Perjalanan luar angkasa jangka panjang memberikan dampak yang sangat besar terhadap tubuh astronot. Dampak ini mencakup berbagai perubahan pada sistem fisik mereka, mulai dari penurunan kekuatan otot dan kerusakan tulang hingga perubahan pada sistem fisiologis lainnya.
Penyebab utama dari perubahan ini adalah lingkungan mikrogravitasi. Dalam kondisi mikrogravitasi, tubuh manusia tidak lagi terbebani oleh gaya gravitasi Bumi, yang menyebabkan berbagai perubahan fisiologis. Artikel ini akan membahas lebih dalam mengenai pengaruh perjalanan luar angkasa jangka panjang terhadap tubuh astronot.
Atrofi Otot dan Tulang
Salah satu perubahan yang paling signifikan adalah atrofi otot dan kerusakan pada tulang. Di Bumi, otot-otot kita terbiasa dengan beban gravitasi, tetapi di luar angkasa, tanpa gravitasi, otot-otot terutama di bagian kaki dan punggung akan melemah dan menyusut seiring berjalannya waktu. Untuk mengatasi masalah ini, astronot diwajibkan untuk menjalani latihan fisik yang ketat untuk mempertahankan massa dan kekuatan otot mereka. Selain otot, masalah lain yang tak kalah penting adalah penurunan kepadatan tulang. Di Bumi, tulang memanfaatkan gaya gravitasi untuk mempertahankan kekuatan dan strukturnya. Namun, di luar angkasa, tanpa gaya gravitasi, tulang kehilangan kepadatannya, terutama di bagian kaki. Penurunan kepadatan tulang ini dapat meningkatkan risiko patah tulang, bahkan setelah kembali ke Bumi. Oleh karena itu, astronot menjalani latihan khusus serta mengonsumsi suplemen kalsium dan vitamin D untuk memperlambat proses kehilangan kepadatan tulang.
Masalah Jantung dan Sistem Kardiovaskular
Selain otot dan tulang, sistem kardiovaskular astronot juga terpengaruh oleh perjalanan luar angkasa jangka panjang. Mikrogravitasi mengurangi kebutuhan jantung untuk memompa darah dari tubuh bagian bawah ke atas, yang akhirnya menyebabkan perubahan pada bentuk dan fungsi jantung. Jantung astronot menjadi lebih kecil dan kurang efisien dalam menjalankan fungsinya. Selain itu, mikrogravitasi juga memengaruhi distribusi cairan dalam tubuh, yang terkonsentrasi di bagian atas tubuh dan dapat menyebabkan gejala seperti pembengkakan pada wajah. Perubahan-perubahan ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga kesehatan kardiovaskular selama perjalanan luar angkasa jangka panjang.
Perubahan Penglihatan Astronot
Masalah penglihatan juga menjadi salah satu tantangan besar yang dihadapi astronot selama perjalanan luar angkasa jangka panjang. Banyak astronot yang melaporkan perubahan pada penglihatan mereka, khususnya penurunan penglihatan jarak jauh. Hal ini disebabkan oleh pengaruh mikrogravitasi terhadap bentuk bola mata dan distribusi cairan di dalam mata. Dalam beberapa kasus, perjalanan luar angkasa yang lama dapat menyebabkan perubahan pada retina dan bahkan mengakibatkan penglihatan kabur. Untuk mengatasi masalah ini, astronot menjalani pemeriksaan mata secara rutin dan mendapatkan perawatan yang diperlukan.
Sistem Kekebalan Tubuh yang Terpengaruh
Sistem kekebalan tubuh juga ikut terpengaruh oleh perjalanan luar angkasa. Di Bumi, sistem kekebalan tubuh berfungsi untuk melindungi tubuh dari bakteri dan virus, namun di luar angkasa, astronot terpapar radiasi yang berbeda, yang dapat melemahkan respons imun mereka. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa astronot lebih rentan terhadap infeksi bakteri atau virus di luar angkasa, yang tentunya meningkatkan risiko kesehatan mereka. Untuk mengatasi hal ini, sebelum melakukan misi luar angkasa, astronot diberikan vaksinasi tambahan dan dipantau secara rutin selama berada di luar angkasa.
Kesehatan Mental Astronot
Kesehatan mental juga menjadi aspek yang sangat penting selama perjalanan luar angkasa jangka panjang. Isolasi yang panjang di ruang terbatas, jauh dari keluarga dan teman-teman, ditambah dengan lingkungan yang monoton, dapat menyebabkan stres psikologis. Banyak astronot yang mengalami kecemasan, depresi, dan masalah emosional lainnya selama misi mereka. Oleh karena itu, lembaga antariksa menyediakan dukungan psikologis dan konseling agar astronot dapat mengatasi tantangan psikologis ini dengan baik.
Perjalanan luar angkasa jangka panjang membawa dampak yang kompleks dan beragam pada tubuh astronot. Dampak-dampak ini mencakup masalah pada otot, tulang, sistem kardiovaskular, penglihatan, sistem kekebalan tubuh, dan kesehatan mental. Namun, berkat upaya yang dilakukan oleh lembaga antariksa, seperti latihan fisik rutin, suplementasi obat, dan konseling psikologis, astronot dapat mengurangi risiko-risiko tersebut. Seiring dengan kemajuan eksplorasi luar angkasa, para peneliti terus berusaha menemukan solusi baru untuk memastikan astronot dapat menyelesaikan misi mereka dengan aman dan sehat di luar angkasa.