Roti, makanan pokok yang dikonsumsi di seluruh dunia dalam berbagai bentuk.


Memiliki sejarah yang kaya sejak ribuan tahun yang lalu.


Meskipun bahan-bahannya sederhana, terutama tepung, air, ragi, dan garam, proses pembuatan roti merupakan proses kimia dan pengerjaan yang rumit. Mari selami perjalanan menakjubkan tentang bagaimana roti dibuat, dari biji-bijian hingga menjadi roti.


1. Pemilihan Bahan


Perjalanan roti dimulai dengan pemilihan bahan yang cermat. Tepung, komponen utamanya, bisa bersumber dari berbagai biji-bijian seperti gandum, rye, barley, atau bahkan alternatif bebas gluten seperti tepung beras atau almond. Setiap jenis tepung memberikan rasa dan tekstur unik pada produk jadi.


2. Mencampur


Setelah tepung dipilih, tepung tersebut dicampur dengan air, ragi, dan garam dalam proses yang disebut pencampuran. Langkah ini mengaktifkan protein gluten yang ada dalam tepung, membentuk jaringan yang memberikan struktur dan elastisitas pada roti. Adonan diuleni secara menyeluruh untuk mengembangkan gluten dan memastikan distribusi bahan merata.


3. Fermentasi


Setelah pencampuran, adonan mengalami fermentasi, sebuah langkah penting di mana ragi mengubah gula menjadi alkohol dan gas karbon dioksida. Proses ini tidak hanya membuat roti menjadi ragi sehingga membuatnya mengembang, tetapi juga mengembangkan rasa yang kompleks dan memperbaiki tekstur. Tergantung pada resepnya, fermentasi dapat dilakukan pada suhu kamar atau di lingkungan yang terkendali, seperti kotak pemeriksaan.


4. Membentuk


Setelah adonan mengembang sesuai volume yang diinginkan, saatnya dibentuk. Langkah ini melibatkan membagi adonan menjadi beberapa bagian dan membentuknya menjadi roti, roti gulung, atau bentuk lain yang diinginkan. Pembentukan yang tepat memastikan tekstur yang merata dan diinginkan pada produk jadi.


5. Pemeriksaan


Setelah dibentuk, adonan mengalami penggembungan terakhir yang disebut proofing. Hal ini memungkinkan ragi menghasilkan lebih banyak gas karbon dioksida, sehingga adonan semakin mengembang dan meningkatkan kelembutan dan teksturnya. Pemeriksaan dapat memakan waktu mulai dari beberapa menit hingga beberapa jam, tergantung pada faktor-faktor seperti suhu dan aktivitas ragi.


6. Memanggang


Langkah kedua dari belakang dalam pembuatan roti adalah memanggang. Adonan yang sudah terbukti dipindahkan


ke oven yang sudah dipanaskan sebelumnya, di mana suhu tinggi menyebabkan pemuaian gas dengan cepat, sehingga roti mengembang pada akhirnya dan strukturnya lapang. Reaksi Maillard terjadi selama pemanggangan, mengakibatkan kerak menjadi kecoklatan dan berkembangnya rasa dan aroma yang kaya.


7. Mendinginkan dan Menyimpan


Setelah dipanggang dengan sempurna, roti dikeluarkan dari oven dan dibiarkan dingin di rak kawat. Pendinginan sangat penting untuk mencegah kerak menjadi basah dan untuk memastikan pemerataan kelembapan di dalam roti. Setelah dingin, roti bisa diiris dan langsung dinikmati atau disimpan untuk dikonsumsi nanti.


8. Kenikmatan


Akhirnya hasil jerih payah kita siap dinikmati. Baik diolesi mentega, dicelupkan ke dalam minyak zaitun, atau digunakan sebagai wadah untuk sandwich dan roti panggang, roti yang baru dipanggang menggoda indra dengan aroma, rasa, dan teksturnya. Dari bagian luar yang keras hingga bagian dalam yang lembut dan empuk, setiap gigitan merupakan bukti seni dan tradisi pembuatan roti.


Proses pembuatan roti merupakan perpaduan harmonis antara ilmu pengetahuan dan seni, dimana bahan-bahan sederhana disulap menjadi sebuah mahakarya kuliner. Dari pemilihan bahan yang cermat hingga pelaksanaan setiap langkah yang tepat, pembuatan roti adalah hasil kerja keras yang menghasilkan makanan yang abadi dan disukai secara universal. Jadi lain kali Anda menggigit sepotong roti yang baru dipanggang, luangkan waktu sejenak untuk menghargai perjalanan yang dilakukan dari biji-bijian menjadi roti.