Pulau Sumba di Nusa Tenggara Timur memang terkenal dengan pesona alam dan kekayaan budayanya yang memikat.


Salah satu destinasi yang menawarkan keindahan budaya sekaligus panorama alam yang luar biasa adalah Desa Adat Ratenggaro. Desa ini menjadi salah satu kampung adat yang masih mempertahankan tradisi leluhur, dengan rumah-rumah adat megah yang berdiri kokoh di tepi pantai berpasir putih.


Desa ini bukan hanya menawarkan keindahan visual tetapi juga kisah sejarah yang menarik serta budaya yang masih terjaga dengan baik.


Sejarah dan Keunikan Desa Ratenggaro


Nama "Ratenggaro" berasal dari dua kata dalam bahasa setempat, yaitu "Rate" yang berarti kuburan dan "Garo" yang merujuk pada suku Garo yang dahulu pernah tinggal di wilayah ini. Desa ini memiliki kompleks makam megalitikum yang berusia ratusan tahun, yang dipercaya sebagai tempat peristirahatan terakhir para leluhur dan tokoh penting masyarakat Sumba.



Selain itu, masyarakat desa ini masih menjalankan adat istiadat secara turun-temurun, termasuk dalam sistem sosial, hukum adat, hingga ritual keagamaan. Salah satu tradisi yang terkenal adalah upacara kematian atau "Pasola," yang sering kali menarik perhatian wisatawan lokal maupun mancanegara.


Cerita Panjang Rumah Adat di Desa Ratenggaro


Desa Ratenggaro memiliki rumah adat khas Sumba yang dikenal sebagai Uma Mbatangu, yang berarti "rumah menara." Ciri khas dari rumah adat ini adalah atapnya yang menjulang tinggi hingga mencapai 15 meter, menjadikannya salah satu rumah adat tertinggi di Indonesia. Bentuk ini bukan hanya sekadar estetika, tetapi juga melambangkan hubungan erat antara manusia dan roh leluhur.



Selain itu, rumah-rumah adat ini dibangun menggunakan bahan-bahan alami seperti kayu, bambu, dan ilalang yang memberikan kesan tradisional dan alami. Di dalamnya, terdapat tiga bagian utama, yaitu:


- Ruang bawah: Digunakan untuk menyimpan hewan ternak seperti babi dan kuda, yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Sumba.


- Ruang tengah: Berfungsi sebagai tempat tinggal keluarga dan pusat aktivitas sehari-hari.


- Ruang atas: Dijadikan tempat penyimpanan benda pusaka dan lokasi ritual adat, menunjukkan betapa pentingnya spiritualitas dalam kehidupan masyarakat Ratenggaro.


Keunikan rumah adat Ratenggaro ini semakin menambah daya tarik bagi wisatawan yang ingin melihat langsung warisan budaya yang masih lestari.



Kampung Adat yang Paling Instagrammable di Sumba


Bagi pencinta fotografi dan media sosial, Desa Ratenggaro adalah surga bagi para pemburu foto Instagramable. Dengan kombinasi antara rumah adat yang megah, batu-batu kubur megalitikum, serta latar belakang Pantai Ratenggaro yang mempesona, setiap sudut desa ini menyajikan pemandangan yang sempurna untuk diabadikan.



Beberapa spot foto terbaik di Desa Ratenggaro antara lain:


- Kompleks rumah adat Ratenggaro yang eksotis dengan latar belakang langit biru.


- Pantai Ratenggaro, di mana Anda bisa melihat perahu nelayan berlabuh di tepi pantai berpasir putih.


- Batu kubur megalitikum yang berusia ratusan tahun, menjadi saksi sejarah peradaban Sumba.



Saat berkunjung, wisatawan diharapkan tetap menghormati adat istiadat setempat dan meminta izin sebelum mengambil foto di area sakral.


Harga, Rute, dan Lokasi Menuju Desa Adat Ratenggaro



Lokasi Desa Ratenggaro


Desa Ratenggaro terletak di Kecamatan Kodi Bangedo, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur. Desa ini berjarak sekitar 40 km dari Tambolaka, ibu kota Kabupaten Sumba Barat Daya, dan dapat ditempuh dalam waktu sekitar 1 jam perjalanan darat.



Rute Menuju Desa Ratenggaro


Bagi wisatawan yang ingin mengunjungi Desa Ratenggaro, berikut beberapa rute yang dapat ditempuh:


1. Dari Bandara Tambolaka


- Naik mobil sewaan atau ojek menuju Desa Ratenggaro dengan waktu tempuh sekitar 1 jam.


- Alternatif lain adalah menggunakan kendaraan umum, meskipun jadwalnya cukup terbatas.


2. Dari Waikabubak (Ibukota Sumba Barat)


- Perjalanan darat sekitar 2 jam menggunakan mobil sewaan atau kendaraan pribadi.


Harga Tiket Masuk


Untuk menikmati keindahan Desa Ratenggaro, wisatawan hanya perlu membayar donasi sukarela kepada warga setempat. Namun, bagi yang ingin menyewa pemandu lokal untuk mendapatkan pengalaman lebih mendalam tentang sejarah dan budaya desa ini, biasanya dikenakan biaya tambahan sekitar Rp50.000 – Rp100.000.



Aktivitas yang Bisa Dilakukan di Desa Ratenggaro


Selain menikmati keindahan arsitektur rumah adat dan pemandangan alam, wisatawan juga bisa melakukan berbagai aktivitas menarik di Desa Ratenggaro, seperti:


1. Berinteraksi dengan penduduk lokal – Mengenal lebih dekat budaya dan kehidupan masyarakat setempat.


2. Belajar membuat kain tenun Sumba – Salah satu warisan budaya yang masih dilestarikan oleh masyarakat Ratenggaro.


3. Menjelajahi pantai Ratenggaro – Menyaksikan keindahan pantai dengan hamparan pasir putih dan ombak yang tenang.


4. Mengikuti upacara adat jika bertepatan dengan acara tradisional – Seperti Pasola atau ritual adat lainnya yang menarik.


Tips Berkunjung ke Desa Ratenggaro


- Datanglah saat pagi atau sore hari untuk mendapatkan pencahayaan terbaik saat berfoto.


- Kenakan pakaian yang nyaman dan sopan untuk menghormati budaya setempat.


- Jika ingin lebih memahami budaya Sumba, sempatkan berbincang dengan warga lokal dan pemandu wisata.


- Jangan lupa membawa kamera atau ponsel dengan baterai penuh untuk mengabadikan keindahan desa ini!


- Pastikan untuk selalu menjaga kebersihan dan tidak merusak situs budaya yang ada.



Desa Adat Ratenggaro adalah destinasi wajib bagi siapa saja yang ingin menyelami budaya Sumba sekaligus menikmati pemandangan alam yang luar biasa. Dengan rumah adatnya yang megah, batu kubur megalitikum yang bersejarah, serta pantainya yang eksotis, desa ini benar-benar layak disebut sebagai mutiara terpendam di pesisir Pulau Sumba. Jika Lykkers mencari tempat wisata yang kaya budaya, Instagrammable, dan penuh cerita, Desa Ratenggaro adalah jawabannya!