Fakta kue apem: makanan tolak bala dari Kraton Yogyakarta.


Kue apem, si manis dan lembut yang sering kali menghiasi meja keluarga Indonesia.


Memiliki filosofi dan sejarah yang kaya. Tidak hanya sekadar camilan, kue apem ternyata memiliki makna mendalam terutama dalam tradisi masyarakat Jawa, khususnya di Kraton Yogyakarta.


Sejarah dan Filosofi Kue Apem


Kue apem merupakan salah satu jenis kue tradisional yang sudah ada sejak zaman dahulu. Nama "apem" sendiri berasal dari bahasa Arab, yaitu "afuan" yang berarti ampunan. Filosofi ini berkaitan erat dengan makna religius di mana kue apem sering disajikan dalam upacara-upacara adat sebagai simbol permintaan maaf dan tolak bala.


Di Kraton Yogyakarta, kue apem sering kali digunakan dalam acara "Saparan" atau "Selamatan". Dalam tradisi ini, kue apem dipercaya memiliki kekuatan untuk menolak bala atau marabahaya. Masyarakat setempat akan membuat dan membagikan kue apem kepada tetangga sebagai bentuk doa agar terhindar dari segala musibah dan mendapatkan keselamatan.


Ciri Khas dan Keunikan Kue Apem


Kue apem memiliki tekstur yang lembut dengan cita rasa manis yang khas. Terbuat dari campuran tepung beras, tape singkong, dan gula, kue ini memiliki aroma yang menggoda. Satu gigitan saja bisa membuat siapa saja jatuh cinta dengan kelembutan dan rasa manis yang menyenangkan.


Resep Kue Apem: Mudah dan Lezat


Ingin mencoba membuat kue apem di rumah? Berikut ini resep sederhana yang bisa Anda coba:


Bahan-bahan:


250 gram tepung beras


100 gram tape singkong, haluskan


200 ml santan kental


100 gram gula pasir


1 sendok teh ragi instan


1/2 sendok teh garam


Daun pisang atau cetakan kecil untuk mengukus


Cara Membuat:


- Campurkan tepung beras, tape singkong yang sudah dihaluskan, dan gula pasir dalam wadah besar.


- Sambil diuleni masukkan santan kental sedikit demi sedikit hingga adonan tercampur rata.


- Masukkan ragi instan dan garam, aduk hingga rata.


- Diamkan adonan selama kurang lebih 1-2 jam agar mengembang. Tutup wadah dengan kain bersih.


- Panaskan air di kukusan hingga mendidih.


- Tuang adonan ke dalam cetakan kecil atau daun pisang yang sudah diolesi sedikit minyak.


- Kukus selama 20-30 menit hingga matang. Tes dengan menusukkan tusuk gigi, jika tidak ada adonan yang menempel, berarti kue sudah matang.


- Keluarkan dan tunggu hingga kue dingin sebelum disajikan. Bisa dinikmati dengan taburan kelapa parut yang sudah dikukus agar lebih lezat.


Kue Apem dalam Kehidupan Modern


Meski zaman telah berkembang, tradisi dan kebiasaan menikmati kue apem tetap bertahan. Banyak orang yang masih membuat dan mengkonsumsi kue ini, terutama pada saat acara-acara khusus seperti hajatan, syukuran, atau sekadar sebagai camilan sehari-hari. Kelezatan kue apem memang tidak lekang oleh waktu.


Kue apem bukan sekadar makanan tradisional, tetapi juga bagian dari warisan budaya yang kaya dengan filosofi dan makna. Mencoba membuat kue apem di rumah bisa menjadi cara yang menyenangkan untuk lebih mengenal dan melestarikan tradisi ini. Jadi, kapan Lykkers akan mencoba membuat kue apem sendiri?