Burung kolibri, yang juga dikenal sebagai nimfa kayu.
Burung ini terdiri dari sekitar 600 spesies dalam ordo Swift dan menyandang gelar luar biasa sebagai burung terkecil di dunia.
Makhluk mungil ini memiliki kemampuan unik untuk melayang di udara dengan mengepakkan sayapnya dengan cepat, mencapai frekuensi yang mengesankan yaitu 15 hingga 80 denyut per detik, yang tergantung pada ukuran burung kolibri.
Nama “burung kolibri” diambil dari suara senandung khas yang dihasilkan oleh kepakan sayapnya. Selain itu, burung-burung ini adalah satu-satunya spesies burung yang mampu terbang mundur dan dapat dengan mudah ke segala arah. Terkenal karena bulunya yang cerah, burung kolibri sering kali diklasifikasikan bersama burung walet dalam ordo Apodiformes, meskipun mereka juga dapat dicantumkan secara terpisah sebagai Trochiliformes.
Distribusinya terutama terbatas di Belahan Bumi Barat, yang memiliki beragam spesies, khususnya di Amerika Selatan. Meskipun sekitar selusin spesies umumnya ditemukan di Amerika Serikat dan Kanada, hanya burung kolibri tenggorokan rubi (Archilochus colubris) yang berkembang biak di Amerika Utara bagian timur, mulai dari Nova Scotia hingga Florida. Terlepas dari keunggulan dan daya tariknya, sejarah evolusi burung kolibri masih merupakan teka-teki yang menarik. Karena ukurannya yang kecil, kerangka burung kolibri tidak dapat diawetkan sebagai fosil, sehingga para ilmuwan harus mengungkap asal usul kuno mereka.
Sebagian besar spesies burung kolibri tinggal di Amerika Tengah dan Selatan.
Catatan fosil yang ditemukan di Amerika Selatan memberikan bukti keberadaan burung kolibri sejak satu juta tahun yang lalu, menunjukkan asal usul mereka berasal dari zaman Pleistosen. Namun, penelitian terbaru yang dilakukan di Jerman bagian selatan telah mengungkap fosil burung kolibri yang lebih kuno, yang berumur lebih dari 30 juta tahun pada zaman Oligosen. Temuan ini menunjukkan bahwa nenek moyang burung kolibri muncul jauh lebih awal dari perkiraan sebelumnya.
Studi memperkirakan bahwa nenek moyang terbaru dari semua burung kolibri modern hidup sekitar 22,4 juta tahun yang lalu di beberapa bagian Amerika Selatan. Jangka waktu yang relatif baru ini menunjukkan bahwa burung kolibri mengalami diversifikasi yang cepat saat mereka tiba di Amerika Selatan, sehingga menghasilkan banyak spesies yang kita amati saat ini. Karena keajaiban burung ini hanya ditemukan di benua Amerika, adaptasi unik dan perjalanan evolusi mereka terus memikat para peneliti. Namun bagaimana burung kolibri bisa berpindah dari Eurasia ke Amerika Selatan, mengingat kebutuhan energi mereka yang tinggi?
Para peneliti berhipotesis bahwa mereka menyusuri jembatan darat Bering dari Eurasia ke Amerika Utara sebelum melanjutkan perjalanan ke selatan. Sesampainya di Amerika Selatan, burung pemakan nektar ini menetap di berbagai habitat yang kaya akan sumber daya nektar, sehingga menyebabkan diversifikasi cepat ke dalam berbagai kelompok taksonomi, yang berisi ratusan spesies.
Sekitar 120.000 tahun yang lalu, burung kolibri bermigrasi kembali ke Amerika Utara dan kemudian menginvasi Karibia setidaknya lima juta tahun yang lalu. Di kawasan ini, spesies baru terus bermunculan dengan pesat, hal ini menunjukkan dampak besar bioregion terhadap spesiasi.
Menariknya, Pegunungan Andes telah memainkan peran penting dalam diversifikasi spesies burung kolibri, dengan kemunculan spesies baru yang terjadi pada tingkat yang sama dengan wilayah non-pegunungan. Temuan ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menyoroti dampak Andes terhadap keanekaragaman hayati. Analisis genetik lebih lanjut mengungkapkan bahwa keanekaragaman burung kolibri terus berkembang, dengan spesies baru diciptakan dengan laju yang melampaui tingkat kepunahan.
Burung kolibri menunjukkan beragam perilaku untuk mencari makan dan bersarang di beragam habitat darat. Mereka umumnya mencari bunga penghasil nektar, yang dapat ditemukan di habitat seperti hutan semak kering, oasis gurun, dataran rendah pesisir, hutan hujan tropis, hutan pinus batas utara, dan tundra pegunungan. Habitat ini tersebar di berbagai ketinggian, mulai dari ketinggian melebihi 4.876 meter di Andes hingga gurun pedalaman di bawah permukaan laut. Burung kolibri bahkan dapat ditemukan di daerah perkotaan dan pinggiran kota di mana sumber makanan alami tersedia, berkat menjamurnya kandang burung dan kebun.
Burung kolibri jantan biasanya berkumpul untuk memamerkan akrobat udara mereka dan menarik perhatian pasangan betina. Selama masa pacaran, pejantan menampilkan manuver terbang yang menakjubkan, mencapai ketinggian lebih dari 30 meter sebelum menyelam ke arah betina dan naik lagi. Karena tingkat metabolisme yang tinggi dan pengeluaran energi untuk penerbangan aktif, burung kolibri menghabiskan sekitar 70% waktunya untuk bertengger dan beristirahat. Rasa ingin tahunya yang kuat mendorong mereka untuk mengeksplorasi objek berwarna cerah, dan seringkali salah mengiranya sebagai makanan.
Kesimpulannya, burung kolibri merupakan burung yang sangat menakjubkan, yang memikat kita dengan ukurannya yang mungil dan kemampuannya yang luar biasa. Kemampuan mereka untuk melayang, terbang ke segala arah, dan menghasilkan suara senandung yang khas, yang membedakan mereka dari spesies burung lainnya.
Meskipun sejarah evolusi mereka masih diselimuti misteri, penemuan terbaru telah menjelaskan asal usul kuno mereka. Sebagai penjaga ekosistem yang dipenuhi nektar di Amerika Tengah dan Selatan, burung kolibri terus memikat kita, mengingatkan kita akan keindahan dan keanekaragaman tak terbatas yang ditemukan di alam.