Kehidupan nyata awak kapal di kapal penangkap ikan laut sering kali jauh dari gambaran glamor yang ditampilkan dalam film atau televisi. Meskipun memancing di laut lepas tampak seperti pekerjaan yang penuh petualangan, kehidupan sehari-hari awak kapal lebih banyak melibatkan kerja keras, daya tahan fisik, dan ikatan mendalam dengan laut.
Pekerjaan ini membutuhkan kekuatan fisik, ketahanan mental, serta kecintaan pada laut yang jauh lebih mendalam daripada sekadar momen-momen singkat kegembiraan saat menarik hasil tangkapan besar. Bagi sebagian besar awak kapal, hidup di atas kapal diatur oleh ritme laut dan tuntutan industri perikanan.
Hari-hari kerja mereka sangat panjang, dengan shift yang sering kali berlangsung antara 12 hingga 18 jam. Waktu kerjanya melelahkan dan tidak dapat diprediksi, tergantung pada jenis penangkapan ikan dan kondisi cuaca. Apakah itu penangkapan ikan dengan jaring, pancing panjang, atau penangkapan ikan dengan jaring dasar, masing-masing metode memiliki tantangannya sendiri yang bisa membebani awak kapal secara fisik. Alam laut yang tidak dapat diprediksi berarti bahwa beberapa hari bisa berjalan dengan tenang, sementara di hari lainnya, awak kapal harus bertarung melawan ombak besar dan badai.
Lingkungan di atas kapal penangkap ikan biasanya sangat sempit dan sering kali lembap, dengan ruang yang terbatas untuk barang pribadi. Anggota awak tidur di kamar kecil, biasanya di tempat tidur susun yang disusun dua atau tiga tingkat, dengan privasi yang sangat terbatas. Bau ikan dan air asin memenuhi segala sesuatu, dan goyangan kapal yang terus-menerus bisa membuat tidur yang nyenyak menjadi hal yang sulit dicapai. Kehidupan di atas kapal memang sederhana, namun sangat menuntut, dengan sedikit waktu untuk bersantai. Ketika tidak sedang memancing, anggota awak sering kali membersihkan hasil tangkapan, merawat peralatan, atau menjaga kapal.
Beban Fisik dari pekerjaan ini tidak bisa dipandang sebelah mata. Mengangkat jaring ikan besar, menarik tali pancing berat, dan mengamankan tangkapan sering kali melibatkan pengangkatan beban yang jauh melebihi kemampuan yang biasa dilakukan banyak orang. Dengan risiko cedera yang selalu ada, baik dari kait pancing yang tajam, mesin berat, atau tergelincir di permukaan yang basah, keselamatan menjadi prioritas utama. Para awak harus tetap waspada dan kuat, baik secara fisik maupun mental, untuk memastikan kesejahteraan mereka dan kelancaran pekerjaan. Laut, meskipun indah, tidak bisa diprediksi dan satu langkah yang salah bisa berakibat fatal.
Kekuatan mental sama pentingnya dengan kekuatan fisik ketika bekerja di kapal penangkap ikan laut. Para awak kapal menghabiskan berhari-hari, bahkan berminggu-minggu, jauh dari rumah, terisolasi dari keluarga dan teman-teman. Beban emosional yang ditimbulkan bisa sangat besar, terutama selama perjalanan panjang. Pola kerja yang berulang bisa menimbulkan perasaan jenuh, dan isolasi bisa membuat mereka merasa rindu rumah. Namun, kenyataan kehidupan memancing di laut tidak selalu seindah yang dibayangkan banyak orang. Kapal penangkap ikan sering kali menghadapi tekanan besar untuk memenuhi kuota tangkapan, terutama di industri yang semakin fokus pada keberlanjutan dan pengelolaan sumber daya. Ancaman terus-menerus terhadap penangkapan ikan berlebihan dan kewajiban untuk mematuhi regulasi yang ketat dapat menambah stres bagi awak kapal yang sudah terbebani dengan pekerjaan yang menuntut.
Meskipun tujuan utama selalu untuk mendapatkan tangkapan yang baik, ada perjuangan terus-menerus untuk menyeimbangkan kebutuhan akan keuntungan dengan pelestarian stok ikan. Kehidupan nyata awak kapal di kapal penangkap ikan laut adalah kehidupan yang penuh kerja keras, pengorbanan, dan rasa hormat yang mendalam terhadap laut. Pekerjaan ini menuntut ketahanan fisik dan kekuatan mental, tetapi juga memberikan momen-momen kedekatan yang mendalam dengan alam dan kebersamaan di antara mereka yang berbagi pengalaman tersebut. Para awak kapal mungkin tidak selalu mendapatkan ketenaran atau kekayaan, namun mereka menemukan sesuatu yang tak kalah berharganya, rasa tujuan, kecintaan yang mendalam terhadap laut, dan kepuasan yang tenang dari pekerjaan yang dilakukan dengan baik.