Lahan basah didefinisikan sebagai area alami atau buatan dengan perairan dangkal yang berisi air tenang atau mengalir, termasuk area perairan dengan kedalaman tidak lebih dari enam meter pada saat sedang surut.
Area ini ditemukan di seluruh dunia, kecuali di wilayah Antartika, di mana tidak ada rawa yang ditemukan.
Sementara rawa lebih banyak ditemukan di belahan bumi utara, terutama di benua Eurasia dan wilayah subarktik, dingin, dan sedang di Amerika Utara, mereka juga tersebar di wilayah tropis dan sedang di belahan bumi selatan. Rawa terbentuk melalui dua proses utama, yakni rawa air dan rawa tanah.
Yang pertama terjadi ketika endapan dan sisa-sisa mati dari organisme akuatik menumpuk dan menjadikan tepi atau bagian air dangkal dari sungai, laut, dan danau menjadi rawa.
Yang kedua terjadi di wilayah seperti hutan, padang rumput alpen, dan wilayah tundra, di mana tanah yang terlalu basah mengakibatkan perubahan dalam lingkungan ekologi, menyebabkan vegetasi berevolusi dan akhirnya membentuk rawa-rawa.
Rawa juga dapat terbentuk di sepanjang tepi sungai di dataran rendah, di mana tanaman akuatik tumbuh dan berkembang menjadi rawa saat air sungai menjadi dangkal dengan kecepatan aliran yang melambat.
Di dataran rendah pesisir yang terendam berulang kali oleh air laut, gulma dan bambu tumbuh di pantai, sehingga membentuk lahan rawa air asin. Di beberapa dataran tinggi dan wilayah alpen, salju di atas tanah di musim dingin mencair pada musim semi dan panas berikutnya, mengumpulkan air di tanah dan menyebabkan rumput pendek dan lumut tumbuh bersama-sama dan membentuk rawa-rawa.
Setelah rawa terbentuk, terjadi serangkaian tahap perkembangan dan perubahan, termasuk rawa tingkat rendah, rawa tingkat menengah, dan rawa tingkat tinggi. Rawa yang berendam rendah ditandai dengan permukaan dangkal dengan lapisan gambut yang relatif tipis, mewakili tahap awal perkembangan rawa. Rawa ini dipasok oleh air permukaan dan air tanah, dan air yang kaya nutrisi mendukung pertumbuhan rumput, sehingga juga dikenal sebagai rawa eutrofik.
Pada rawa tengah, permukaan rawa menjadi datar karena lapisan gambut yang menebal, mewakili tahap peralihan perkembangan rawa. Pada tahap ini, rawa dipasok terutama oleh campuran presipitasi atmosfer dengan sedikit air tanah, dan kandungan nutrisinya yang sedang. Tanaman eutrofik dan oligotrofik tumbuh di rawa, dengan didominasi tanaman mesotrofik, sehingga ini juga dikenal sebagai rawa mesotrofik.
Rawa tingkat tinggi ditandai dengan penumpukan gambut yang terus-menerus, lapisan gambut yang lebih tebal, dan permukaan tengah yang naik. Ini mewakili tahap lanjutan perkembangan rawa yang utamanya dipasok oleh presipitasi atmosfer, dengan kandungan nutrisi yang kurang sesuai untuk tanaman. Spesies dominan di rawa tersebut adalah tanaman oligotrofik seperti lumut sphagnum.
Rawa adalah bagian penting dari ekosistem rawa, bersama dengan hutan dan laut, yang didistribusikan di seluruh dunia. Ekosistem ini mendukung berbagai macam hewan dan tumbuhan. Rawa tidak hanya menjadi sumber daya tanah, tetapi juga sumber gambut berharga dan sumber daya hewan serta tumbuhan yang melimpah. Sumber air di rawa umumnya cukup, dengan kualitas air yang kaya akan bahan organik dan partikel tersuspensi, serta keberadaan berbagai spesies hewan kecil.
Rawa adalah habitat bagi burung migran seperti burung bangau mahkota merah yang langka, bangau leher hitam, angsa, dan banyak burung air lainnya, yang membuatnya dijuluki "surga burung". Rawa juga berfungsi sebagai reservoir alami yang besar, meningkatkan kelembaban atmosfer dan mengatur curah hujan melalui penguapan permukaan air dan transpirasi tumbuhan.