Sebelum lolipop seperti yang kita kenal sekarang muncul, peradaban kuno sudah mengenal permen berbentuk sederhana yang terpasang pada stik. Bukti arkeologis menunjukkan bahwa sejak 2000 SM, orang Mesir sudah mencelupkan kacang atau buah ke dalam madu, terkadang memasangnya pada stik untuk memudahkan konsumsi.


Selain di Mesir, budaya-budaya lain, seperti Tiongkok dan Arab, juga memiliki tradisi serupa dengan menggunakan gula alami, yang kemudian dipanaskan untuk menghasilkan bentuk-bentuk karamel primitif.


Meski belum disebut sebagai "lolipop", konsep meletakkan permen di ujung stik ini sudah ada, dan berkembang seiring waktu. Dalam banyak budaya, hal ini menjadi dasar bagi permen lolipop yang kita nikmati saat ini, menawarkan cara yang lebih praktis dan menyenangkan untuk mengonsumsi permen.


Kelahiran Lolipop Modern


Meskipun asal-usul lolipop modern sulit untuk dipastikan, ada beberapa teori yang mengatakan bahwa perkembangan permen ini dimulai pada abad ke-17. Di Eropa, gula mulai direbus menjadi permen keras, dan pada abad ke-18, pembuat permen di Britania Raya mulai mencetak permen keras dalam bentuk yang menyerupai lolipop. Kata "lolipop" sendiri pertama kali muncul pada awal abad ke-20. Istilah ini diyakini berasal dari gabungan kata "lolly", yang berarti lidah, dan "pop", suara yang sering dikaitkan dengan sesuatu yang lezat dan memuaskan.


George Smith, seorang pembuat permen asal Connecticut, mengklaim telah menciptakan lolipop modern pertama pada tahun 1908. Ia menamai permen itu setelah kuda pacuan terkenal bernama "Lolly Pop". Pada tahun 1931, ia mendapatkan merek dagang untuk istilah "lolipop", dan merek inilah yang membantu mempopulerkan lolipop di Amerika Serikat.


Lonjakan Populer: Lolipop Menjadi Camilan Klasik


Setelah diproduksi secara massal, popularitas lolipop meningkat pesat. Pada tahun 1930-an dan 1940-an, lolipop mulai dijual dalam berbagai rasa, dari buah-buahan sederhana hingga rasa eksotis, dengan harga yang terjangkau untuk anak-anak. Pada masa Depresi Besar, ketika kemewahan sangat terbatas, lolipop menjadi pilihan camilan murah yang membawa keceriaan bagi anak-anak dan orang dewasa.


Pada tahun 1950-an, mesin otomatis memungkinkan pembuatan lolipop dalam jumlah besar. Ini menyebabkan lonjakan besar dalam popularitasnya, dan salah satu merek terkenal meluncurkan varian lolipop dengan inti kunyahan. Slogan "Berapa lama mengoleskannya sampai ke tengah?" membuatnya semakin disukai oleh keluarga di seluruh Amerika.


Lolipop untuk Generasi Baru


Seiring berjalannya waktu, lolipop terus beradaptasi dengan selera dan tren baru. Pada tahun 1970-an, lolipop kreasi mulai diperkenalkan. Varian raksasa dan lolipop "whistle pop" yang bisa mengeluarkan suara seperti peluit menjadi hit di kalangan anak-anak. Merek-merek mulai bereksperimen dengan bentuk dan warna, serta menambahkan desain atau logo pada lolipop, menjadikannya pilihan populer untuk pesta ulang tahun dan acara-acara besar lainnya.


Namun, lolipop tidak hanya disukai oleh anak-anak. Pada akhir 1990-an dan awal 2000-an, lolipop memasuki dunia camilan kelas atas. Beberapa merek mulai memproduksi lolipop artisanal dengan rasa yang lebih unik dan kompleks, seperti lavender atau cabai, menjadikan lolipop sebagai camilan mewah bagi orang dewasa. Bahkan hingga kini, lolipop kelas atas terus berkembang, menantang batas-batas imajinasi dengan rasa dan desain baru.


Lolipop dalam Budaya Pop


Selain menjadi camilan, lolipop telah menorehkan jejak dalam budaya pop. Dari lagu ikonik "On the Good Ship Lollipop" yang dinyanyikan oleh Shirley Temple hingga desain logo Chupa Chups yang terkenal, yang dibuat oleh seniman ternama Salvador Dalí, lolipop telah menjadi simbol kesenangan, kedamaian, dan sedikit pemberontakan. Permen yang sederhana ini menjadi simbol yang identik dengan kenikmatan manis dan kebahagiaan.


Mengapa Lolipop Tetap Populer?


Apa yang membuat lolipop tetap abadi? Mungkin karena desainnya yang menyenangkan, rasa yang beragam, dan kemudahan untuk menikmatinya. Baik Anda lebih suka rasa ceri sederhana atau lolipop dengan rasa mewah, bentuknya yang tetap sama—permen di ujung stik, menawarkan cara menikmati camilan yang unik. Di tengah kehidupan yang serba cepat, lolipop memberikan pengalaman yang lebih lambat dan penuh kenangan manis.


Seiring berjalannya waktu, lolipop telah berkembang menjadi camilan yang tidak hanya menggugah selera, tetapi juga mencerminkan perubahan selera dan budaya kita. Dari madu yang dilapisi buah pada zaman kuno hingga varian rasa yang mewah hari ini, lolipop tetap menjadi camilan yang menyimpan cerita dan kenangan.