Halo, Lykkers! Patah tulang adalah cedera yang cukup umum terjadi, namun masih banyak mitos yang beredar seputar hal ini.


Banyak orang cenderung menilai suatu cedera hanya berdasarkan gejala yang terlihat, padahal patah tulang bisa sangat licik dan tidak selalu menunjukkan tanda-tanda yang jelas. Untuk itu, mari kita bahas beberapa mitos umum mengenai patah tulang yang sering kali membingungkan, supaya Anda lebih paham dan bisa tetap aman!


1: "Jika Anda Bisa Menggerakkan Bagian yang Terluka, Itu Bukan Patah Tulang"


Berapa banyak dari Anda yang pernah mengalami benturan keras dan langsung ditanya, “Bisa digerakkan gak?” Jika Anda bisa menggerakkan bagian tubuh yang terluka, banyak yang beranggapan bahwa itu bukan patah tulang. Nah, ternyata anggapan ini adalah mitos yang tidak sepenuhnya benar.


Memang benar bahwa banyak patah tulang menyebabkan rasa sakit yang sangat hebat dan membuat gerakan menjadi terbatas, namun Anda masih bisa menggerakkan bagian tubuh yang patah. Patah tulang kecil atau fraktur rambut (hairline fracture) mungkin tidak akan membatasi gerakan secara signifikan. Tanda-tanda utama patah tulang adalah rasa sakit, pembengkakan, dan perubahan bentuk tulang. Jika Anda mendengar suara “retak” saat cedera terjadi, itu bisa menjadi tanda bahwa ada yang patah. Jadi, jangan hanya mengandalkan kemampuan untuk menggerakkan bagian yang terluka sebagai patokan, selalu lebih baik untuk memeriksakan diri ke dokter!


2: "Anda Akan Merasa Nyeri Tajam Segera Setelah Patah Tulang"


Sering kali kita mendengar bahwa jika ada patah tulang, Anda pasti akan merasakan nyeri tajam yang langsung datang. Padahal, kenyataannya tidak selalu seperti itu! Memang banyak patah tulang yang disertai dengan rasa sakit yang cukup parah, namun beberapa cedera bisa terasa lebih ringan di awalnya, atau malah tidak terasa sakit yang tajam sama sekali.


Bahkan, banyak orang yang terjatuh, memutar pergelangan kaki, atau bahkan patah tulang tanpa langsung menyadari tingkat keparahan cedera tersebut. Dalam beberapa kasus, fraktur bisa saja tidak terlalu menyakitkan pada awalnya, atau rasa sakitnya justru lebih terasa seperti nyeri tumpul. Jadi, meskipun rasa sakitnya tidak terlalu parah, itu tidak berarti cedera tersebut tidak serius. Selalu cari pertolongan medis jika Anda merasa ragu tentang cedera yang Anda alami!


3: "Hanya Wanita Tua Berkulit Putih yang Berisiko Patah Tulang karena Osteoporosis"


Mitos ini cukup banyak beredar, yaitu bahwa osteoporosis dan patah tulang hanya merupakan masalah bagi wanita tua berkulit putih. Padahal, kenyataannya ini tidak sepenuhnya benar. Memang benar bahwa wanita, terutama yang sudah menopause, memiliki risiko lebih tinggi mengidap osteoporosis, tetapi patah tulang tidak memandang usia, ras, atau jenis kelamin.


Wanita dengan kulit cerah memang lebih rentan mengalami patah tulang, terutama patah tulang pinggul. Namun, studi menunjukkan bahwa wanita kulit hitam cenderung memiliki kepadatan tulang yang lebih tinggi, yang berarti mereka mungkin memiliki risiko patah tulang yang lebih rendah dibandingkan wanita kulit putih. Walaupun demikian, tidak ada yang benar-benar kebal terhadap osteoporosis. Faktor risiko lainnya termasuk riwayat keluarga dan gaya hidup, seperti pola makan dan olahraga. Jadi, penting untuk selalu memperhatikan kesehatan tulang Anda, tidak peduli latar belakang ras atau usia!


4: "Jika Jari Kaki Patah, Tidak Perlu Ke Dokter"


Banyak orang yang berpikir bahwa patah jari kaki bukanlah masalah besar, apalagi jika rasa sakitnya tidak terlalu parah. Namun, meskipun cedera jari kaki terlihat sepele, jika tidak ditangani dengan benar, bisa menyebabkan masalah jangka panjang.


Patah jari kaki yang tidak dirawat dengan baik bisa mengakibatkan tulang yang sembuh tidak pada tempatnya, sehingga membuat rasa sakit saat berjalan atau saat mengenakan sepatu. Bahkan, dalam beberapa kasus, bisa timbul masalah seperti arthritis di kemudian hari. Biasanya, dokter akan merawat jari kaki yang patah dengan cara membalutnya bersama dengan jari sebelahnya untuk membantu penstabilan, namun tetap saja, pemeriksaan dokter sangat penting. Jika jari kaki Anda tampak melenceng atau cedera cukup parah, Anda mungkin memerlukan pengobatan lebih intensif, seperti pemasangan bidai atau bahkan operasi. Jadi, jangan anggap remeh cedera pada jari kaki!


5: "Setelah Patah Tulang Sembuh, Tulang Jadi Lebih Kuat"


Ada anggapan yang mengatakan bahwa setelah tulang sembuh dari patah, tulang tersebut akan menjadi lebih kuat dari sebelumnya. Faktanya, ini adalah mitos yang tidak sepenuhnya benar. Memang, selama proses penyembuhan, tubuh membentuk jaringan tulang keras di sekitar lokasi patah, namun ini tidak berarti bahwa tulang Anda akan menjadi lebih kuat.


Pada tahap awal penyembuhan, tulang bisa saja lebih kuat dibandingkan bagian tulang di sekitarnya karena jaringan tambahan yang terbentuk. Namun, seiring berjalannya waktu, jaringan tersebut akan digantikan oleh tulang biasa dan kembali ke kekuatan semula. Oleh karena itu, tulang yang sembuh biasanya memiliki kekuatan yang setara dengan sebelumnya, jadi Anda tetap harus berhati-hati dan melindungi area yang patah dari cedera lebih lanjut.


Nah, itulah lima mitos umum seputar patah tulang yang sering beredar. Ingatlah, tidak semua cedera patah tulang itu sesuai dengan deskripsi yang ada di buku teks. Selalu dengarkan tubuh Anda, dan jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter jika Anda merasa ada yang salah. Semakin cepat Anda mendapatkan perawatan medis, semakin besar kemungkinan untuk sembuh dengan baik!