Pada pagi hari sekitar pukul 06.30 waktu setempat (EST) tanggal 11, Administrasi Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA) secara mengejutkan mengumumkan penangguhan semua penerbangan domestik.


Penyebabnya adalah kerusakan sistem penting yang biasa digunakan untuk memberikan informasi misi penerbangan (air mission notification system) kepada para pilot dan maskapai penerbangan.


Akibat gangguan ini, hingga pukul 15.00 pada hari yang sama, tercatat ada 8.609 penerbangan yang mengalami keterlambatan dan 1.251 penerbangan yang dibatalkan di seluruh wilayah Amerika Serikat. Ribuan penumpang terpaksa menunggu selama berjam-jam di bandara tanpa kejelasan. Kondisi ini menyebabkan kekacauan besar di berbagai bandara utama di negara tersebut.


Menteri Transportasi AS, Pete Buttigieg, menyatakan bahwa pihaknya akan melakukan penyelidikan menyeluruh terhadap insiden ini guna mencari tahu akar penyebab gangguan sistem dan dampak luasnya terhadap jaringan penerbangan nasional.


Sistem Gagal, Tapi Bukan Serangan Siber


Juru bicara Gedung Putih menyampaikan bahwa Presiden Joe Biden sudah mendapatkan informasi lengkap mengenai insiden ini. Hingga saat ini, tidak ditemukan tanda-tanda bahwa kegagalan sistem disebabkan oleh serangan siber atau aktivitas berbahaya lainnya.


Menurut laporan CNN pada tanggal 11, masalah teknis ini sebenarnya sudah mulai muncul sejak sore hari tanggal 10. FAA menemukan adanya file yang rusak (corrupted files) pada sistem utama maupun sistem cadangan yang digunakan untuk keadaan darurat. Karena tidak ada pilihan lain, FAA memutuskan untuk merestart sistem tersebut pada pagi hari tanggal 11, yang memakan waktu sekitar 90 menit. Proses restart inilah yang menyebabkan seluruh penerbangan domestik sempat dihentikan sementara waktu.


Meskipun sistem berhasil dipulihkan sekitar pukul 09.00 pagi waktu setempat, efek domino dari penghentian penerbangan pada pagi hari masih terus terasa sepanjang hari.


Dampak Serius bagi Maskapai dan Penumpang


Menurut situs pelacakan penerbangan FlightAware, gangguan ini menyebabkan lebih dari 9.000 penerbangan tertunda dan sekitar 1.300 penerbangan dibatalkan pada hari Rabu waktu setempat. Kondisi ini membuat bandara penuh sesak dan menimbulkan kebingungan di antara para penumpang yang harus mengatur ulang perjalanan mereka, mencari akomodasi, hingga memesan ulang penerbangan.


Tak hanya itu, kabar mengenai kerusakan sistem ini juga berdampak langsung pada sektor finansial. Saham dari maskapai-maskapai besar di Amerika Serikat sempat mengalami penurunan di pasar pra-perdagangan. Namun setelah FAA mengumumkan bahwa penerbangan mulai kembali beroperasi secara bertahap, harga saham perlahan pulih.


Kelemahan Sistem Penerbangan Terbongkar


Para ahli yang diwawancarai oleh media CNBC menyatakan bahwa insiden ini menjadi peringatan keras tentang pentingnya desain sistem cadangan (redundant system) dalam infrastruktur penerbangan AS. Ketergantungan pada satu sistem utama tanpa dukungan teknologi cadangan yang andal terbukti sangat berisiko.


Seorang kepala perusahaan konsultan keamanan di Amerika menyebutkan bahwa kejadian ini menyoroti perlunya peningkatan desain keamanan siber dan penguatan sistem pendukung dalam seluruh ekosistem penerbangan nasional.


Perlindungan Penumpang Masih Lemah


Selain masalah teknis, insiden ini juga mengungkap kelemahan dalam perlindungan hak-hak penumpang di Amerika Serikat. Hingga kini, tidak ada regulasi federal yang mewajibkan maskapai untuk memberikan kompensasi finansial kepada penumpang yang mengalami keterlambatan penerbangan, terutama jika penyebabnya berasal dari pihak ketiga seperti FAA.


Namun, banyak ahli berpendapat bahwa meskipun insiden ini bukan kesalahan maskapai, perusahaan penerbangan tetap seharusnya bertanggung jawab atas biaya tambahan yang ditanggung penumpang seperti penginapan, makanan, atau transportasi darurat.


Kegagalan sistem pemberitahuan misi penerbangan ini adalah sinyal serius bahwa infrastruktur penerbangan AS membutuhkan modernisasi besar-besaran. Mulai dari penguatan teknologi, sistem cadangan, hingga regulasi perlindungan konsumen, semua harus ditingkatkan untuk mencegah kekacauan serupa di masa depan.