Hai, lykkers! Apakah kalian memiliki pengalaman terbang ? Tahukah Anda bahwa terbang adalah pengalaman yang disukai banyak orang, terutama karena efisiensi dan kepraktisannya. Namun, tidak semua penumpang menikmati penerbangan jarak jauh. Rasa lelah, pegal otot, telinga tersumbat, pusing, sakit kepala, dan pembengkakan kaki adalah keluhan umum yang sering dialami. Gejala-gejala ini sering dikaitkan dengan kabin yang sempit, kualitas udara yang buruk, atau mabuk perjalanan. Namun, kenyataannya, sebagian besar masalah tersebut disebabkan oleh kekurangan oksigen yang menyerupai gejala penyakit ketinggian.
Tekanan Udara Rendah dan Dampaknya
Penerbangan jarak jauh biasanya berlangsung di ketinggian lebih dari 10.000 meter (sekitar 32.800 kaki) di atas permukaan laut. Pada ketinggian ini, udara menjadi lebih tipis, suhu jauh lebih rendah, dan tekanan udara menurun drastis. Oleh karena itu, kabin pesawat perlu dipanaskan dan diberi tekanan agar tetap nyaman dan aman bagi penumpang.
Namun, tekanan di dalam kabin hanya disesuaikan setara dengan ketinggian antara 1.981 hingga 2.438 meter (6.500 hingga 8.000 kaki) di atas permukaan laut. Tekanan yang lebih rendah ini digunakan untuk mengurangi tekanan struktural pada badan pesawat, menurunkan berat total pesawat, serta menghemat bahan bakar.
Penyakit ketinggian biasanya terjadi pada ketinggian lebih dari 2.500 meter (8.200 kaki). Oleh karena itu, aturan penerbangan menetapkan bahwa tekanan udara dalam kabin tidak boleh turun di bawah 565 mmHg untuk mencegah risiko tersebut. Meskipun kabin dipressurisasi untuk mengurangi risiko penyakit ketinggian, paparan berkepanjangan terhadap tekanan rendah tetap dapat menyebabkan kekurangan oksigen. Hal ini bisa memicu gejala seperti kelelahan, pegal-pegal, dan rasa tidak nyaman secara umum.
Boeing 787 dan Inovasi Tekanan Kabin
Untuk memahami lebih lanjut dampak tekanan kabin terhadap tubuh manusia selama penerbangan jarak jauh, Boeing bekerja sama dengan Universitas Negeri Oklahoma untuk melakukan studi eksperimental. Penelitian ini dirancang dengan menggunakan kabin bertekanan rendah yang menyerupai pengalaman penerbangan sebenarnya. Sebanyak 502 peserta dibagi dalam lima kelompok, masing-masing mengalami tekanan kabin yang berbeda selama 20 jam.
Selama studi, para peserta diberi kebebasan bergerak, akses hiburan, makanan, dan diwajibkan tidur setidaknya selama enam jam. Semakin rendah tekanan udara di dalam kabin, semakin menurun pula tingkat oksigen yang terserap dalam darah peserta. Ketika tekanan kabin disamakan dengan ketinggian 2.438 meter di atas permukaan laut, rata-rata saturasi oksigen dalam darah peserta turun di bawah 93%. Selain itu, sekitar 7,4% peserta mengalami gejala penyakit ketinggian, yang paling sering muncul pada jam ke-8 hingga ke-10 penerbangan.
Temuan ini menunjukkan bahwa durasi yang lebih lama di dalam kabin menyebabkan penurunan kadar oksigen dalam darah, sehingga kemungkinan munculnya gangguan kesehatan ringan pun meningkat. Inilah alasan mengapa penerbangan pendek biasanya terasa lebih nyaman, sedangkan penerbangan jarak jauh cenderung lebih melelahkan dan penuh tantangan.
Sebagai respons terhadap temuan ini, Boeing merancang pesawat Boeing 787 dengan tekanan kabin yang lebih tinggi. Hal ini dimungkinkan berkat penggunaan material komposit canggih yang menggantikan aluminium konvensional. Material baru ini memungkinkan pesawat terbang di ketinggian lebih tinggi dengan tekanan kabin yang lebih stabil dan nyaman bagi penumpang. Inovasi ini bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan penumpang, terutama dalam penerbangan jarak jauh.
Tips agar Penerbangan Jarak Jauh Lebih Nyaman
Meskipun tekanan udara rendah di dalam kabin pesawat umumnya tidak menimbulkan risiko kesehatan serius, kenyamanan tetap bisa terganggu. Untuk mengurangi gejala kekurangan oksigen dan membuat pengalaman terbang lebih menyenangkan, berikut beberapa tips sederhana yang dapat Anda terapkan saat melakukan perjalanan udara:
1. Gunakan Pakaian Longgar
Pakaian ketat dapat menambah rasa tidak nyaman selama penerbangan. Pilih pakaian yang longgar dan nyaman untuk membantu tubuh tetap santai dan menjaga aliran darah tetap optimal.
2. Tetap Terhidrasi
Kelembapan udara di dalam kabin pesawat sangat rendah, sehingga tubuh mudah kehilangan cairan. Oleh karena itu, penting untuk menjaga asupan air selama penerbangan, terutama dalam perjalanan jarak jauh.
3. Hindari Minuman Beralkohol dan Obat Tidur
Mengonsumsi alkohol mungkin terasa menenangkan, tetapi justru dapat memperburuk dehidrasi dan membuat tubuh lebih cepat lelah. Obat tidur juga sebaiknya dihindari karena bisa mengganggu adaptasi alami tubuh terhadap tekanan kabin yang lebih rendah.
4. Batasi Konsumsi Kacang-Kacangan dan Minuman Bersoda
Beberapa jenis makanan, seperti kacang-kacangan dan minuman berkarbonasi, dapat menyebabkan perut kembung atau nyeri saat terbang. Sebaiknya konsumsi makanan yang ringan dan tidak memberatkan sistem pencernaan untuk mengurangi rasa tidak nyaman selama penerbangan.
5. Bernapas Secara Perlahan dan Dalam
Mengatur napas dengan perlahan dan dalam dapat membantu menstabilkan kadar oksigen dalam darah, sekaligus mengurangi kemungkinan pusing dan ketidaknyamanan lainnya.
Dengan menerapkan tips-tips di atas, Anda bisa membuat perjalanan jarak jauh menjadi lebih nyaman dan menyenangkan. Baik Anda bepergian untuk urusan bisnis, liburan, atau petualangan, persiapan yang baik dan pemahaman tentang kondisi dalam pesawat dapat membuat perbedaan besar dalam kenyamanan Anda selama di udara. Selamat bepergian! Ingatlah bahwa dengan informasi dan persiapan yang tepat, setiap penerbangan bisa menjadi pengalaman yang lebih baik.