Dalam konteks bidang bertingkat, sering kali orang mengasosiasikannya dengan struktur bertingkat seperti tangga di pegunungan.
Namun, konsep bidang bertingkat memiliki cakupan yang lebih luas.
Menurut "Encyclopedia-Agriculture," teras dijelaskan sebagai "lahan pertanian bertingkat atau bergelombang yang dibangun di sepanjang garis kontur di atas tanah miring." Terdapat berbagai jenis teras, termasuk teras tipe langkah yang dibangun di atas lereng sepanjang garis kontur. Jenis teras ini terbagi menjadi empat kategori, yaitu teras horizontal, teras lereng, teras lereng terbalik, dan teras lereng terpisah. Terutama, teras semacam itu banyak ditemukan di negara-negara seperti Jepang, Asia Tenggara, dan daerah dengan populasi lebih sedikit namun luas.
Teras gelombang merujuk pada lahan pertanian dengan profil berbentuk gelombang yang dibangun di lereng landai, memudahkan untuk pertanian mekanis. Mereka tersebar di negara-negara yang memiliki kepadatan penduduk rendah seperti Amerika Serikat dan Australia. Konsep bidang bertingkat pertama kali muncul pada zaman prasejarah, di mana orang membuka hutan atau puncak bukit untuk menanam tanaman pangan atau sebagai pertahanan benteng. Seiring berjalannya waktu, teras serupa muncul di seluruh dunia.
Bidang bertingkat mencakup teras berbentuk strip atau bergelombang yang dibangun sepanjang garis kontur di lereng bukit. Pembangunan ladang bertingkat adalah langkah efektif untuk mengatasi erosi tanah di lahan pertanian yang curam, memberikan manfaat nyata seperti peningkatan hasil, penyimpanan air, dan perlindungan tanah. Ladang bertingkat memiliki ventilasi yang baik dan kondisi transmisi cahaya yang menguntungkan pertumbuhan tanaman serta akumulasi nutrisi. Jenis teras, seperti teras miring, teras dupleks, dan teras horizontal, dapat dibedakan berdasarkan kemiringan ladang.
Lebar teras ditentukan oleh faktor-faktor seperti kemiringan tanah, metode pertanian, ketebalan lapisan tanah, dan kondisi ekonomi. Perencanaan terpadu dengan sistem irigasi, drainase, dan jalan lalu lintas juga menjadi bagian integral dari pembangunan teras. Penting untuk mempertahankan tanah lapisan atas selama pembangunan teras. Setelah selesai, langkah-langkah budidaya seperti pembajakan, peningkatan aplikasi pupuk organik, dan penanaman tanaman perintis yang sesuai diperlukan untuk mempercepat kematangan tanah dan meningkatkan kesuburan tanah. Dalam beberapa kasus, penyimpanan air untuk irigasi juga dapat diperlukan, sesuai dengan kondisi setempat.
Faktanya, pegunungan yang cocok untuk pembangunan teras adalah pegunungan dengan cangkir kertas yang subur. Ekosistem alami yang terbentuk oleh beberapa lingkungan alam di pegunungan sudah sangat baik, secara alami menyimpan banyak air. Setelah pembangunan ladang bertingkat, biasanya juga dibangun waduk sesuai dengan lokasinya dan kondisi alam gunung. Gunung itu sendiri umumnya memiliki mata air, dan kolam dapat digali di dekat mata air untuk menyimpan air hujan dan menggunakan mata air tersebut untuk keperluan irigasi dalam periode cuaca kering.