Pernahkah Anda masuk ke ruang tamu dan langsung merasa ada sesuatu yang janggal, padahal semua furniturnya cantik, rapi, dan penuh nuansa hangat? Perasaan aneh itu sering kali bukan soal selera, tetapi soal penataan.
Ada beberapa kesalahan yang terus berulang tanpa disadari, membuat ruang terasa sempit, tidak nyaman, atau kehilangan karakter. Kabar baiknya, setiap kesalahan itu punya solusi sederhana yang bisa langsung diterapkan.
Para desainer interior hampir sepakat bahwa penyebab utama ruang tampak tidak proporsional adalah mengabaikan skala dan proporsi. Banyak orang tergoda membeli sofa besar, kursi empuk super lebar, atau ottoman yang bulky hanya karena terlihat nyaman. Sayangnya, ketika ditempatkan di rumah, semua itu membuat ruang terasa berat, sumpek, dan sulit digunakan secara efektif.
Sebaliknya, furnitur yang terlalu kecil juga bisa menimbulkan masalah. Ketika semua elemen terlihat mungil, ruang justru tampak kosong, seperti ada sesuatu yang hilang. Alih-alih terasa nyaman, ruang tamu malah seperti tidak selesai ditata. Kuncinya adalah keseimbangan, pemilihan ukuran yang selaras menjadikan ruang terasa lebih terencana, bukan acak.
Sebelum membeli furnitur besar, jadikan meteran sebagai sahabat baru Anda. Ukur seluruh ruangan, tandai area yang ingin ditempati sofa atau meja menggunakan selotip di lantai, lalu cek jarak bukaan pintu, laci, atau ruang untuk bergerak. Langkah kecil ini menghindarkan Anda dari penyesalan seperti "mengapa tidak muat?" atau "kok malah jadi sempit?".
Ada pedoman praktis yang sering disarankan desainer: beri jarak sekitar 35–45 cm antara tepi sofa dan meja kopi. Jarak ini cukup dekat untuk meraih minuman, tapi tetap nyaman untuk berjalan. Jika ruang masih terasa aneh, biasanya ada satu furnitur yang ukurannya tidak seimbang dengan yang lain.
Karpet sering dianggap pemanis, padahal sebenarnya memiliki peran besar dalam membentuk "zona" ruang tamu. Kesalahan yang paling sering terjadi adalah memilih karpet yang terlalu kecil, hanya cukup untuk berada di bawah meja kopi saja. Ini membuat area duduk tampak terpecah dan tidak menyatu.
Solusinya adalah membiarkan karpet mengambil peran dominan. Idealnya, karpet berada di bawah seluruh furnitur utama atau setidaknya di bawah kaki depan sofa dan kursi. Dengan begitu, semua elemen terasa terhubung, ruangan tampak lebih luas, dan tampilan keseluruhan terasa jauh lebih harmonis.
Sudut kosong sering kali mengikis kehangatan ruang tanpa kita sadari. Area di belakang sofa, pojok dekat jendela, atau sisi rak yang terlupakan bisa menciptakan kesan hampa dan dingin. Banyak desainer menyebutnya sebagai "sudut mati" karena tidak memberikan kontribusi visual maupun fungsi.
Untuk mengatasinya, isi sudut tersebut dengan elemen yang memberi tinggi, tekstur, atau cahaya. Tanaman tinggi, lampu lantai ramping, meja kecil dengan beberapa buku, atau keranjang dekoratif dapat menghidupkan sudut tanpa membuatnya penuh sesak. Perubahan kecil ini mampu mengubah suasana ruang secara dramatis.
Banyak orang mengira bahwa menempelkan semua furnitur ke dinding akan membuat ruangan tampak lebih lega. Faktanya, hal itu justru menciptakan ruang yang terasa datar dan seperti ruang tunggu. Bagian tengah ruangan terlihat kosong, sementara sisi-sisinya terasa penuh sesak.
Cobalah menarik salah satu furnitur utama, biasanya sofa sedikit menjauh dari dinding. Dengan memosisikannya beberapa sentimeter ke arah tengah, ruang akan terlihat lebih berlapis, menarik, dan terasa lebih hangat. Bahkan di ruang yang tidak terlalu luas, teknik ini tetap memberikan perubahan besar.
Ruang tamu yang bagus bukan hanya indah dilihat, tetapi juga nyaman dilewati. Menambah terlalu banyak kursi atau meja kecil sering menyebabkan jalur pergerakan terhambat. Tamu harus berputar, menghindar, atau memiringkan tubuh saat melintas dan ini jelas mengganggu kenyamanan.
Idealnya, sisakan jalur utama selebar 75–90 cm, dan minimal 60 cm di antara kursi atau antara kursi dan meja samping. Ketika alur pergerakan terasa lancar, suasana ruang pun menjadi lebih ramah dan rileks.
Penataan yang sudah rapi bisa rusak hanya karena benda-benda kecil yang berserakan. Remote berserakan, kabel menjuntai, tumpukan selimut, hingga pajangan yang berlebihan membuat ruang terasa semrawut dan melelahkan bagi mata.
Manfaatkan solusi penyimpanan sederhana seperti kotak dekoratif, ottoman berkunci untuk menyimpan selimut, tray untuk remote, serta pengaturan kabel yang tersembunyi. Saat setiap barang memiliki "rumahnya" sendiri, ruang tamu terlihat lebih bersih, tenang, dan menyenangkan untuk ditempati.
Kesalahan umum seperti salah memilih skala, memakai karpet terlalu kecil, membiarkan sudut kosong, menempelkan semua furnitur ke dinding, menyempitkan jalur, dan membiarkan clutter menumpuk sebenarnya sangat mudah diperbaiki. Dengan sedikit perencanaan dan perhatian detail, ruang tamu dapat berubah menjadi tempat yang jauh lebih nyaman dan betul-betul mencerminkan kehangatan rumah Anda.
Dari seluruh kebiasaan di atas, mana yang paling sering terjadi di rumah Anda? Dan perubahan kecil apa yang ingin Anda coba lebih dulu untuk menjadikan ruang tamu terasa lebih hidup dan harmonis?