Burung bangau adalah lambang yang dikagumi dalam budaya Tionghoa, melambangkan kemolekan, keberuntungan, kesetiaan, dan umur panjang.
Bangau sering dijadikan subjek dalam puisi kuno, lukisan, dan karya seni lainnya. Karena jarangnya, bangau sangat peka terhadap perubahan dalam lingkungan rawa dan sering disebut sebagai "Dewa Rawa."
Bangau adalah jenis burung besar. Jantan sedikit lebih besar dari betina, dan kedua jenis kelamin memiliki garis abu-abu-hitam yang lebar di setiap sisi leher, bintik putih kecil di bulu telinga mereka, dan iris cokelat tua. Bagian dahi dan puncak kepala botak dan berwarna vermilion, sedangkan tenggorokan dan leher berwarna hitam. Bulu penerbangan sekunder dan tersier juga berwarna hitam, dan paruh berwarna kuning-hijau. Ekor bangau pendek dengan bulu putih, dan kaki dan kaki berwarna hitam timah. Bangau muda memiliki warna kekuningan pucat, dengan ujung hitam di bulu terbang primer dan bulu terbang sekunder serta leher berwarna cokelat tua atau abu-abu.
Selama musim berkembang biak, bangau beristirahat di rawa-rawa tebing, rawa rendah yang berlumut, dan padang rumput rawa dengan air yang selalu mengalir. Mereka biasanya membuat sarang di rawa-rawa tebing. Di musim dingin, bangau dapat ditemukan di lumpur, sawah, dan rawa-rawa tebing. Makanan mereka bervariasi dari serangga, ikan, udang, kepiting, kerang, siput, dan biji dan bibit tanaman pertanian.
Pada akhir Februari dan awal Maret, bangau liar bermigrasi dari tempat persarangan musim dingin ke tempat persarangan berkembang biak. Pada awal Oktober, mereka meninggalkan tempat persarangan berkembang biak mereka dalam kelompok kecil dan bermigrasi ke tempat persarangan musim dingin.
Pada musim migrasi dan musim dingin, bangau sering berkumpul dalam kelompok besar, dengan kelompok keluarga masih terlihat di dalamnya. Mereka beristirahat di air dangkal atau di sepanjang tebing saat malam tiba, sering dalam kelompok keluarga.
Suara panggilan bangau keras dan jelas, digunakan sebagai sinyal teritorialitas dan komunikasi selama kawin. Saat terbang, bangau sering membentuk barisan tunggal atau berbentuk V, dengan kepala dan kaki mereka lurus bolak-balik saat sayap mereka lambat berdentum.
Musim kawin bagi bangau adalah dari April hingga Juni, dengan sistem pasangan jantan dan betina. Jantan dan betina mengumumkan kepemilikan wilayah sarang mereka dengan terus-menerus saling memanggil. Secara umum, dua butir telur diletakkan dalam sebuah sarang, kadang-kadang hanya satu.
Telurnya berbentuk oval, dengan warna abu-abu muda atau hitam putih dan bercak merah tua atau keabu-abuan kelam di ujung tumpulnya. Periode inkubasi adalah 30 hingga 33 hari.
Pada akhir musim berkembang biak, anak-anak bangau mampu terbang dan bermigrasi dengan orangtuanya ke tempat persarangan musim dingin. Bangau sub-dewasa biasanya mencapai kedewasaan seksual dalam dua tahun dan dapat hidup hingga 50-60 tahun.
Bangau adalah lambang berharga dalam budaya Tionghoa dan merupakan spesies penting dalam lingkungan rawa. Kepedulian terhadap perubahan di habitatnya menjadi pengingat akan kerapuhan lingkungan kita dan pentingnya melindunginya. Melindungi rawa bukan hanya melindungi rumah bagi bangau, tetapi juga merawat planet kita.