Pengatur pertumbuhan tanaman (PPT) adalah senyawa organik yang dapat berasal dari bahan sintetis atau mikroorganisme alami. PPT ini memiliki efek yang mirip dengan hormon tanaman alami dan sangat penting dalam meningkatkan hasil pertanian modern.
Beberapa jenis pengatur pertumbuhan tanaman yang umum digunakan meliputi aminoglutetimid cepat bertindak (DA-6), klorpirifos, natrium nitinol, brassin, dan gibberelin. Namun, ada banyak jenis pengatur pertumbuhan tanaman lainnya, masing-masing memiliki peran dan fungsi yang unik.
Salah satu contoh pengatur pertumbuhan tanaman adalah gibberelin (GA). Saat ini, telah ditemukan lebih dari 100 isomer yang diekspresikan oleh gibberelin. Beberapa jenis gibberelin yang umum digunakan antara lain GA3 (gibberelin 3) dan GA4+7. Gibberelin memiliki banyak manfaat, seperti memecah dormansi biji, mendorong pertumbuhan bibit (terutama bibit yang terhambat), menghambat pembentukan bunga, meningkatkan tingkat pembentukan buah, serta mempengaruhi bentuk buah. Bahkan, gibberelin dapat merangsang pembentukan buah jantan pada tanaman tertentu, meningkatkan ukuran anggur tanpa biji, dan mengubah bentuk buah.
Penemuan gibberelin dimulai pada tahun 1938, ketika ilmuwan Jepang Sadaharu Yabuta dan Sumiki Sakusuke berhasil mengisolasi zat aktif dari filtrat media kultur Erysipelas dan menamakannya sebagai eritromisin. Hingga 1983, lebih dari 60 senyawa yang mirip dengan eritromisin telah diidentifikasi. Secara umum, gibberelin dibagi menjadi dua kategori: bentuk bebas dan bentuk terikat, yang secara kolektif dikenal sebagai eritromisin. Gibberelin tipe GA1 dan GA2 termasuk dalam kategori ini. Aktivitas biologis dari berbagai tipe eritromisin bervariasi, dengan eritromisin (GA3) memiliki aktivitas tertinggi. Peran utama gibberelin adalah mempercepat pemanjangan sel dengan meningkatkan kandungan hormon pertumbuhan dalam tanaman, yang langsung mengatur pemanjangan sel. Selain itu, gibberelin juga dapat merangsang pembelahan dan ekspansi sel, meskipun tidak menyebabkan pengasaman dinding sel.
Selain gibberelin, jenis pengatur pertumbuhan tanaman lain yang juga penting adalah sitokinin (CTK). Sitokinin adalah kelompok hormon tanaman yang dapat merangsang pembelahan sel, induksi pembentukan tunas, dan pertumbuhannya. Beberapa jenis sitokinin yang sering digunakan antara lain ZT, BA, CPPU, dan TDZ. Pada tahun 1955, ilmuwan Amerika, Skoog dan rekan-rekannya, menemukan suatu zat yang dapat merangsang pembelahan sel saat mempelajari kultur jaringan tanaman, yang kemudian dinamakan agonis. Zat ini, yang secara kimiawi dikenal sebagai 6-furfurylaminopurine, tidak ditemukan dalam tubuh tanaman, namun lebih dari belasan senyawa dengan aktivitas fisiologis yang serupa kemudian berhasil diisolasi dari tanaman. Semua senyawa dengan aktivitas fisiologi yang sama, baik yang alami maupun sintetis, kini disebut sebagai sitokinin.
Fungsi utama sitokinin adalah untuk merangsang pembentukan buah, mencegah rontoknya buah, mengatur bentuk buah, mempercepat pertumbuhan tunas samping, memperbesar buah, serta menipiskan buah. Selain itu, sitokinin juga dapat memperlambat penuaan daun dan merangsang diferensiasi tunas.
Abscisic acid (ABA) adalah salah satu pengatur pertumbuhan alami lainnya. Meski memiliki banyak manfaat dalam pengaturan dormansi dan pemisahan bagian tanaman, harga ABA alami (+)-ABA sangat mahal. Proses sintesis kimia untuk menghasilkan ABA juga terbilang mahal, sehingga penggunaan ABA secara luas dalam produksi pertanian masih terbatas. Hanya negara-negara maju seperti Jepang dan Amerika Serikat yang memanfaatkan ABA dalam skala besar untuk produksi pertanian. Namun, para ilmuwan di berbagai negara terus berusaha mencari cara untuk memproduksi ABA alami dengan biaya lebih rendah.
Peran utama abscisic acid adalah untuk menginduksi dormansi dan mempromosikan pemisahan bagian tanaman. Menariknya, abscisic acid memiliki efek yang berlawanan dengan sitokinin, karena ia memiliki efek antagonis terhadap gibberelin dan sitokinin dalam tanaman.
Dengan begitu banyaknya jenis dan fungsi pengatur pertumbuhan tanaman, jelaslah bahwa penggunaan PPT yang tepat dapat membantu petani meningkatkan hasil pertanian secara signifikan. Terutama dengan perubahan cuaca yang sering terjadi, PPT menjadi sangat penting untuk mengatasi tantangan dalam dunia pertanian. Baik itu mempercepat pertumbuhan, meningkatkan kualitas buah, atau mencegah kerugian akibat dormansi, peran pengatur pertumbuhan tanaman sangat besar dalam menciptakan hasil yang lebih baik.
Jadi, apakah Anda sudah siap untuk memanfaatkan potensi pengatur pertumbuhan tanaman untuk meningkatkan hasil pertanian Anda?