Pada tahun 2025, manusia akan membuat langkah besar dalam eksplorasi luar angkasa. Tahun ini, berbagai misi luar angkasa akan mengantarkan rasa ingin tahu kita menuju luasnya alam semesta, dan beberapa akan membawa kita lebih dekat ke bintang dan bulan daripada sebelumnya.


Kita akan memasuki era baru eksplorasi luar angkasa, di mana perjalanan ruang angkasa komersial dan misi teknologi canggih menjadi hal yang biasa.


Misi ke Bulan Semakin Banyak


Bulan akan menjadi tujuan utama dalam eksplorasi luar angkasa pada tahun 2025, dengan berbagai pesawat luar angkasa yang akan mendarat di berbagai titik di permukaan bulan. Setelah kegagalan misi "Beresheet" pada tahun 2019, kini misi "Beresheet 2" akan berusaha mendaratkan dua pesawat luar angkasa di bulan untuk eksperimen ilmiah. Misi ini bertujuan untuk memperdalam pemahaman kita tentang permukaan dan geologi bulan.


Badan antariksa India, ISRO, sedang mempersiapkan peluncuran misi "Chandrayaan-4", yang akan mempelajari permukaan dan mineral bulan untuk membantu kita lebih memahami struktur geologinya.


Tak hanya lembaga pemerintah, perusahaan swasta juga turut terlibat. Perusahaan asal Amerika seperti Firefly Aerospace dengan pendarat "Blue Ghost" dan Intuitive Machines dengan probe "Odyssey-2", serta perusahaan Jepang ispace dengan pendarat "Resurrection", semuanya akan menuju bulan untuk misi yang menarik.


Inovasi SpaceX yang Membuka Era Baru


SpaceX, yang dikenal karena mendorong batasan perjalanan luar angkasa, berencana meluncurkan misi pertama yang akan mentransfer bahan bakar dari satu Starship ke Starship lainnya di orbit. Teknologi terobosan ini diperkirakan akan dimulai pada Maret 2025 dan dapat menjadi dasar untuk mendaratkan Starship berawak di bulan pada tahun 2027 untuk misi NASA "Artemis 3". Ini hanya salah satu contoh langkah luar biasa yang kita ambil untuk menjelajahi bulan dan lebih jauh lagi.


Venus dan Merkurius Mulai Diperhatikan


Tak hanya bulan, planet lain di tata surya kita juga mulai mendapat perhatian. Venus, planet penuh misteri, akan dikunjungi oleh "Venus Life Finder", kolaborasi antara MIT dan Rocket Lab. Pesawat luar angkasa ini akan memasuki atmosfer Venus untuk mencari tanda-tanda bahwa kehidupan mungkin pernah ada di sana.


Pada bulan Desember, Badan Antariksa Eropa (ESA) dan Badan Antariksa Jepang akan meluncurkan pesawat luar angkasa "BepiColombo", yang akan melakukan flyby keenamnya di Merkurius sebelum memasuki orbit planet tersebut. Misi ini bertujuan untuk mempelajari struktur, medan magnet, dan atmosfer Merkurius, yang akan membantu ilmuwan memahami lebih baik pembentukan planet ini.


Eksplorasi Asteroid Semakin Menarik


Eksplorasi asteroid juga semakin menggairahkan. Misi "Tianwen-2" dari Tiongkok akan berusaha mengumpulkan sampel dari asteroid dekat Bumi 2016 HO3 dan membawanya kembali ke Bumi. Misi ini menjadi tonggak penting karena Tiongkok akan melakukan misi pengambilan sampel asteroid pertamanya. Diharapkan, misi ini akan memberikan wawasan berharga tentang sistem tata surya awal dan asal-usul bahan organik di Bumi.


Pemetaan Alam Semesta dengan SPHEREx


Misi SPHEREx dari NASA juga akan mencatat sejarah pada tahun 2025. SPHEREx, yang dijadwalkan diluncurkan pada paruh pertama tahun ini, akan memetakan alam semesta dengan lebih rinci dari sebelumnya. Pesawat luar angkasa ini akan mengumpulkan data dari lebih dari 450 juta galaksi dan lebih dari 100 juta bintang, membantu kita mengungkap rahasia alam semesta. Tujuan utama misi ini adalah untuk mempelajari teori "inflasi kosmik", yaitu perluasan cepat ruang angkasa setelah Ledakan Besar (Big Bang). SPHEREx juga akan mencari unsur-unsur penunjang kehidupan seperti air dan karbon dioksida di galaksi yang disurveys.


Meningkatnya Perjalanan Luar Angkasa Komersial


Pariwisata luar angkasa, yang dulunya hanya impian, kini mulai menjadi kenyataan. Perusahaan-perusahaan seperti SpaceX, Blue Origin, dan Virgin Galactic tengah bekerja keras untuk membuat perjalanan ruang angkasa lebih terjangkau. Pada tahun 2025, kita dapat mengharapkan lebih banyak perkembangan di industri ini, termasuk stasiun luar angkasa komersial.


Stasiun luar angkasa komersial pertama, "Port Haven 1", dijadwalkan diluncurkan pada tahun 2025 oleh Vast, sebuah perusahaan swasta. Stasiun ini akan menjadi basis untuk astronot dan peneliti, mendukung pariwisata luar angkasa dan eksplorasi ilmiah. Selain itu, satelit "Starlink" milik SpaceX akan mulai menawarkan koneksi jaringan seluler langsung pada tahun 2025, memungkinkan ponsel biasa untuk berkomunikasi dengan satelit Starlink, langkah besar menuju konektivitas global.


Masa Depan Eksplorasi Luar Angkasa


Lykkers, kegembiraan sekitar eksplorasi luar angkasa hanya akan terus meningkat. Saat kita menyaksikan misi-misi baru diluncurkan pada tahun 2025, umat manusia terus mendorong batasan seperti tidak pernah sebelumnya. Dari bulan hingga asteroid yang jauh dan bahkan Venus, bintang-bintang kini lebih terjangkau dari sebelumnya. Perjalanan luar angkasa komersial dan kemungkinan hidup serta bekerja di luar angkasa semakin dapat tercapai, membuat yang tidak mungkin menjadi nyata.


Segera ikuti perjalanan ini , masa depan eksplorasi luar angkasa sedang terbentang di depan mata kita, dan kita semua adalah bagian darinya.