Cranes bertanduk merah adalah salah satu spesies burung crane terbesar di dunia. Burung ini dikenal karena penampilannya yang mencolok dan perilakunya yang unik. Di Asia Timur, crane bertanduk merah sering kali dianggap sebagai simbol umur panjang dan kebahagiaan. Burung ini sering muncul dalam seni budaya dan cerita rakyat sebagai representasi keberuntungan.
Nama crane ini diambil dari bercak merah di bagian atas kepalanya yang menambah pesona penampilannya. Sebagai spesies yang hidup di lingkungan perairan, crane ini lebih sering ditemukan di daerah rawa-rawa dan lebih sering mencari makan di perairan yang lebih dalam dibandingkan dengan jenis crane lainnya.
Ciri Fisik
Cranes bertanduk merah memiliki penampilan fisik yang luar biasa. Tubuhnya sebagian besar berwarna putih salju, dengan bulu sekunder dan tersier berwarna hitam, menciptakan kontras yang mencolok. Wajah dan lehernya berwarna hitam, sementara bercak merah di atas kepalanya, yang menjadi ciri khas crane ini, memberikan nama pada spesies ini. Paruh crane ini panjang dan tajam, ideal untuk menyambar mangsa. Baik jantan maupun betina memiliki warna yang hampir serupa, meskipun jantan cenderung sedikit lebih besar.
Anak crane bertanduk merah memiliki campuran bulu putih, coklat kekuningan, dan coklat kayu manis, dengan beberapa tanda abu-abu. Seiring berjalannya waktu, bulu mereka akan berubah, dan pada usia dua tahun, bulu primer mereka akan sepenuhnya berwarna putih. Kaki crane ini yang panjang dan paruhnya yang hijau gelap sangat mirip dengan orang dewasa, meskipun warnanya sedikit lebih terang saat masih muda.
Ukuran dan Habitat
Cranes bertanduk merah dianggap sebagai salah satu crane terbesar yang ada, dengan tinggi badan sekitar 158 sentimeter (sekitar 5 kaki). Rentang sayapnya dapat mencapai 2,5 meter (8 kaki), dan beratnya berkisar antara 7 hingga 15 kilogram (15 hingga 26 pon). Burung crane ini sangat cocok untuk hidup di habitat rawa-rawa dan berkembang dengan baik di daerah yang memiliki perairan yang cukup dalam.
Burung ini berasal dari Tiongkok timur laut, Mongolia, dan Jepang bagian timur. Sebagai burung migrasi, crane bertanduk merah akan berpindah tempat ke daerah-daerah yang memiliki sumber makanan yang melimpah selama musim dingin. Di musim dingin, mereka bisa ditemukan di daerah delta Sungai Kuning, pesisir Provinsi Jiangsu di Tiongkok, dan Zona Demiliterisasi Korea. Sebaliknya, populasi crane di Jepang adalah non-migran, yang tetap tinggal di rawa-rawa setempat sepanjang tahun.
Umur dan Komunikasi
Umur crane bertanduk merah di alam liar belum banyak tercatat, namun di lingkungan yang terkelola, mereka diketahui bisa hidup rata-rata hingga 15,1 tahun. Burung crane ini terkenal dengan suara panggilannya yang tinggi dan keras, yang sering terdengar di habitat alami mereka. Suara panggilan mereka sangat lantang dan menembus, dengan suara berderak yang bisa bervariasi dalam nada dan frekuensinya.
Makanan dan Kebiasaan Makan
Sebagai burung pemakan segala (omnivora), crane bertanduk merah memiliki pola makan yang bervariasi. Mereka ahli dalam berburu invertebrata air, ikan kecil, dan amfibi, yang mereka tangkap di rawa-rawa. Makanan mereka juga mencakup rumput, batang rerumputan, beri, dan tanaman lainnya. Pada musim dingin, mereka cenderung berpindah ke sawah, di mana mereka memakan padi, dan di Jepang, stasiun pemberian makan buatan menyediakan jagung untuk mereka. Di lingkungan terkelola, crane bertanduk merah diberi makanan yang terkontrol, termasuk cacing tanah, ulat, dan ikan kecil.
Perilaku Sosial dan Reproduksi
Cranes bertanduk merah adalah burung sosial yang sangat kuat, biasanya membentuk kelompok-kelompok yang memungkinkan mereka untuk berkembang dalam lingkungan yang komunal. Unit keluarga adalah struktur sosial yang paling signifikan, dan crane-crane ini sering hidup dan mencari makan bersama dalam kelompok keluarga. Mereka adalah monogami dan membentuk ikatan pasangan seumur hidup.
Ketika waktu reproduksi tiba, betina biasanya akan bertelur dua butir telur. Kedua induk berbagi tanggung jawab untuk mengerami telur, yang memakan waktu sekitar 29 hingga 34 hari. Sang jantan memainkan peran penting dalam menjaga sarang dari ancaman yang mungkin datang. Setelah sekitar 95 hari, anak crane sudah dapat terbang untuk pertama kalinya, dan mereka mulai mengikuti orangtua mereka untuk mencari makanan. Pada usia tiga bulan, anak-anak crane sudah bisa terbang secara mandiri, dan mereka biasanya meninggalkan unit keluarga setelah musim reproduksi berikutnya.
Cranes bertanduk merah adalah burung luar biasa yang memainkan peran penting dalam ekosistem di Asia Timur. Dengan penampilan yang megah dan ikatan sosial yang kuat, crane ini tetap menjadi simbol harapan dan keberuntungan. Baik dihargai di alam bebas maupun dalam karya seni, crane bertanduk merah terus memikat siapa saja yang beruntung dapat menyaksikan keindahan dan kelincahannya di alam liar.