskipun mercusuar terlihat. Selain itu, dengan munculnya era pelayaran besar, kebutuhan mendesak untuk teknologi pencahayaan yang dapat mencakup jarak lebih jauh pun berkembang.
Penemuan lensa Fresnel oleh Augustin Fresnel pada tahun 1819, yang lebih dikenal dengan lensa sasaran, semakin meningkatkan jarak proyeksi cahaya dan secara signifikan mengurangi berat dan biaya, memberikan dampak besar terhadap perkembangan mercusuar. Empat tahun setelah penemuan tersebut, lensa Fresnel pertama kali dipasang di Rumah Mercusuar di Prancis. Sejak saat itu, teknologi mercusuar terus berkembang, dengan lampu asetilen digantikan oleh lampu busur listrik dan sekarang digantikan oleh LED. Pengontrol otomatis tenaga surya pun digantikan oleh sensor-sensor yang lebih canggih.
Dengan penggunaan pengontrol pintar, setiap mercusuar kini dapat menciptakan frekuensi stroboskopiknya sendiri, memungkinkan kapal yang melintas mengetahui posisi mereka dengan mengenali frekuensi tersebut. Namun, dengan munculnya teknologi modern seperti GPS, AIS, dan radar, peran mercusuar dalam navigasi semakin terbatas. Meskipun demikian, mercusuar secara bertahap telah berubah menjadi landmark lanskap di banyak tempat, memungkinkan orang untuk mengenang dan lebih dekat dengan alam.
Pada akhirnya, meskipun peran navigasi mercusuar semakin menurun dengan adanya kemajuan teknologi, mereka tetap menjadi simbol ketahanan dan keabadian. Sebagai penuntun yang tidak pernah berhenti berfungsi meski tidak mengharapkan balasan, mercusuar tetap berdiri sebagai saksi bisu perjalanan manusia melalui laut yang luas. Keberadaan mereka tidak hanya berfungsi sebagai penuntun navigasi, tetapi juga sebagai pengingat tentang pentingnya sejarah, ketekunan, dan hubungan manusia dengan alam.