Terasering, sebuah bentuk produksi pertanian yang unik, memanfaatkan topografi pegunungan untuk membangun serangkaian lahan pertanian bertingkat berturut-turut untuk menanam tanaman.


Terasering tidak hanya memiliki nilai pemandangan yang indah tetapi juga memainkan peran penting dalam produksi pertanian dan lingkungan ekologis.


1. Sejarah Terasering


Terasering merupakan metode produksi pertanian kuno yang pertama kali muncul di Asia. Menurut legenda, sekitar tahun 2000 SM, terasering secara bertahap berkembang menjadi metode produksi pertanian utama di daerah pegunungan Asia, dan saat ini telah menjadi teknologi produksi pertanian di seluruh dunia.


2. Karakteristik Terasering


Terasering adalah metode produksi pertanian untuk daerah pegunungan dengan membangun serangkaian plot bertingkat untuk menanam tanaman. Memanfaatkan ketinggian dan kemiringan topografi pegunungan untuk mencapai produksi pertanian yang berkelanjutan.


Terasering dapat menghemat lahan karena memanfaatkan topografi pegunungan dan meningkatkan luas produksi pertanian sambil mengurangi luas lahan pertanian yang diduduki dan mengurangi kerusakan manusia terhadap lingkungan alam.


Teras mengadaptasi karakteristik iklim pegunungan, seperti curah hujan dan air yang melimpah, yang meningkatkan stabilitas produksi pertanian dan hasil panen.


3. Manfaat Ekologis dari Terasering


(1) Konservasi air dan tanah


Sawah teras dapat efektif menghindari erosi tanah karena memperlambat aliran air dan meningkatkan luas area konservasi tanah sehingga tanah dapat dilindungi dan dimanfaatkan secara lebih baik.


(2) Keanekaragaman ekologi


Proses pembangunan dan pemeliharaan terasering membutuhkan perlindungan vegetasi pegunungan dan lingkungan ekologis sehingga pertanian dan lingkungan alami tetap menjaga hubungan yang harmonis, membentuk ekosistem yang kaya dan keragaman komunitas biologis.


(3) Pemanfaatan Sumber Daya Air


Terasering dapat membuat penggunaan penuh dari sumber daya air, dan melalui pembangunan kanal, waduk, dan fasilitas lainnya, air hujan dikumpulkan dan dimanfaatkan, yang tentunya dapat meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya air dalam produksi pertanian.


4. Nilai Budaya Terasering


Terasering bukan hanya metode produksi pertanian tapi juga warisan kebudayaan dan kekhasan lokal. Pemandangan indah terasering dengan ciri khas regional yang unik dan konotasi budaya menarik banyak wisatawan untuk datang dan menikmatinya.


Selain itu, terasering juga merupakan bagian penting dari produksi dan cara hidup masyarakat setempat, dengan kekayaan budaya lokal dan adat istiadat.


5. Perlindungan Terasering


Sebagai metode produksi pertanian yang unik, terasering memiliki nilai ekologis, budaya, dan ekonomi yang penting. Meski terasering memiliki peran penting dalam produksi pertanian dan lingkungan ekologi, jumlah terasering perlahan berkurang karena urbanisasi dan industrialisasi, sehingga masyarakat harus melakukan tindakan pencegahan guna mencegah penghancuran terasering dan melindungi lingkungan ekologi.