Semua dimulai dari tagihan listrik kami. Setelah musim panas yang sangat panas, tagihan listrik kami melonjak drastis dan bukan hanya karena AC.
Kami menjalankan mesin cuci setiap hari, membiarkan lampu menyala di setiap ruangan, dan sering memesan makanan lewat layanan pengantaran yang menggunakan kantong plastik. Di bulan itu, kami tidak hanya membayar lebih banyak uang, kami tanpa sadar membayar lebih banyak karbon.
Namun, yang mengejutkan adalah ketika kami mulai meneliti jejak karbon rumah kami, kami sadar bahwa kami tidak terjebak. Perubahan kecil yang praktis tanpa perlu teknologi mahal atau perubahan gaya hidup drastis, dapat memberikan dampak besar.
Pada artikel ini, kami akan membahas bagaimana rumah Anda bisa menjadi salah satu alat yang paling efektif dalam mengurangi emisi karbon, serta apa saja langkah-langkah praktis yang dapat Anda mulai lakukan minggu ini.
Jejak karbon adalah total emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh setiap aktivitas kita, mulai dari pemanasan rumah, membeli pakaian, hingga apa yang kita makan. Menurut Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (EPA), rata-rata rumah tangga di AS menghasilkan sekitar 7,5 ton CO₂ setara per tahun hanya dari penggunaan energi.
Namun, para peneliti dari Universitas Leeds menemukan bahwa konsumsi rumah tangga, energi, makanan, transportasi, dan barang-barang, menyumbang lebih dari 70% dari total emisi global.
Tapi, ini bukanlah kabar buruk. Ini berarti Anda memiliki kekuatan untuk berubah. Strategi berikut berfokus pada rumah Anda, karena di sinilah kehidupan sehari-hari terjadi, dan perubahan yang berkelanjutan bisa dimulai dari sini.
Langkah pertama yang mudah adalah dengan mengatur suhu termostat rumah Anda. Setiap derajat memiliki dampak.
Berikut yang bisa Anda lakukan:
• Atur suhu termostat pada 20°C saat cuaca dingin dan 26°C saat cuaca panas. Menurut Departemen Energi AS, ini dapat mengurangi tagihan energi hingga 10%.
• Gunakan power strip pintar untuk memutuskan aliran daya dari perangkat elektronik yang tidak terpakai.
• Gantilah lampu biasa dengan lampu LED, yang menghemat hingga 75% energi dibandingkan lampu pijar dan bertahan hingga 25 kali lebih lama.
• Pastikan rumah Anda terinsulasi dengan baik, terutama di sekitar pintu dan jendela, untuk mengurangi kehilangan panas atau pendinginan.
Ini bukan soal kedinginan di musim hujan, ini soal menggunakan energi dengan cerdas.
Beberapa perangkat diam-diam menyedot energi lebih banyak dari yang Anda kira. Mesin pengering, mesin pencuci piring, dan lemari es lama adalah beberapa pelaku utama pemborosan energi.
Cobalah langkah-langkah kecil ini:
- Jemurlah pakaian Anda, meskipun hanya 30% dari waktu. Dewan Pertahanan Sumber Daya Alam (NRDC) memperkirakan ini bisa menghemat lebih dari 1.000 pon CO₂ per tahun.
- Gunakan mesin cuci dan pencuci piring hanya untuk muatan penuh. Muatan setengah penuh menggunakan hampir energi yang sama.
- Cabut perangkat elektronik yang jarang Anda gunakan, seperti microwave, pemanggang roti, atau blender.
Jika Anda mengganti perangkat lama, pilihlah yang bersertifikat Energy Star, yang mengonsumsi 10-50% lebih sedikit energi dibandingkan perangkat biasa.
Anda tidak perlu mengubah seluruh pola makan Anda untuk memberikan dampak positif. Kuncinya adalah pada frekuensi.
Mulailah dengan satu "makanan rendah karbon" setiap hari:
• Fokus pada sayuran musiman, biji-bijian, kacang-kacangan, dan sumber protein nabati seperti tahu atau lentil.
• Belilah produk lokal jika memungkinkan, emisi dari transportasi bisa terkumpul dengan cepat.
• Kurangi pemborosan makanan dengan merencanakan menu dan membekukan sisa makanan.
Sebuah studi dari Universitas Oxford menemukan bahwa mengurangi konsumsi produk berbasis hewan, bahkan hanya 50% bisa mengurangi emisi makanan Anda hingga 30%.
Sebagian besar produk pembersih rumah tangga dibungkus dengan plastik, terbuat dari minyak bumi, dan dikirim dari tempat yang jauh. Ada cara yang lebih ramah lingkungan.
Berikut beberapa langkah yang bisa Anda coba:
• Gunakan botol semprot yang dapat dipakai ulang dan isi ulang dengan larutan konsentrat.
• Cobalah pembersih buatan sendiri: campuran cuka putih, air, dan minyak esensial cukup efektif untuk kebanyakan permukaan.
• Pilih sabun biodegradable dan bebas pewangi yang lembut di kulit dan ramah lingkungan.
Langkah-langkah ini tidak hanya mengurangi sampah, seringkali, mereka juga lebih hemat dalam jangka panjang.
Jika Anda memiliki anak atau teman serumah, rumah Anda bisa menjadi kelas kecil yang menyenangkan.
Cobalah kebiasaan berikut:
• Jadikan permainan untuk mematikan lampu saat meninggalkan ruangan.
• Tempelkan chart daur ulang atau kompos di kulkas.
• Ajak keluarga untuk memantau tagihan listrik dan melihat perubahan dari waktu ke waktu.
• Biarkan anak-anak membantu saat menyiapkan bekal sekolah dengan menggunakan wadah yang dapat dipakai ulang, bukan barang sekali pakai.
Psikolog iklim, Dr. Renee Lertzman, menekankan bahwa tindakan kecil yang dilakukan bersama-sama bisa membangun kepercayaan diri dan momentum: "Ketika orang merasa mereka dapat berkontribusi pada solusi, bahkan yang kecil, itu memotivasi mereka untuk terus beraksi."
Saat kami pertama kali memulai perjalanan ini, kami merasa kewalahan. Rasanya seperti setiap aspek kehidupan modern memberikan dampak, mulai dari cara kita memasak hingga cara kita membersihkan rumah. Namun, seiring waktu, kebiasaan-kebiasaan kecil ini mulai mengubah rumah kami. Tagihan utilitas kami berkurang, sampah kami mengecil, dan yang paling penting, cara pandang kami berubah.