Olahraga teratur sudah dikenal luas karena manfaatnya dalam menjaga kesehatan secara keseluruhan, meningkatkan fungsi kardiovaskular, dan meningkatkan kesejahteraan mental.


Namun, bagi sebagian individu, olahraga malah dapat menyebabkan peningkatan berat badan daripada penurunan berat badan. Hal ini tentu bisa sangat mengecewakan bagi mereka yang berharap olahraga akan membuat tubuh mereka menjadi lebih ramping.


Salah satu alasan paling umum untuk peningkatan berat badan saat berolahraga, terutama saat melakukan latihan kekuatan, adalah peningkatan massa otot. Otot lebih padat dibandingkan lemak, artinya meskipun Anda mungkin kehilangan lemak, berat badan Anda mungkin tidak berkurang secara signifikan. Latihan kekuatan seperti angkat beban atau latihan dengan berat tubuh dapat merangsang pertumbuhan otot, yang bisa menyebabkan penambahan berat badan. Meskipun hal ini mungkin terlihat kontraproduktif bagi mereka yang fokus pada penurunan berat badan, peningkatan massa otot justru bermanfaat dalam jangka panjang. Otot membakar lebih banyak kalori saat tubuh dalam keadaan istirahat dibandingkan dengan lemak, yang akan meningkatkan tingkat metabolisme tubuh dan mempermudah penurunan lemak seiring waktu.


Faktor lain yang dapat menyebabkan peningkatan berat badan saat berolahraga adalah penahanan air. Aktivitas fisik yang intens, terutama pada tahap awal dari rutinitas olahraga baru, dapat menyebabkan tubuh menahan air. Ini terutama berlaku untuk aktivitas yang melibatkan latihan kekuatan berat atau latihan ketahanan. Otot mengalami robekan kecil saat berolahraga, dan tubuh menahan air untuk membantu proses pemulihan dan perbaikan. Penahanan air sementara ini dapat menyebabkan peningkatan berat badan yang signifikan, meskipun tidak ada lemak yang tertambah. Setelah tubuh menyesuaikan diri dengan rutinitas baru dan otot-otot sembuh, kelebihan air ini biasanya akan hilang, dan penurunan berat badan bisa kembali berlanjut.


Olahraga teratur, terutama latihan berintensitas tinggi atau latihan ketahanan, juga dapat meningkatkan nafsu makan. Meskipun olahraga biasanya membakar kalori, hal ini juga dapat merangsang hormon lapar, yang membuat seseorang merasa lebih lapar dan mengonsumsi lebih banyak makanan dibandingkan sebelumnya. Ini sangat sering terjadi pada mereka yang melakukan olahraga durasi panjang, seperti berlari, bersepeda, atau berenang. Kebutuhan kalori yang meningkat dalam tubuh bisa mendorong seseorang untuk makan lebih banyak, yang bisa menghambat defisit kalori yang tercipta selama berolahraga. Jika asupan kalori tambahan ini melebihi kalori yang dibakar melalui olahraga, maka peningkatan berat badan bisa terjadi, meskipun individu tersebut berolahraga secara teratur.


Setelah berolahraga, banyak orang merasa terdorong untuk memberi hadiah pada diri mereka sendiri dengan makanan. Ini sering disebut dengan mentalitas “hadiah makan”, di mana seseorang merasa bahwa mereka berhak mendapatkan camilan setelah berolahraga. Meskipun penting untuk mengisi kembali energi setelah berolahraga, mengimbanginya dengan mengonsumsi porsi besar makanan tinggi kalori bisa berujung pada peningkatan berat badan. Selain itu, mengonsumsi minuman manis atau camilan berlemak setelah berolahraga juga bisa menyebabkan kelebihan asupan kalori yang melebihi jumlah kalori yang terbakar selama sesi olahraga tersebut.


Dalam beberapa kasus, tubuh dapat beradaptasi dengan olahraga seiring waktu, yang menyebabkan fenomena yang dikenal dengan adaptasi metabolik. Ini terjadi ketika tubuh menjadi lebih efisien dalam melakukan aktivitas tertentu, yang berarti tubuh akan membakar lebih sedikit kalori dalam durasi yang sama seiring berjalannya waktu. Sebagai contoh, seseorang yang mulai berlari mungkin membakar sejumlah besar kalori di awal, namun seiring tubuhnya beradaptasi, ia mungkin akan membakar kalori yang lebih sedikit pada durasi olahraga yang sama. Hal ini bisa membuat penurunan berat badan menjadi lebih menantang, meskipun orang tersebut sudah berolahraga secara teratur.


Meskipun olahraga teratur sangat penting untuk kesehatan dan kesejahteraan secara keseluruhan, penting untuk diingat bahwa peningkatan berat badan, bukan penurunan berat badan, bisa terjadi karena beberapa alasan. Faktor-faktor seperti peningkatan massa otot, penahanan air, peningkatan nafsu makan, dan kompensasi berlebihan dengan makanan dapat berkontribusi pada fenomena ini. Oleh karena itu, penting untuk melihat olahraga dari perspektif yang holistik, dengan fokus tidak hanya pada angka timbangan, tetapi juga pada penguatan tubuh, peningkatan kebugaran, dan pengembangan gaya hidup yang seimbang.


Dengan menggabungkan olahraga teratur dengan nutrisi yang tepat, istirahat yang cukup, dan kesabaran, individu dapat mencapai tujuan kesehatan jangka panjang, termasuk penurunan lemak dan peningkatan kebugaran tubuh secara keseluruhan. Ingatlah, perjalanan menuju tubuh ideal bukan hanya tentang melihat angka pada timbangan, tetapi tentang bagaimana tubuh Anda merasa lebih sehat dan bugar. Jadi, jangan mudah terjebak dengan hasil sesaat, dan teruslah berusaha dengan tekun!