Lechwe, salah satu jenis antelop yang tersebar di wilayah sabana Afrika bagian selatan, memiliki populasi utama yang tersebar di Zambia.


Namun, sejumlah populasi kecil lechwe juga dapat ditemukan di sepanjang sungai di Zambia, Angola, dan Botswana (Estes, 1991). Lechwe termasuk dalam wilayah biogeografis Ethiopia, yang menandakan mereka berasal dari wilayah tropis di Afrika.


Habitat dan Keberadaan


Lechwe lebih suka tinggal di area dataran banjir yang berdekatan dengan rawa-rawa karena dekat dengan sumber air dan makanan. Populasi terbesar dapat ditemukan di dataran datar, di mana padang rumput basah dapat dipertahankan sepanjang siklus banjir. Ketika terjadi banjir yang ekstrem, lechwe biasanya mencari perlindungan di daerah hutan (Estes, 1991). Di habitat mereka, lechwe bisa ditemukan di berbagai jenis teritorial bioma seperti sabana, padang rumput, dan hutan semak.


Deskripsi Fisik Lechwe


Lechwe adalah antelop berukuran sedang dengan tinggi tubuh berkisar antara 90 hingga 112 cm. Warna tubuh lechwe umumnya coklat kastanye dengan bagian bawah tubuh, tenggorokan, dan tanda-tanda wajah yang berwarna putih. Seiring bertambahnya usia, warna lechwe jantan akan menggelap. Lechwe juga memiliki tanda hitam pada kaki dan tubuh, yang warnanya bisa bervariasi antara hitam hingga merah, tergantung pada subspeciesnya. Antelop ini memiliki tanduk yang panjangnya dapat mencapai 45 hingga 92 cm, dengan bentuk yang relatif ramping. Ciri khas lain dari lechwe adalah kaki mereka yang memiliki adaptasi khusus untuk berjalan di medan rawa yang berlumpur. Walaupun lechwe tidak memiliki kelenjar bau, kulit mereka cukup berminyak dan mengeluarkan aroma khas (Estes, 1991).


Lechwe juga memiliki simetri bilateral dan bersifat endotermik, yang memungkinkan mereka bertahan hidup di lingkungan yang beragam.


Reproduksi dan Perkembangbiakan


Lechwe berkembang biak pada periode dua setengah bulan selama musim hujan, biasanya antara November hingga Februari. Betina lechwe bisa mulai berkembang biak sejak usia satu setengah tahun, namun pejantan baru mencapai kematangan seksual pada usia lima tahun. Masa kehamilan lechwe berlangsung selama tujuh hingga delapan bulan, dengan sekitar dua pertiga dari anak-anak lechwe lahir dalam puncak dua bulan, yaitu dari pertengahan Juli hingga pertengahan September di dataran Kafue. Ketika induk lechwe melahirkan, mereka melakukannya sendirian atau dalam kelompok kecil. Anak-anak lechwe yang baru lahir akan bersembunyi di area yang tertutup dan kering selama dua hingga tiga minggu pertama. Setelah itu, anak-anak lechwe akan mulai berkelompok hingga mencapai 50 ekor, dan menjadi relatif mandiri dari induknya. Mereka disusui oleh induk pada pagi dan sore hari, kemudian anak-anak tersebut akan mulai merumput dengan kelompoknya setelah tersembunyi. Anak lechwe akan disapih pada usia lima hingga enam bulan (Estes, 1991).


Umur dan Harapan Hidup


Lechwe memiliki harapan hidup rata-rata sekitar 15 tahun di alam liar. Namun, angka harapan hidup ini dapat bervariasi tergantung pada kondisi lingkungan dan ancaman predator. Meskipun telah mengalami penurunan populasi, lechwe tetap dapat bertahan hidup dalam keadaan liar.


Perilaku dan Kehidupan Sosial


Lechwe jantan dan betina biasanya terpisah sepanjang sebagian besar tahun. Beberapa pejantan lechwe memiliki wilayah teritorial yang sangat kuat, terutama selama musim kawin. Di sisi lain, betina dan anak-anak mereka cenderung berkerumun di dekat sumber air, dan biasanya membentuk kelompok besar yang selalu berubah-ubah. Tidak ada pemimpin yang tetap dalam kelompok betina, kecuali ikatan antara induk dan anaknya yang baru lahir. Lechwe aktif pada waktu sebelum matahari terbit dan beberapa jam setelahnya. Selama musim kawin, lechwe jantan akan membentuk area perkawinan yang dikenal sebagai lek. Lokasi lek ini tidak tetap dari tahun ke tahun, karena dipengaruhi oleh siklus banjir yang tidak menentu. Puncak musim kawin terjadi pada awal musim hujan. Betina yang memasuki masa estrus akan memasuki lek dan kawin dengan satu atau lebih pejantan. Beberapa pejantan akan mendominasi kawin, tetapi stamina mereka akan menurun dan mereka digantikan oleh pejantan lain (Estes, 1991).


Komunikasi dan Persepsi


Lechwe berkomunikasi melalui saluran sentuhan dan kimiawi, yang memungkinkan mereka untuk saling mengenali dan menjaga hubungan dalam kelompok mereka.


Makanan dan Kebiasaan Makan


Lechwe terutama memakan rumput-rumput bergizi yang tumbuh di padang rumput basah. Untuk mencapai makanan mereka, lechwe sering kali makan di dalam air hingga mencapai bagian perut mereka. Selama cuaca dingin, mereka tidak perlu minum air, namun di cuaca panas dan kering, mereka mungkin minum hingga tiga kali sehari (Estes, 1991).


Manfaat Ekonomi untuk Manusia


Lechwe memiliki nilai ekonomi yang signifikan, terutama di sektor wisata. Lechwe telah diburu dan diperdagangkan oleh manusia untuk mendapatkan keuntungan (Estes, 1991). Selain itu, kehadiran lechwe juga menarik perhatian wisatawan yang datang untuk menikmati keindahan fauna Afrika (Stuart dan Stuart, 1995).


Status Konservasi


Lechwe terdaftar di bawah kategori berikut:


- CITES - Lampiran II


- US ESA - Terancam


- IUCN - Rentan (Wilson, 1993)


Dahulu, populasi lechwe diperkirakan mencapai setengah juta individu, namun jumlahnya terus menurun hingga saat ini. Penurunan populasi yang paling signifikan terjadi antara tahun 1971 hingga 1987 akibat pembangunan bendungan hidroelektrik yang mengubah siklus banjir alami. Meski perburuan liar (poaching) tidak terlalu merusak populasi lechwe, dampak perubahan lingkungan tetap menjadi ancaman serius bagi kelangsungan spesies ini (Estes, 1991).