Tanggal 13 Maret adalah hari yang sangat spesial di Thailand, karena diperingati sebagai "Hari Gajah." Ini adalah hari untuk merayakan pentingnya gajah dalam sejarah dan budaya negara tersebut. Namun, tahukah Anda bahwa gajah memiliki peran yang jauh lebih besar daripada sekadar simbol budaya?


Menurut jurnal Nature Geoscience, jika gajah Afrika punah, emisi gas rumah kaca di atmosfer dapat meningkat hingga 7%, yang akan memperburuk krisis iklim. Sementara itu, gajah Asia sudah dikategorikan sebagai spesies yang terancam punah. Mari kita lihat lebih dekat fakta-fakta menarik yang kurang diketahui tentang gajah dan bagaimana mereka berkontribusi pada dunia tempat kita tinggal.


Gajah: Lebih Dari Sekadar Raksasa yang Lembut


Gajah dikenal sebagai hewan yang lembut, cerdas, dan rendah hati, yang menjadikannya sangat populer di kebun binatang dan perayaan budaya. Sejak dahulu, gajah telah sangat berguna bagi manusia—mereka cukup kuat untuk melakukan pekerjaan berat bahkan menjadi alat transportasi. Gajah liar juga pernah ikut berperan dalam berbagai peristiwa penting, membantu manusia dalam berbagai cara.


Namun, selain itu, gajah memainkan peran yang sangat penting dalam ekosistem, bertindak sebagai "insinyur ekosistem" yang membantu menjaga kelestarian habitat dan keanekaragaman hayati hutan. Peran mereka dalam ekosistem juga memberikan manfaat bagi satwa liar lainnya.


Gajah membantu menjaga keragaman habitat dengan menyebarkan biji tanaman melalui kotoran mereka. Gading mereka bahkan dapat menggali sumber air, yang tentunya bermanfaat bagi hewan-hewan lain di sekitar mereka. Karena kontribusi-kontribusi ini, gajah merupakan bagian penting dari keseimbangan alam, mendukung berbagai bentuk kehidupan lainnya.


Ancaman Terhadap Habitat Gajah yang Semakin Meningkat


Sayangnya, habitat gajah semakin terancam. Hutan yang selama ini menjadi rumah mereka kini terus menerus dihancurkan akibat perluasan lahan oleh manusia. Aktivitas komersial dan pembangunan industri menyebabkan penurunan kualitas hidup gajah dan hewan lainnya. Hal ini juga menyebabkan lebih banyak konflik antara manusia dan gajah karena gajah terpaksa keluar dari habitat aslinya. Lebih buruk lagi, perburuan gajah, terutama untuk mendapatkan gadingnya, terus berlangsung, yang sangat membahayakan kelangsungan hidup mereka.


Lima Fakta Menarik tentang Gajah yang Wajib Anda Ketahui


Kantor Greenpeace Thailand telah merangkum lima fakta menarik tentang gajah yang membantu kita lebih memahami peran penting hewan ini di dunia kita. Yuk, simak fakta-fakta ini dan ingat bahwa setiap langkah kecil dapat berkontribusi pada pelestarian gajah.


1. Apakah Gajah Makan Tebu?


Gajah adalah mamalia darat terbesar di dunia, dan mereka juga merupakan salah satu herbivora terbesar. Meskipun banyak orang mengaitkan gajah dengan makan tebu atau pisang, makanan mereka jauh lebih bervariasi. Gajah mengonsumsi berbagai jenis tanaman, termasuk rumput, bambu, dan berbagai vegetasi lainnya. Gajah yang hidup di penangkaran dapat makan hingga 10% dari berat tubuhnya setiap hari!


Sayangnya, hutan-hutan yang menjadi rumah mereka telah banyak rusak akibat kebakaran—banyak di antaranya disebabkan oleh manusia. Kebakaran ini menghancurkan kehidupan tanaman yang vital dan berkontribusi pada polusi udara serta pemanasan global, yang semakin memperburuk perubahan iklim.


2. Mengapa Gajah di Penangkaran Membutuhkan Suplemen?


Gajah yang hidup di penangkaran sering kali tidak dapat mengakses sumber makanan alami mereka, sehingga para penjaga harus memberikan suplemen makanan. Gajah menyukai buah musiman seperti pisang dan tebu, tetapi para penjaga biasanya mencampurkannya dengan herba dan tanaman lainnya untuk menjaga keseimbangan diet mereka. Suplemen ini juga membantu merangsang nafsu makan mereka, terutama ketika mereka merasa lesu atau tidak nyaman, seperti saat mengalami kembung.


Di musim panas, saat suhu sangat tinggi, gajah bisa menjadi depresi dan lesu. Kadang, penduduk setempat membawa gajah ke sungai yang sejuk untuk berenang, tetapi solusi nyata adalah dengan mengatasi perubahan iklim—jika suhu global bisa diturunkan, gajah akan tetap nyaman di habitat alami mereka.


3. Mengapa Gajah Bisa Jatuh Terpeleset?


Gajah terkadang jatuh, dan ini biasanya terjadi pada masa-masa aktif dan reproduksi mereka, sekitar usia 20 hingga 40 tahun. Suhu yang sangat tinggi dapat membuat gajah merasa lelah dan bingung, sehingga mereka terjatuh. Para penduduk sering membawanya ke sungai untuk berenang dan membantu mereka pulih. Namun, solusi nyata adalah dengan menghentikan peningkatan suhu global agar gajah tetap sehat dan bahagia.


4. Apakah Gajah Liar Memiliki Penglihatan Buruk Saat Siang Hari?


Percaya atau tidak, gajah liar memiliki penglihatan yang buruk di siang hari. Mereka hanya bisa melihat dengan jelas hingga sekitar 7,6 meter di bawah sinar matahari! Alih-alih hanya mengandalkan penglihatan, gajah menggunakan indra lainnya, seperti belalai mereka yang panjang, untuk mencium bau-bau aneh di udara. Mereka juga sangat mengandalkan pendengaran—sensitif terhadap suara sekecil apa pun, seperti patahnya ranting atau gemerisik daun.


Namun, jika lingkungan mereka tercemar atau penuh dengan bau tidak sedap, seperti bahan kimia dari pabrik, gajah dapat menghirup zat berbahaya, yang dapat merusak kesehatan dan kelangsungan hidup mereka. Ini menunjukkan dampak besar yang ditimbulkan oleh aktivitas manusia terhadap satwa liar.


5. Gajah Merupakan Hewan Darat Terbesar


Gajah merupakan raksasa sejati di dunia hewan darat. Mereka memegang dua rekor dunia: hewan darat dengan bobot terbesar dan panjang tubuh terpanjang. Gajah Asia rata-rata memiliki berat sekitar 4.200 kg, tetapi gajah terbesar dapat mencapai 13.000 kg! Panjang tubuh gajah rata-rata sekitar 5,94 meter, dengan beberapa di antaranya bahkan mencapai 6,66 meter!


Perjuangan Gajah untuk Bertahan Hidup


Sayangnya, kelangsungan hidup gajah berada dalam bahaya serius. Di Afrika, perburuan untuk mendapatkan gading telah menjadi masalah yang berlangsung puluhan tahun, sementara gajah Asia sudah tercatat sebagai spesies yang terancam punah sejak 1986. Selama 75 tahun terakhir, populasi mereka telah menurun setidaknya 50%, dan saat ini hanya tersisa kurang dari 50.000 gajah Asia liar. Dengan hampir 20% dari populasi dunia tinggal di daerah yang merupakan habitat gajah Asia, kerusakan habitat menjadi ancaman terbesar bagi mereka.


Saat kita kehilangan gajah-gajah yang luar biasa ini dari hutan-hutan, kita semua harus berperan untuk melindungi mereka. Dengan mendukung upaya pelestarian dan mengadvokasi kebijakan yang lebih kuat, kita dapat memastikan masa depan di mana gajah dapat terus berkembang. Mari kita bekerja sama untuk melindungi makhluk-makhluk megah ini—karena pada akhirnya, kita semua berada dalam perjuangan ini bersama-sama, Lykkers!


Ayo, Mulai Peduli pada Gajah Sekarang Juga! Jangan Tunggu Sampai Terlambat!