Pernahkah Anda membayangkan bagaimana rangkaian bunga tradisional bisa dihidupkan dengan sentuhan modern yang menawan?
Musim panas ini, sebuah rangkaian bunga yang luar biasa menghiasi sampul majalah Shangchengshi di Taman Liang yang terkenal di Foshan, memperlihatkan tidak hanya keindahan bunga, tetapi juga perpaduan memukau antara estetika Tiongkok kuno dan seni kontemporer.
Kreativitas luar biasa di balik karya ini datang dari Chen Shuoyu, seorang desainer bunga berbakat yang, meski baru berusia 25 tahun, sudah memberikan dampak besar dalam dunia desain floral.
Seni Floral: Tradisional Bertemu dengan Inovasi
Pemotretan untuk majalah ini membutuhkan perpaduan unik antara tradisi dan inovasi. Para desainer menginginkan rangkaian bunga yang bisa menyatu dengan ruang, mencerminkan pesona kuno yang abadi, namun tetap terasa segar dan tidak ketinggalan zaman. “Bunga-bunganya harus mencerminkan palet warna ruang tersebut, tetapi juga tetap memiliki gaya yang unik dan berbeda dari biasanya,” ujar Chen Shuoyu. Sesuai dengan gayanya, Chen memadukan teknik modern ke dalam desain floral tradisional Tiongkok, memberikannya kehidupan baru.
Salah satu rangkaian bunga yang menonjol memadukan tanaman hijau subur seperti tanaman gunung dan bambu. Tanaman-tanaman ini diatur sedemikian rupa sehingga seolah-olah meluas ke luar, seperti diterpa angin lembut. Bagian bawah rangkaian dihiasi dengan akar pohon kering, menjadikannya padat dan kokoh, pilihan artistik sekaligus simbolis. “Desain floral memerlukan fleksibilitas,” ujar Chen, menambahkan bahwa karya akhirnya mengalami transformasi dramatis yang dilakukan hanya dalam sepuluh menit untuk memenuhi visi fotografer yang menginginkan estetika yang lebih sederhana.
Menggabungkan Seni Floral dengan Budaya Tiongkok Selatan
Dalam sesi pemotretan ini, Chen juga menggunakan bunga tradisional, bougenville, yang banyak ditemukan di Tiongkok Selatan. Ditempatkan bersama bingkai jendela berwarna-warni yang memperkaya merah vibran dari bunga tersebut, rangkaian ini terasa alami namun tetap mencuri perhatian. Penggunaan tanaman lokal seperti kangaroo paws dan gooseberries semakin menekankan kekuatan alam dalam konteks budaya ini.
Chen tidak hanya berhenti pada bunga untuk karyanya. Ia bahkan mengambil inspirasi dari buah leci, salah satu buah yang sangat disukai di daerah tersebut. Dengan buah yang masih dalam tahap awal, ia dengan kreatif memperpanjang cabangnya, memanfaatkan apa yang alam tawarkan. Ia juga menggunakan cabang dari pohon jujube naga untuk memberikan struktur dan kontras, membawa sentuhan kontemporer pada konsep tradisional ini.
Di karya lainnya, Chen menciptakan aksesori bunga untuk aktris Song Jia, menggunakan pelepah palem yang tebal dan kuat. “Palem memiliki garis yang bersih dan meluas, mewakili wanita modern, cantik namun tangguh,” kata Chen.
Menyatukan Tradisi dan Inovasi dalam Seni Floral
Chen Shuoyu dibesarkan dalam keluarga yang dikelilingi seni, dengan ayah dan kakeknya yang merupakan fotografer terkenal. Dibesarkan dengan budaya Tiongkok tradisional, Chen awalnya menekuni balet dan tari klasik. Namun, seiring waktu, ia beralih ke dunia desain floral setelah mempelajari seni floral Barat dan Ikebana, yang semakin menumbuhkan hasratnya untuk memadukan tema tradisional dengan ekspresi modern.
“Aestetika saya sangat berakar pada tradisi Timur, tetapi saya tidak ingin terjebak dalam aturan lama,” ujar Chen. Ketika mendorong batasan desain floral, ia berusaha menciptakan rangkaian bunga yang berbicara tentang masa lalu dan masa kini. “Mengapa rangkaian bunga tidak bisa melakukan hal yang sama seperti tari, menyajikan keindahan Timur melalui lensa modern?” pikirnya.
Karyanya tidak hanya diakui di dunia seni, tetapi juga dalam kolaborasi-kolaborasi bergengsi. Sebagai contoh, dalam pameran Showroom Louvre·Ou, Chen menciptakan karya berjudul Empat Musim, yang menangkap keindahan perubahan musim melalui pemilihan tanaman yang teliti. Rangkaian ini dinamis, hijau untuk musim semi dan panas, oranye untuk musim gugur, dan putih untuk cuaca dingin, melambangkan perjalanan waktu yang berkelanjutan di alam. Pameran ini dirancang dengan seni dan makna, menunjukkan bagaimana alam dan seni bisa bersatu dengan sempurna.
Tantangan dalam Menjaga Keseimbangan Bentuk dan Fungsi
Dalam perjalanan kreatifnya, Chen sering bereksperimen dengan desain visual yang tidak stabil untuk menantang ekspektasi tradisional. Ia suka bermain dengan konsep keseimbangan dalam rangkaian bunga, khususnya dengan menggunakan bahan-bahan yang tampak rapuh namun ternyata stabil ketika disusun dengan cara tertentu. “Ini seperti seorang penari yang tampil dengan rasa tanpa bobot, tetapi ada kekuatan luar biasa di baliknya,” jelas Chen.
Proses penciptaan desain rumit ini membutuhkan kesabaran dan ketelitian. Ia mengakui bahwa ia menikmati tantangan bekerja dengan bahan yang tampaknya tidak stabil, yang memaksanya untuk berpikir ulang dan terus berpikir. “Desain yang seimbang mungkin terlihat mudah, tetapi menciptakan ketidakstabilan dengan stabilitas yang nyata adalah hal yang membuat saya bersemangat.”
Bagi kita yang berada dalam dunia seni dan desain, karya Chen Shuoyu adalah pengingat pentingnya untuk menghormati tradisi sekaligus merangkul inovasi. Desain floral bukan hanya tentang merangkai bunga; ini adalah cara untuk mengungkapkan hati dan jiwa sebuah budaya, dan karya Chen membuktikan bahwa bahkan bentuk seni yang paling klasik pun bisa berkembang dengan sentuhan modernitas. Baik Anda seorang seniman bunga pemula atau sekadar seseorang yang menghargai keindahan bunga, pendekatan Chen menantang kita semua untuk melihat lebih dalam, berpikir berbeda, dan yang paling penting, terus mendorong batas ekspresi kreatif.