Hi, Lykkers! Dalam dunia kebugaran, dua jenis latihan yang sering dibandingkan adalah HIIT (High-Intensity Interval Training) dan kardio biasa atau steady-state cardio.


Keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu membakar kalori, meningkatkan daya tahan tubuh, dan membantu mencapai tubuh ideal. Namun, cara kerja dan hasil yang ditawarkan bisa sangat berbeda.


Lalu, mana yang lebih efektif untuk mencapai bentuk tubuh yang diinginkan?


Mengenal HIIT: Latihan Singkat dengan Intensitas Tinggi


HIIT merupakan latihan dengan intensitas tinggi yang dilakukan dalam waktu singkat. Polanya biasanya berupa kombinasi antara periode latihan berat dan waktu istirahat singkat, misalnya 30 detik sprint lalu 15 detik istirahat, diulang beberapa kali.


Latihan ini memaksa tubuh bekerja pada kapasitas maksimal, sehingga detak jantung meningkat tajam dan pembakaran kalori berlangsung cepat. Uniknya, setelah latihan selesai, tubuh tetap membakar kalori melalui efek EPOC (Excess Post-Exercise Oxygen Consumption) — yaitu proses pemulihan yang membuat metabolisme tetap tinggi bahkan setelah olahraga selesai.


Kelebihan HIIT:


- Membakar kalori lebih banyak dalam waktu singkat.


- Meningkatkan metabolisme hingga beberapa jam setelah latihan.


- Efektif untuk membentuk otot sekaligus menurunkan lemak.


- Dapat dilakukan tanpa alat, cukup dengan berat tubuh sendiri.


Kekurangan HIIT:


- Tidak cocok untuk pemula tanpa pengawasan.


- Berisiko cedera jika tekniknya salah.


- Membutuhkan waktu pemulihan lebih lama karena intensitas tinggi.


Kardio Biasa: Stabil, Aman, dan Cocok untuk Semua Level


Kardio biasa atau steady-state cardio adalah latihan dengan intensitas sedang yang dilakukan secara konsisten dalam waktu lebih lama, seperti jogging, bersepeda, berenang, atau berjalan cepat selama 30–60 menit.


Latihan ini tidak menuntut tenaga ekstrem, sehingga lebih mudah dilakukan oleh siapa pun, termasuk pemula. Fokus utamanya adalah meningkatkan stamina, melatih jantung, dan menjaga berat badan tetap stabil.


Kelebihan Kardio Biasa:


- Aman untuk semua usia dan tingkat kebugaran.


- Membantu memperkuat sistem kardiovaskular.


- Cocok untuk relaksasi dan menjaga kesehatan mental.


- Risiko cedera lebih rendah dibanding HIIT.


Kekurangan Kardio Biasa:


- Membutuhkan waktu lebih lama untuk hasil yang signifikan.


- Pembakaran kalori berhenti setelah latihan selesai.


- Jika dilakukan berlebihan, bisa menyebabkan kehilangan massa otot.


HIIT vs Kardio Biasa: Siapa yang Lebih Efektif?


Jika tujuannya adalah menurunkan lemak dan membentuk tubuh ideal dalam waktu singkat, HIIT sering kali lebih unggul. Latihan intensitas tinggi ini mendorong pembakaran kalori besar bahkan setelah sesi berakhir. Namun, tubuh juga membutuhkan waktu pemulihan cukup agar tidak kelelahan.


Di sisi lain, kardio biasa tetap memiliki peran penting, terutama bagi yang ingin menjaga stamina dan kesehatan jantung tanpa beban fisik berat. Kombinasi keduanya justru bisa menjadi strategi terbaik, misalnya melakukan HIIT dua kali seminggu dan kardio ringan tiga kali seminggu untuk menjaga keseimbangan tubuh.


Baik HIIT maupun kardio biasa sama-sama efektif, tergantung pada tujuan dan kemampuan masing-masing individu. HIIT cocok bagi yang ingin hasil cepat dan efisien, sementara kardio biasa lebih sesuai untuk latihan jangka panjang yang aman dan stabil. Kuncinya adalah konsistensi dan pemulihan yang cukup, agar tubuh bisa beradaptasi dan mencapai bentuk ideal dengan cara yang sehat.