Fotografi bawah air bukan sekadar menangkap keindahan biota laut atau ketenangan dunia bawah permukaan.


Saat Anda menekan tombol rana, Anda juga berhadapan dengan hukum fisika cahaya. Cahaya tidak berperilaku sama seperti di darat, ia membelok, menyebar, dan bertransformasi dengan cara yang menantang kemampuan kamera. Untuk menghasilkan foto bawah air yang memukau, memahami konsep pembiasan cahaya (refraction) adalah kunci utamanya.


Apa Itu Pembiasan Cahaya?


Pembiasan terjadi ketika cahaya berpindah dari satu medium ke medium lain, misalnya dari udara ke air dan mengalami perubahan arah. Hal ini disebabkan oleh perbedaan kecepatan rambat cahaya di setiap medium. Di udara, cahaya bergerak jauh lebih cepat dibandingkan di air. Ketika cahaya memasuki air pada sudut tertentu, kecepatannya melambat dan arah rambatnya membelok.


Bagi fotografer bawah air, hal ini berarti bahwa sudut masuk cahaya ke air dapat mengubah cara objek terlihat di kamera. Contohnya, seekor ikan yang sebenarnya berada di kedalaman tertentu mungkin tampak sedikit bergeser posisinya akibat pembiasan cahaya yang melewati permukaan air menuju lensa kamera.


Dampak Pembiasan Terhadap Fotografi


Pembiasan bisa memengaruhi hasil foto Anda dalam berbagai cara, mulai dari distorsi gambar, perubahan warna, hingga kesulitan fokus. Memahami efek-efek ini akan membantu Anda menyesuaikan teknik pemotretan agar hasilnya optimal.


Distorsi dan Persepsi Jarak


Pembiasan sering membuat objek tampak lebih besar atau lebih dekat dari posisi aslinya. Misalnya, ikan yang sebenarnya berjarak 1,5 meter dapat terlihat hanya 1 meter dari kamera. Efek ini paling kuat terjadi di dekat permukaan air, di mana cahaya membelok tajam saat memasuki air.


Masalah Fokus


Karena cahaya membelok dengan cara berbeda di dalam air, fokus kamera bisa bergeser. Titik fokus yang tampak tepat di layar mungkin sebenarnya sedikit meleset. Oleh karena itu, banyak fotografer bawah air lebih memilih fokus manual atau menyesuaikan pengaturan secara presisi agar gambar tetap tajam.


Perubahan Warna (Color Shift)


Air menyerap warna-warna tertentu lebih cepat daripada yang lain. Panjang gelombang merah, misalnya, hilang terlebih dahulu, sehingga foto bawah air sering tampak kebiruan atau kehijauan. Semakin dalam Anda menyelam, semakin besar perubahan warna yang terjadi.


Cara Mengatasi Efek Pembiasan


Meski pembiasan menjadi tantangan tersendiri, Anda tetap bisa menghasilkan foto yang jernih, tajam, dan penuh warna dengan strategi yang tepat.


Gunakan Lensa Sudut Lebar (Wide-Angle Lens)


Lensa sudut lebar memungkinkan Anda menangkap area yang luas dengan distorsi minimal. Jenis lensa ini juga membantu menjaga fokus pada subjek dan mengurangi efek pembiasan yang biasanya muncul di permukaan air.


Ambil Gambar di Kedalaman Dangkal


Semakin dangkal air, semakin sedikit pembiasan yang terjadi. Jika memungkinkan, ambillah foto di kedalaman rendah untuk hasil yang lebih tajam dan warna yang lebih alami. Bila Anda harus menyelam lebih dalam, gunakan pencahayaan tambahan untuk menjaga kualitas warna.


Atur White Balance Secara Manual


Untuk mengembalikan warna alami yang hilang akibat pembiasan, gunakan pengaturan white balance manual. Ini akan membantu menetralkan warna biru atau hijau berlebih dan menghidupkan kembali warna-warna hangat seperti merah, oranye, dan kuning.


Gunakan Strobe atau Lampu Kilat


Karena cahaya merah cepat hilang di air, lampu kilat atau strobe sangat efektif untuk menambahkan kembali rona hangat yang hilang. Cahaya tambahan ini juga membantu menonjolkan detail pada koral dan ikan yang berwarna cerah.


Perhatikan Sudut Pencahayaan


Cahaya yang masuk ke air dapat membelok dengan berbagai arah. Cobalah bermain dengan sudut pencahayaan—baik alami maupun buatan—untuk mengurangi efek pembiasan. Menerangi subjek dari arah yang tepat dapat mengurangi pantulan berlebih dan menjaga detail tetap tajam.


Peran Air dalam Pembiasan


Air merupakan medium yang sangat reflektif. Semakin keruh air, semakin besar pembiasan yang terjadi. Karena itu, kejernihan air sangat menentukan hasil akhir foto. Di perairan tropis yang jernih, cahaya matahari dapat menembus lebih dalam sehingga warna dan detail lebih terjaga. Sebaliknya, di air yang keruh, pembiasan menyebabkan kehilangan warna dan kontras yang signifikan.


Mengetahui kondisi air sebelum memotret akan membantu Anda memperkirakan seberapa besar efek pembiasan yang mungkin muncul dan menyesuaikan strategi pemotretan.


Contoh Nyata: Memotret Terumbu Karang


Bayangkan Anda sedang memotret terumbu karang di kedalaman sekitar tiga meter. Sinar matahari masih cukup kuat, namun warna mulai bergeser ke arah biru kehijauan. Untuk mengatasi hal ini, Anda menggunakan lensa sudut lebar agar distorsi berkurang, lalu mengatur white balance manual agar warna terumbu tampak alami.


Anda juga menambahkan strobe untuk menonjolkan warna merah dan oranye yang biasanya hilang di kedalaman tersebut. Hasilnya, foto yang diambil menampilkan keindahan karang dan ikan dengan tajam dan penuh warna, seolah-olah diambil dari dunia mimpi.


Kesimpulan


Memahami bagaimana cahaya berperilaku di bawah air adalah keterampilan penting bagi siapa pun yang ingin menguasai fotografi bawah air. Dengan memahami pembiasan, mengatur peralatan dengan tepat, bermain dengan sudut pencahayaan, dan menyesuaikan teknik pemotretan, Anda dapat mengubah tantangan menjadi peluang untuk menciptakan karya yang luar biasa.


Dengan latihan dan persiapan yang matang, hasil foto Anda tidak hanya akan jernih dan tajam, tetapi juga mampu menangkap keindahan dan pesona dunia bawah laut yang memikat setiap mata yang melihatnya.