Pada 12 Mei, seorang pilot wingsuit bernama Anan menghilang saat sedang merekam dokumenter olahraga ekstrem di Zhangjiajie, Tiongkok. Ia menyimpang dari jalur penerbangan yang telah direncanakan, dan setelah tujuh hari pencarian intensif, jenazahnya akhirnya ditemukan.


Kecelakaan tragis ini membuat wingsuit flying, sebuah olahraga yang dikenal dengan risikonya yang tinggi kembali menjadi sorotan.


Bagi banyak orang, ide terbang bebas di langit sekaligus mendebarkan dan menakutkan. Namun, apa yang membuat wingsuit flying begitu berbahaya? Mengapa beberapa orang rela mempertaruhkan nyawa untuk olahraga ekstrem ini? Mari kita telusuri lebih dalam dunia wingsuit flying, mengungkapkan risikonya, keterampilan yang dibutuhkan, dan sensasi luar biasa yang membuat para pilot kembali lagi ke olahraga ini.


Apa Itu Wingsuit Flying?


Wingsuit flying adalah sebuah bentuk skydiving di mana para pilot mengenakan pakaian khusus yang dirancang dengan sayap dari kain di antara lengan dan kaki mereka. Pakaian ini meningkatkan hambatan udara, memungkinkan mereka untuk meluncur di langit, bukannya jatuh bebas. Ada dua jenis utama wingsuit flying:


- Wingsuit flying dari ketinggian tinggi: Melompat dari pesawat dan menggunakan parasut untuk mendarat dengan aman.


- Wingsuit flying dari ketinggian rendah (BASE jumping): Melompat dari tebing, gedung, atau menara dan membuka parasut pada detik-detik terakhir. Ini dianggap sebagai salah satu olahraga ekstrem yang paling berbahaya di dunia.


Untuk memberi gambaran mengenai bahaya olahraga ini, BASE jumping adalah singkatan dari "Building, Antenna, Span (jembatan), Earth (tebing)." Olahraga ini begitu berisiko sehingga para skydiver berpengalaman menyebutnya "death jump," karena kesalahan sekecil apapun bisa berakibat fatal.


Asal Mula Wingsuit Flying


Gagasan tentang penerbangan manusia bukanlah hal baru. Pada tahun 1912, seorang penjahit asal Prancis bernama Franz Reichelt mencoba menguji jas parasut buatannya dengan melompat dari Menara Eiffel. Sayangnya, ia tidak selamat.


Wingsuit flying modern mulai berkembang pada tahun 1990-an, ketika Patrick de Gayardon, seorang skydiver asal Prancis, berhasil merancang versi pakaian yang lebih aman. Pada tahun 1999, perusahaan wingsuit komersial pertama, "Bird-Man International," didirikan, yang memungkinkan lebih banyak orang untuk bergabung dengan olahraga ini. Saat ini, wingsuit flying telah berkembang menjadi olahraga kompetitif dan profesional, dengan acara seperti Wingsuit Flying World Championship, yang pertama kali diselenggarakan di Tiongkok pada tahun 2012. Namun, bahkan para pilot profesional pun tidak kebal dari bahaya olahraga ekstrem ini.


Bagaimana Wingsuit Flying Bekerja?


Saat seorang pilot wingsuit melompat, mereka akan merentangkan lengan dan kaki mereka, memungkinkan udara mengisi sayap kain tersebut. Ini menciptakan gaya angkat, mirip dengan bagaimana burung atau pesawat terbang meluncur. Pilot mengendalikan penerbangan mereka dengan menggeser posisi tubuh, menyesuaikan sudut, dan melakukan gerakan kecil untuk bernavigasi.


Namun, berbeda dengan pesawat terbang, pilot wingsuit tidak memiliki mesin. Mereka sepenuhnya mengandalkan posisi tubuh mereka dan pembukaan parasut untuk mendarat dengan aman. Kecepatan dalam wingsuit flying sangat tinggi, dengan kecepatan horizontal mencapai 100 mph (160 km/jam) dan kecepatan vertikal sekitar 120-160 mph (193-257 km/jam).


Mengapa Wingsuit Flying Begitu Sulit?


Wingsuit flying bukanlah olahraga yang bisa dicoba oleh sembarang orang. Dibutuhkan pelatihan yang ekstensif, pengalaman, dan investasi finansial yang signifikan. Berikut adalah hal-hal yang dibutuhkan untuk menjadi pilot wingsuit:


- Sertifikasi skydiving: Anda harus menyelesaikan setidaknya 200 lompatan skydiving sebelum diizinkan untuk berlatih dengan wingsuit.


- Pelatihan yang mahal: Kursus wingsuit flying dan peralatan bisa menghabiskan biaya puluhan ribu dolar.


- Pengendalian tubuh yang sempurna: Pilot perlu koordinasi yang presisi, kekuatan, dan refleks cepat untuk mengendalikan penerbangan mereka.


Meskipun sudah memenuhi persyaratan ini, tidak ada jaminan keamanan. Berbeda dengan olahraga lain, wingsuit flying memiliki toleransi yang sangat rendah terhadap kesalahan. Bahkan kesalahan kecil bisa berakibat fatal.


Seberapa Berbahaya Wingsuit Flying?


Setelah kecelakaan Anan, beredar rumor bahwa wingsuit flying memiliki tingkat kematian 30%. Meskipun angka ini belum dapat dipastikan, olahraga ini memang tidak bisa dipandang remeh.


Untuk wingsuit flying dari ketinggian tinggi, risikonya lebih rendah, tetapi masih serius. Rata-rata, 1 dari setiap 1.000 lompatan berakhir dengan kematian.


Untuk wingsuit flying dari ketinggian rendah (BASE jumping), tingkat kematiannya 5-8 kali lebih tinggi, artinya 1 dari setiap 500-1.000 lompatan bisa berakhir fatal.


Hingga tahun 2019, setidaknya 370 pilot wingsuit telah meninggal dunia akibat kecelakaan BASE jumping. Mayoritas kecelakaan terjadi karena:


- Malfungsi parasut


- Menabrak batu atau rintangan lainnya


- Kondisi cuaca yang buruk


- Kesalahan pilot, seperti perhitungan zona pendaratan yang salah


Berbeda dengan olahraga ekstrem lainnya, wingsuit flying tidak memberikan ruang untuk kesalahan. Bahkan perhitungan yang keliru sedikit saja bisa berakibat fatal.


Haruskah Kita Menghakimi Atlet Ekstrem?


Setelah kecelakaan Anan, perdebatan online pun bermunculan. Beberapa orang mengkritik dirinya karena mengambil risiko sebesar itu, sementara yang lainnya mengagumi keberaniannya. Tetapi, inilah pertanyaannya: Siapa yang berhak menghakimi mimpi orang lain?


Bagi banyak pilot wingsuit, sensasi terbang jauh lebih bernilai daripada risikonya. Mereka menghabiskan bertahun-tahun untuk berlatih, mendorong batas fisik dan mental mereka, dan menerima bahaya karena itu membuat mereka merasa hidup sepenuhnya.


Seperti yang diungkapkan oleh seorang komentator online: "Orang yang melakukan olahraga ini tahu risikonya. Dia meninggal saat melakukan apa yang dia cintai. Namun, tragedi yang sesungguhnya adalah bagi keluarganya." Anan masih berusia 24 tahun, tetapi ia telah mencapai sesuatu yang tidak bisa dibayangkan oleh banyak orang. Dia bukanlah orang yang sembrono, dia berani. Dia memilih hidup yang dipenuhi dengan gairah, petualangan, dan pencapaian pribadi.


Apakah Olahraga Ekstrem Seperti Ini Sepadan dengan Risiko?


Olahraga ekstrem selalu menjadi topik kontroversial. Sebagian orang beranggapan bahwa olahraga ini sembrono, sementara yang lain melihatnya sebagai cara untuk mendorong batas-batas kemampuan manusia. Lalu, apa yang membedakan atlet ekstrem sejati dari para pencari sensasi?


- Olahraga ekstrem sejati membutuhkan:


- Bertahun-tahun pelatihan


- Pengetahuan mendalam tentang risiko


- Rencana cadangan (Rencana A, B, dan C)


Disiplin fisik dan mental


Sayangnya, banyak orang yang kurang pengalaman mencoba aktivitas berisiko tinggi tanpa persiapan yang memadai, yang mengarah pada kecelakaan yang tidak perlu. Jika Anda tertarik mencoba olahraga ekstrem, pertimbangkan untuk memulai dengan hiking, ski, atau menyelam. Aktivitas ini tetap menawarkan sensasi, namun dengan risiko yang lebih rendah dan pengamanan yang lebih terstruktur.


Kisah Anan adalah pengingat bahwa setiap mimpi memiliki risikonya. Beberapa orang memilih hidup yang aman dan dapat diprediksi, sementara yang lain mengambil risiko untuk merasakan sesuatu yang luar biasa. Kedua pilihan tersebut tidak ada yang benar atau salah, itu hanya pilihan pribadi.