Seni Digital, yang juga dikenal sebagai Seni Komputer atau Seni Media Baru, telah berkembang pesat di persimpangan menarik antara sains dan kreativitas. Seiring dengan tren seni generatif yang memanfaatkan algoritma kecerdasan buatan (AI) untuk menciptakan karya seni, seni digital semakin memperluas cakrawalanya.
Tak mengherankan jika seni generatif kini dianggap sebagai salah satu cabang dari seni digital. Dengan pesatnya popularitas perangkat lunak yang mampu mengubah teks menjadi gambar dan munculnya banyak seniman digital yang mengadopsi alat-alat ini.
Potensi Karya Seni Digital
Karya seni digital menawarkan berbagai keuntungan bagi para seniman dibandingkan dengan kreasi analog tradisional. Keuntungan utama terletak pada fleksibilitas kreatif yang lebih tinggi yang diberikan oleh alat digital, memungkinkan para seniman untuk mendorong batas imajinasi mereka dengan mengolah atau menggabungkan gambar-gambar pada tingkat yang lebih dalam. Faktor signifikan lainnya yang berkontribusi pada kesuksesan praktik digital adalah kemampuan para seniman untuk menjangkau audiens yang lebih luas melalui platform online, melampaui keterbatasan galeri atau museum fisik dan meraih pengakuan global melalui saluran media sosial. Kesempatan ini berkembang pesat sejak seni digital dimulai pada awal tahun 1950-an.
Sekilas Sejarah Seni Digital
Akar seni digital dapat ditelusuri kembali ke pertengahan abad ke-20, ketika matematikawan dan programmer, Ben Laposky dan Manfred Frank, mulai mengeksplorasi eksperimen grafis melalui citra yang dihasilkan oleh komputer pertama. Terinspirasi oleh estetika konstruktivis dan Bauhaus, mereka menggunakan osiloskop alat untuk memvisualisasikan sinyal listrik pada grafik, untuk menciptakan komposisi visual sederhana yang dikenal sebagai oskilogram. Pengalaman perintis ini dianggap sebagai cikal bakal Seni Komputer modern, namun baru pada akhir 1980-an, dengan aksesibilitas komputer pribadi yang lebih luas, seni yang diciptakan melalui teknologi digital benar-benar berkembang pesat.
Evolusi Seniman Digital
Menciptakan karya seni digital kini semakin mudah diakses, tidak hanya oleh individu yang paham teknologi, tetapi juga oleh para pemula yang ingin bereksperimen. Dengan kemudahan menghasilkan gambar menggunakan kecerdasan buatan dan munculnya NFT (Non-Fungible Tokens) dalam seni crypto, seniman kini dapat menjelajahi berbagai jalan ekspresi baru dan memperoleh sertifikasi digital untuk karya mereka melalui teknologi blockchain. Selain itu, familiaritas dengan perangkat lunak manipulasi audio, video, dan suara telah memberdayakan seniman untuk bereksperimen dengan berbagai medium digital, menarik bakat-bakat baru seperti David Hockney, Brian Eno, Refik Anadol, Tyler Hobbs, dan Kjetil Golid.
Melihat ke masa depan, seiring dengan kemajuan komputasi kuantum, teknologi ini berjanji akan membuka kemungkinan kreatif yang belum pernah ada sebelumnya, tidak hanya untuk seni tetapi juga di berbagai bidang lainnya.
Melestarikan dan Memamerkan Seni Digital
Seiring dengan semakin populernya seni digital, kebutuhan untuk melestarikan dan mengesahkan karya seni digital menjadi perhatian yang sangat penting. NFT telah muncul sebagai inovasi revolusioner dalam memastikan asal-usul dan keaslian karya seni digital di dunia maya. Selain mengubah karya fisik menjadi bentuk digital atau mendirikan museum digital, saat ini tengah digagas pembangunan Museum Nasional Seni Digital di Milan yang akan dibuka pada tahun 2026. Inisiatif revolusioner ini diprakarsai oleh Kementerian Kebudayaan Italia dan akan ditempatkan di bangunan bersejarah, ex-Albergo Diurno Venezia. Museum ini akan dikhususkan untuk mengkurasi dan memamerkan konten digital serta karya seni, menandai tonggak penting dalam lanskap budaya Italia.
Seni digital kini semakin menjadi sorotan, terutama dengan kemajuan teknologi dan media sosial yang memungkinkan karya-karya ini dilihat oleh jutaan orang di seluruh dunia. Tidak hanya sekadar ekspresi kreatif, namun juga sebagai bentuk investasi di dunia seni. Dengan munculnya NFT, karya seni digital sekarang memiliki nilai yang dapat dihitung dan diperdagangkan, menjadikannya peluang baru bagi para kolektor seni dan investor.